Yara sudah menghubungi orang tua nya jika ia akan pulang bersama Tomi, papa Bonar sudah tidak marah lagi dan ia akan menerima Tomi. Namun bukan pak Bonar jika tidak iseng, badannya tegap tinggi kumisnya tebal semacam inspektur di film India. Tomi datng ia menyalami kedua orang tua Yara dengan takzim.
" maaf pak saya datang lagi untuk..."
" hebat kali kau anak muda, tak pantang menyerah". pak Bonar memotong kata-kata Tomi membuat Tomi begidik tangannya dingin keringat nya mengalir cuaca yang dingin kini jadi gerah.
" i iya pak, saya berniat menikahi anak bapak kembali". ucap Tomi dengan cepat karena gugup. Yara dan ibunya menahan tawa melihat Tomi.
" emang punya apa kau akan menikahi anak saya"
" saya punya iman pak". Yara tak bisa menahan tawanya ia tergelak.
" hanya karena punya iman kamu nekat melamar anak saya." tanya pak Bonar sembari melintir kumisnya dengan nada sedikit tinggi.
" itu yang terpenting pak, jika kita punya iman tak akan tergoda oleh apapun. miskin iman itu lebih berbahaya karena iman tak ada yang meminjamkan kalau cuma miskin harta masih banyak yang mau berbaik hati mberi ataupun meminjamkan." ceramah Tomi yang ia pelajari dari Abah tempo lalu.
" akan kau kasih makan apa anakku nanti".
" nasi, ayam, telor semua bisa saya kasih sama Yara. ada restauran kecil usaha saya dan kedua orang tua saya. Yara tak akan lapar pak". sebenarnya pak Bonar juga menahan tawa tapi ia suka mengerjai Tomi. Tomi benar-benar gugup saat si tanya ia menjawab nya cepat dan gugup.
" Bagus, besok ajak orang tua mu kemari saya ingin tahu macam mana mereka punya anak begini sudah ku tolak dua kali masih nekat aja."
" baik pak saya akan bawa orang tua kemari besok".
" kamu itu tak takut apa sama saya". tanya pak Bonar dengan nada tinggi.
" saya takutnya sama Allah pak, bukan sama siapapun. Kalau sama bapak saya cuma takut bapak menolak saya lagi, saya mencintai Yara pak". pak Bonar manggut-manggut.
Setelah pembicaraan cukup lama akhirnya orang tua yara mengajak Tomi makan. Tomi manut saja pertama kalinya makan bersama orang tua Yara. Yara kembali ke kafe dan Tomi dan Tomi nanti pulang ke rumah nya ia akan menyampaikan kepada ibu bapaknya jika besok akan ke rumah Yara.
_
_
Di kafe Hamdan sudah di penuhi dengan anak-anak semuanya ada Hamdan mengajak teman-teman nya untuk makan siang di sana. Rendi naik mobil bersama Kiran, ada sepasang mata yang tak melihat nya siapa lagi kalau bukan Zidan. Zidan bersama orang tua nya juga ke kafe untuk makan siang.
" Nak sebanyak wanita di kampus itu apa tak ada satupun yang kamu sukai". tanya umi yang melihat banyak wanita cantik di kampus itu.
" mereka memang semua cantik umi tapi tak ada yang sreg satupun dengan hati Zidan". sembari menyupir mobilnya.
" coba lah kamu mengenal dulu, siapa tau kalau sudha kenal kamu bisa sreg nak. Nanti umi minta bantuan kia saja untuk mengenalkan mu pada teman perempuannya." pengahrapan umi terhadap zidan, umurnya tak muda lagi tapi belum menikah,.
" baiklah umi rekomendasikan saja sama kia siapa tau ada yang cocok sama Zidan". Zidan tak mau mengecewakan umi nya.
Memang semenjak Hamdan mengalihkan perusahaan kepada dirinya ia sibuk bekerja bahkan sampai tak memikirkan wanita itu pemikiran umi. padahal Zidan itu menunggu pujaan hatinya, maunya ia hilangkan dari pikirannya tapi tetap tak bisa apalagi setiap hari bertemu membuat Zidan tak kuasa jika tak melirik nya sebentar. Kiran itu memang wanita biasa ia tak pernah bersolek hanya memakai bedak tipis saja tapi senyumnya manis sekali itu yang membuat Zidan jadi tertarik padanya.
