Selamat membaca ...
...****************...
Setelah kepergian Sherry, Lexa begitu merasa sangat terhina dan sangat membenci Sherry. Bagaimana pun ia tidak akan sudi jika Sherry menikah dengan Daffin.
‘Sial! Wanita itu berani sekali! Aku tidak akan pernah membiarkan wanita kampung itu menikah dengan kak Daffin. Cih! Yang benar saja, upik abu berharap jadi Cinderella,’ geram Lexa sambil menatap kepergian Sherry, sebelum akhirnya ia pun bergegas pergi dari sana.
***
Untuk membangun perasaan antara Daffin dan Sherry. Kakek Daffin yang bernama Mahendra meminta Sherry untuk jadi sekertaris Daffin di perusahaannya, dan kakek Sherry yang bernama Wijaya langsung menyetujuinya, hingga membuat Daffin maupun Sherry tak bisa berkutik dan membantah keinginan kakek masing-masing.
Setelah keluar dari kamar Daffin, wanita cantik itu segera ke kamar yang seharusnya ia tempati. Sherry segara membersihkan diri karena hari ini adalah hari pertama ia bekerja dengan pria yang dijodohkan oleh kakeknya.
Tak butuh waktu lama, setelah berganti pakaian dengan setelan kerjanya, Sherry langsung bergegas menuruni anak tangga satu persatu sambil berlari kecil. Sherry meninggalkan rumah mewah milik Daffin karena sang sopir sudah menunggu di bawah sana.
“Selamat pagi pak,” sapa Sherry dengan ramah pada pak Yanto sang sopir. Tak lupa juga Sherry menebar senyuman manisnya itu, hingga membuat pak Yanto terkagum-kagum dalam hati karena kecantikan dan keramahan calon istri dari majikannya tersebut.
“Selamat pagi nona,” sapa pak Yanto datar. Bagaimana pun ia tidak berani pada wanita itu. Pak Yanto pun membukakan pintu mobil untuk sang majikan. Dengan segera Sherry langsung masuk dan duduk di dalam.
Pintu mobil tertutup.
Tunggu! Sherry menoleh ke arah samping.
“Kau!” ucap Sherry setengah berteriak sambil menunjuk pria yang ada di sampinya. Pria yang semalaman memeluk dirinya.
“Memangnya kenapa, ini mobilku,” ucap Daffin dengan datar, sebenarnya ia juga tidak suka memberi tumpangan pada wanita asing. Jika saja pagi ini kakeknya tidak memerintahkan untuk satu mobil dengan Sherry, tentu saja ia akan meninggalkan wanita itu sendirian. Entah apa yang kakeknya rencanakan selanjutnya. Daffin sangat kesal karena sang kakek tahu jika dirinya tidak suka kalau barangnya di sentuh oleh orang lain, tapi malah kakeknya seolah tak tahu apa-apa.
“Cih! Sombong sekali kau ini. Jangan besar kepala, aku juga tidak sudi menikah dengan kamu,” cibir Sherry dengan lirikan tajamnya.
“Apa kau sedang membual,” ucap Daffin sarkas, membuat Sherry tak bisa menahan kekesalan di hatinya.
“Maaf ya, sepertinya kamu berpikir terlalu jauh. Aku menerima perjodohan ini karena kakek ku memaksa, meskipun aku menolak dengan keras. Asalkan dalam waktu tiga bulan kita tidak menunjukkan rasa ketertarikan, pernikahan kita akan dibatalkan. Dan ingat satu hal, aku tidak akan pernah menyukai mu, tuan Daffin Mahendra. Bagaimana pun dan sampai kapan pun, titik,” ucap Sherry bersungut-sungut mengeluarkan isi hatinya, dan juga menjelaskan alasan dia menerima pria itu. Bahkan, Sherry secara terang-terangan menolak pria tampan itu.
Padahal diluar sana, banyak para wanita yang mengantri untuk di jadikan istri, tapi Daffin tetap acuh tak acuh dengan alasan sedang menunggu seseorang. Betapa geramnya Daffin saat mendengar ucapan Sherry yang terdengar begitu merendahkan dirinya. Dan apa tadi? Tidak akan pernah menyukainya? Cih! Yang benar saja, wanita manapun yang ia inginkan akan ia dapatkan tanpa bersusah payah, apalagi hanya wanita kampung seperti Sherry.
