Selamat membaca ...
...****************...
Syuting berjalan dengan sangat lancar, membuat semua orang takjub pada Sherry yang bisa mengendalikan aktor tersebut. Bagaimana tidak, saat Nick tidak bekerja sama dengan baik, Sherry langsung mendelik melayangkan tatapan mautnya, membuat Nick tak berkutik dan tidak berani mengatakan hal apapun lagi.
“Hei! Di sini aku aktornya, kenapa kau malah menakuti diriku?” tanya Nick sambil cemberut karena kesal.
“Itu karena kau salah,” ucap Sherry pada Nick, membuat pria itu semakin kesal.
“Menyebalkan,” gerutu Nick yang masih bisa di dengar oleh Sherry, membuat wanita itu malah terkekeh.
“Sekarang sudah selesai, kau istirahatlah dan makan,” ucap Sherry bernada perintah.
“Iya, bagaimana kalau kita makan bersama,” ucap Nick berharap jika Sherry akan menyetujuinya.
“Maaf, aku tidak bisa. Kau juga tahu, ini masih jam kerja ku. Apalagi ini hari pertama aku bekerja, aku tidak mau memberi kesan yang buruk. Aku harap kau mengerti. Kau pergilah, aku akan kembali ke ruanganku,” ucap Sherry tak enak hati dan segera bergegas kembali menuju ruangan sekertaris untuk bekerja.
Orang- orang di sana sedikit mendengar percakapan mereka. Apalagi saat Nick mengajak Sherry untuk makan bersama. Mereka berpikir jika sang aktor akan marah karena penolakan tersebut.
“Ehmm,” deheman Nick pada seorang resepsionis wanita, membuat wanita itu menelan salivanya kasar karena takut berbuat salah.
“Ada yang bisa saya bantu tuan,” ucap sang resepsionis dengan wajah takut.
“Hmm, di mana ruang tunggu?” tanya Nick tanpa basa basi lebih dulu, dan tak lupa juga wajahnya yang terlihat sangat arogan.
“Kalau begitu, mari saya antar tuan,” ucap sang resepsionis lalu bergegas menunjukkan ruang tunggu yang di maksud oleh sang aktor muda tersebut.
Semua orang yang melihat itu begitu terkejut karena aktor yang paling benci menunggu itu, kini malah menunggu seorang wanita.
Di ruangan sekertaris, seorang wanita yang sedang berkutat dengan komputernya, tiba-tiba mendengar suara dering ponsel miliknya. Dengan segera Sherry langsung mengambilnya dan melihat siapa yang memanggilnya. Terpampang jelas di layar ponsel tersebut, sebuah nama Kakek Mahendra, yang tak lain adalah kakeknya Daffin.
Sherry menekan icon warna hijau pertanda ia menerima panggilan telpon tersebut.
“Halo nak,” sapa seorang kakek di sebrang sana.
“Halo kek, apa kakek membutuhkan sesuatu?” tanya Sherry tanpa basa basi, membuat tuan Mahendra terkekeh mendengar pertanyaan dari calon cucu menantunya.
“Kau terlalu berlebihan, aku hanya ingin mengajakmu makan setelah pulang kerja. Datanglah ke restoran xx, kakek sudah memesan tempat di sana, dan kau harus datang,” ucap tuan Mahendra tanpa ada bantahan sedikit pun.
“Emm, baiklah kek, aku akan datang,” ucap Sherry mau tak mau harus datang.
“Ya sudah, apa kau senang dengan pekerjaan mu, jika ada sesuatu yang mengganggu dirimu, katakan saja pada kakek, apa kau mengerti?” tanya tuan Mahendra dengan penuh penegasan, membuat Sherry terkekeh karena kekhawatiran kakek Daffin. Ternyata pria tua itu juga sangat perhatian.
“Baiklah, nanti jika ada yang berbuat sesuatu padaku, aku akan segera melaporkannya pada kakek,” ucap Sherry sambil tersenyum.
“Kalau begitu, selamat bekerja dan jangan lupa janji makan bersama,” tukas tuan Mahendra yang masih saja terus mengingatkannya dan langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
“Haiss, sampai kapan aku akan mengalami situasi seperti ini,” gumam Sherry sambil memijat kepalanya yang tidak pusing, lalu ia melanjutkan pekerjaannya tanpa ada gangguan sedikit pun.
***
Hari sudah sore dan sudah waktunya untuk pulang kerja. Sherry segara merapikan meja kerjanya untuk segera pulang. Namun, saat ia turun, ia menemukan sosok pria yang tadi siang mengajaknya untuk makan bersama.
“Nick, apa kau dari tadi belum pulang?” tanya Sherry yang di jawab sebuah anggukan oleh pria tampan itu.
“Apa kau menungguku?” tanya Sherry sambil melayangkan tatapan mengintimidasi pada sosok pria yang ada di hadapannya.
“Aku sudah bilang, kalau aku ingin makan bersama,” ucap Nick dengan polosnya, hingga membuat Sherry memijat kepalanya pusing.
“Aku ada janji dengan kakek Mahendra, apa kau mau ikut?” tanya Sherry yang di jawab anggukan yang sangat antusias oleh Nick.
“Kalau begitu ayo. Kakek sudah ada di depan menunggu,” ucap Sherry dan segera melangkahkan kakinya keluar. Tak lupa juga Nick yang mengikutinya bagai anak ayam.
Di dalam sebuah mobil, ada sedikit rasa canggung yang menyelimuti Sherry, karena saat ini ia tidak tahu harus bersikap bagaimana dengan orang yang sudah menjodohkannya, dan ia sangat benci dengan adanya perjodohan.
“Sherry, apa kau merasa kesulitan di hari pertama mu bekerja?” tanya tuan Mahendra yang duduk di samping sopir.