Semua ikut makan di kafe kebetulan Yara dan Tomi tiba mereka belum pulang. Masih melanjutkan senang-senang dengan kelulusan para istri, kini Aris menyanyi tak biasanya juga Hamdan bernyanyi tapi di paksa oleh para sahabatnya. juga Zakia memohon ingin di nyanyikan satu lagu untuk suaminya itu. terpaksa Hamdan ikut maju bersama Aris mereka duet dalam bernyanyi. Kemudian Hamdan bernyanyi sendiri untuk di persembahkan kepada Zakia.
aku slalu bermimpi tentang indah hari tua bersamamu
tetap cantik rambut panjangmu
meskipun nanti tak hitam lagi
bila habis sudah waktu ini
tak lagi berpijak pada dunia
telah aku habiskan
sisa waktuku hanya untukmu
Begitulah kira-kira liriknya saat Hamdan bernyanyi untuk sang istri, Hamdan kemudian menarik istri nya untuk ikut menemani ia bernyanyi. Tepuk tangan meriah untuk pasangan pasutri itu, Hamdan terus menyanyikan lagu yang membuat hati kia terenyuh. apalagi yang menyaksikan baper abis, baru pertama kalinya kia tau Hamdan menyanyi untuk dirinya. Suasana kegembiraan masih terpancar hanya Zidan saja yang duduk senyum tapi kurang ikhlas karena melihat Kiran dekat dengan Rendi. Rendi tak canggung lagi ketika ia menarik Kiran untuk ikut bernyanyi mereka sudah lama kenal, dulu semasa SMA Rendi sering mengajak Kiran untuk bernyanyi. Namun Zidan tidak tau jika hubungan Rendi dan Kiran hanya sebatas Rendi menganggap Kiran adalah adiknya.
" tom baru datang gimna berhasil Ndak". Tomi duduk lalu menghembus nafas kasar.
" masih harus berjuang". kata Tomi.
" sabar orang sabar di sayang Tuhan". ucap Aris membuat semuanya tertawa.
" hari ini ketiga kalinya aku mendatangi bapaknya tapi belum di terima,".
" ngenes amat nasib lu,".
" tau ah kak Feni mah bikin nasib aku nyesek ngenes pakek banget". wkwkwk semuanya tertawa.
" akan ada pelangi setelah hujan Tomi, sebentar lagi kebahagiaan yang lebih akan berpihak padamu. jangan putus asa juga jangan menyerah. semangat kawan.". Tomi manggut-manggut namun Yara tertawa melihat raut wajah Tomi.
" Tapi aku gak pernah larut bersedih karena ada kalian yang selalu bikin aku tertawa, kalian ini sahabat aku yang selalu menguatkan." Tomi merangkul temannya yang ada di sampingnya..
" ayo tom nyanyi". ajak Rendi kemudian ia di tarik. akhirnya Tomi nyanyi menghilangkan kegundahan dalam hati.
" Yara memang gimana papa mu, belum nerima Tomi juga." Yara terkekeh.
" kamu kayak ngga tau papa ku aja Anita, papa pasti tak akan rela jika tak mengerjai Tomi dulu. Semenjak kejadian Rangga di hotel itu papa udah mau Nerima Tomi sebenarnya cuma papa ingin melihat keseriusan Tomi itu bagaimana. Begitulah papa dengan wajah garangnya ia akan buat Tomi sampai di mana bertahan untuk tetap maju berjuang agar bisa menikahi ku".
" ya ampun papa mu tega bener Yara, ngenes amat nasib Tomi". Yara dan Anita tertawa.
Hingga sore mereka bersenang- senang di kafe milik Hamdan, setelah selesai semua kelelahan akhirnya mereka pulang ke asal masing-masing.
____
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Herry Murniasih
kok Tomi nyalahin kak Feni, iya juga sih kak Feni yang buat cerita😁😁😁
2023-01-12
1