“Cih! Kau jangan mimpi, aku tidak akan pernah berharap kau menyukai ku. Jadi, jangan besar kepala. Oke, jika dalam waktu tiga bulan itu kau bisa membuktikannya padaku, aku akan sangat berterima kasih padamu,” ucap Daffin dengan datar, tak lupa juga tatapannya yang sinis menatap wanita itu. Sungguh tak ada yang berani pada dirinya selain wanita kampung itu, hingga membuat Daffin serasa ingin mencekik wanita yang ada di sampingnya, karena seolah ia tidak laku saja.
Setelah perdebatan kecil tapi sangat sengit di antara keduanya, tak terasa jika mereka sudah sampai di perusahaan milik Mahendra.
“Bersikaplah yang baik dan jadilah seorang wanita penurut. Kau harus bisa menempatkan dirimu. Kau adalah sekertaris ku mulai sekarang, dan kau juga adalah wanita yang telah di jodohkan denganku, kau tahu kan apa yang harus kau lakukan. Jangan sampai mereka curiga kalau hubungan kita tidak baik. Keluarkan kesan untuk mereka kalau kita adalah pasangan yang cocok dan saling mencintai. Jangan sampai kau membuat malu dan mencoreng nama baikku, apa kau mengerti?” tanya Daffin hanya untuk memastikan pada Sherry, setelah memberi petuah pada wanita itu. Jika biasanya Daffin irit bicara, kini pria itu lebih cerewet entah apa alasannya, ia pun tak mengerti.
“Hmm, aku mengerti. Kau ini terlalu banyak bicara,” ucap Sherry dengan ketus, membuat Daffin harus bisa lebih bersabar menghadapi wanita itu. Jangan sampai ia mencekik wanita keras kepala itu tanpa sadar karena kehabisan kesabaran.
Di perusahaan, sudah tersebar gosip jika sang CEO, Daffin Mahendra sudah dijodohkan. Bahkan, mereka tahu jika calon istrinya berasal dari kampung, dan asal usul sang wanita yang datang dari kampung itulah, yang membuat para karyawan mencibirnya.
Apalagi mereka sangat terkejut jika sang wanita yang telah dijodohkan dengan sang CEO mereka, akan bekerja di kantor yang sama dengan jabatan sekertaris CEO. Sungguh, mereka tak habis pikir dan selalu mencibir wanita itu, dan bahkan mereka merendahkan wanita yang sudah menjadi sekretaris Daffin tersebut.
“Eh, kalian tahu tidak, jika hari ini, Tuan Daffin akan membawa calon istrinya yang datang dari kampung itu?” tanya karyawan wanita satu.
“Iya, aku juga tahu. Aku dengar wanita itu mau bekerja disini sebagai sekertaris Tuan Daffin,” jawab karyawan wanita dua.
“Iss, bagusan juga aku kerjanya. Mana bisa orang kampung pake komputer,” ucap karyawan A.
“Iya bener, pasti wanita kampung itu jelek, burik, penampilannya gak modis, dan yang lebih parah lagi, udik. Bener gak sih temen-temen,” ucap karyawan B yang mencari pembenaran dari teman-temannya.
Begitulah kira-kira mereka merendahkan wanita yang telah dijodohkan dengan sang CEO. Bahkan berani merendahkan sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Namun, tiba-tiba sang Asisten, Reno, berjalan melewati mereka, karena ingin menyambut sang tuan muda.
“Selamat pagi tuan, nona,” sapa asisten Reno saat sampai di loby kantor.
“Hmm, kumpulkan mereka dalam satu ruangan,” ucap Daffin datar, dan hal itu sudah biasa bagi asisten Reno, membuat Sherry tak habis pikir dengan sang asisten pria dingin itu, yang betah bekerja di perusahaan Mahendra.
“Baik tuan muda, perintah akan segera saya laksanakan,” ucap asisten Reno membungkuk kemudian bergegas pergi untuk menjalankan perintah.
Sedangkan Daffin dan Sherry, berjalan beriringan sambil bergandengan tangan memasuki perusahaan. Melewati beberapa karyawan yang ada di sana. Sadar akan kehadiran sang CEO, kini mereka akhirnya menoleh ke arah Daffin untuk menyapa dan memberi hormat.
Betapa terkejut dan tercengangnya mereka saat melihat seorang wanita cantik dan modis berjalan beriringan dengan sang CEO,. Bahkan wanita yang kini mereka lihat bagai seorang model cantik, meskipun dandanannya sangat sederhana, tapi terlihat sangat elegant. Namun, mereka tidak ingin menilai penampilan luarnya saja, mereka masih beranggapan jika wanita yang datang dari kampung itu tetap udik dan kuno, yang tidak tahu cara menggunakan komputer.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Vita Zhao
Wkwkwkwk sama2 gak sudi nanti malah sama2 bucin😅😅😅😅
2023-01-10
0