“Tidak kek, mereka semua sangat baik,” jawab Sherry dengan lembut, membuat tuan Mahendra merasa tenang mendengarnya.
“Apa Daffin bersikap baik padamu?” tanya tuan Mahendra lagi, dan itu membuat Sherry tidak tahu harus menjawab apa, karena ia belum bisa menilai seseorang dalam jarak waktu yang sangat singkat, tapi ia sudah sedikit melihat sifat dingin dari pria yang akan di jodohkan dengan dirinya itu.
‘Aku merasa ada sesuatu diantara tuan Daffin dan Sherry, tapi apa? Kenapa tuan Mahendra juga menanyakan sikap tuan Daffin pada Sherry. Ah sudahlah, nanti akan aku tanyakan sendiri pada Sherry,’ batin Nick bertanya-tanya.
“Baik kek. Dia sangat baik,” ucap Sherry asal.
“Baguslah kalau begitu, itu akan lebih baik ke depannya,” ucap tuan Mahendra lega.
“Sherry, apa kau senang di sini?” tanya Nick yang mulai kebosanan.
“Tentu saja,” jawab Sherry kesal.
“Nanti kalau aku mengajakmu keluar kau harus ikut ya,” ucap Nick bernada perintah membuat Sherry menghela napasnya panjang.
“Aku bekerja,” jawab Sherry singkat, membuat Nick semakin ingin terus bertanya.
“Sherr--,” ucap Nick yang langsung di sela oleh wanita cantik yang duduk di sebelahnya itu.
“Diam, kita sudah sampai,” ucap Sherry datar, membuat Nick terbungkam dan melakukan gerakan tangan mengunci mulutnya.
Saat sampai di restoran, Sherry dan tuan Mahendar malah kebingungan, karena pria yang di ajak Sherry terlihat begitu bersemangat di bandingkan dengan Sherry maupun tuan Mahendra.
“Sherry ayo duduk,” ucap Nick dengan senyum mengembang indah di wajah tampannya, sambil menarikkan kursi untuk Sherry.
“Terima kasih,” ucap Sherry dengan lembut dan langsung duduk di kursi tersebut.
Setelah semua pesanan sampai, Nick terlihat begitu bersemangat, membuat Sherry tidak enak pada tuan Mahendra karena sudah membawa pria kekanakan itu untuk makan bersama mereka.
“Sherry, ini makanlah, aku tahu makanan yang kau sukai, jadi cepat habiskan,” ucap Nick sambil menyodorkan sebuah piring yang sudah penuh berisi makanan. Dengan cepat Sherry ambil karena tidak ingin membuang waktu lagi dan ingin segara pulang.
“Terima kasih, kau terlalu bersemangat. Apa kau sudah lapar?” tanya Sherry pada Nick.
“Benar sekali, dari tadi siang aku menunggu mu pulang,” jawab Nick dengan polos, membuat Sherry tidak tega untuk memarahinya.
“Kakek, aku minta untuk kejadian ini. Teman ku sangat kelaparan dan terlalu bersemangat,” ucap Sherry tak enak hati.
“Tidak apa, kakek mengerti. Kakek sudah selesai, dan ingin segera pulang. Sherry, tunggu Daffin untuk menjemput mu, jangan kemana-mana sebelum dia datang. Kakek pergi,” ucap tuan Mahendra yang langsung pulang setelah makan dan berbincang sedikit dengan calon cucu menantunya.
“Hmm, baik kek, hati-hati di jalan,” ucap Sherry sambil tersenyum lembut.
Setelah kepargian tuan Mahendra, Nick akhirnya tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya itu dan ingin segara menanyakan langsung pada Sherry.
“Sherry, aku lihat hubungan mu dengan tuan Daffin sangat tidak sederhana, apa kalian ada hubungan Khusus?” tanya Nick dengan raut wajah yang muram.
“Sebenarnya aku dijodohkan dengan Daffin oleh kakek kami, dan aku sudah menolak, tapi mereka tidak menerima penolakan dengan cara apapun. Lalu kami bertaruh, jika selama waktu tiga bulan kami belum memiliki perasaan apapun, maka perjodohan akan dibatalkan. Sungguh miris bukan,” jawab Sherry sambil terkekeh kecut. Sedangkan Nick yang mendengar hal itu, kini merasa lega dengan jawaban yang diberikan oleh Sherry.
Kini mereka sudah harus segera pulang karena hari sudah semakin sore. Nick dan Sherry berajalan beriringan ke luar dari restoran tersebut.
“Sherry, aku merasa pertemuan ini belum cukup dan ingin terus bersama mu,” ucap Nick merengek pada Sherry, dan itu membuat Sherry gemas, hingga mengacak rambut Nick dengan asal.
“Kau ini manja sekali. Kita akan berjumpa lagi di lain waktu oke,” ucap Sherry yang dijawab sebuah anggukan malas oleh Nick.
Di dalam mobil, ada seorang pria yang sedang memicingkan matanya tak suka, jika wanita yang akan dijodohkan dengan dirinya dekat dengan pria lain.
Tiba-tiba terdengar klakson mobil menyadarkan Sherry dan Nick.
Mengetahui siapa yang datang, Sherry segera melangkahkan kakinya menuju mobil dan meninggalkan Nick di sana.
“Cih! Ternyata itu alasan mu yang tidak akan menyukai ku,” ucap Daffin dengan tatapan lurus ke depan dan tersenyum sinis, membuat Sherry tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Daffin.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Shautul Islah
eee davin, mulai deh kayanya,cemburu ya??
2023-02-26
0
Vita Zhao
Daffin salah faham, sepertinya dia mulai cembukor🤣
2023-01-12
0