Melepas Lajang
Kiran baru saja pulang dari kantor ia sangat lelah di antar oleh sopir, hingga saat ini Hamdan tak membiarkan jika Kiran harus pulang pergi sendiri. terkadang Zidan yang menjemputnya karena sopir sedang ada tugas lain. Kiran melemparkan tubuhnya ke ranjang kemudian ia memejamkan matanya terlelap sejenak sebelum mandi. hari ini tugas kuliah nya banyak begitu juga dengan pekerjaam di kantor, Kiran tak pernah mengeluh sedikitpun namun yang namanya manusia pasti ia merasakan yang namanya lelah.
" ibu kak Kiran sudah pulang belum". tanya Aurel ia akan bersiap untuk mengaji sore.
" sudah baru saja tapi Aurel jangan ganggu ya sepertinya kakakmu sangat lelah". kata ibu panti memang Aurel sangat dekat sekali dengan Kiran.
" baiklah nanti saja, Aurel berangkat dulu ya Bu." Salim seperti biasa ia akan berangkat ke surau dekat panti.
" iya hati-hati jangan bermain hingga lelah". begitulah pesan ibu panti selalu karena Aurel tak boleh lelah jika lelah ia akan pingsan penyakitnya kambuh.
Kiran terbangun ternyata sudah sore di lihatnya jam dinding sudah setengah enam, Kiran bergegas keluar dari kamar melihat sekitar biasanya saat sore ia membantu memasak ibu panti. Di lihatnya ibu panti sudah selesai memasak tinggal mencuci alat bekas masak saja.
" kenapa ibu tidak bangunkan Kiran Bu". Kiran sembari mengambil air putih di pintu kulkas.
" tak apa-apa ibu bisa sendiri hanya masak sayur sup aja sama goreng tempe". ibu panti sembari tersenyum tetap melanjutkan cucian nya.
" ya kan ibu jadinya lelah harus masak sendirian". ucap Kiran.
" ibu bisa istirahat setelah ini, lelah itu biasa Kiran kalau tak lelah malah gawat ibu jadi seperti robot ". ibu panti terkekeh.
" belum pulang mereka Bu, ".
" belum mungkin sebentar lagi masih di surau".
" Stok sayuran mulai menipis ya bu, ibu belum belanja." Kiran saat melihat isi kulkas yang sudah tak penuh lagi.
" iya besok insyaAlloh ibu akan belanja, sudah sore kamu cepetan mandi keburu adzan Maghrib nanti".
" okey Bu, besok Kiran antar ke pasar Bu ".
" iya..."
___
Zidan datng langsung membaringkan tubuhnya di sofa, terdapat umi dan Abi sedang menonton televisi setelah shalat isya sembari menunggu anak laki-laki nya. Akhir-akhir ini Zidan sering lembur mereka menangani proyek bersama Tomi karena Hamdan sudah jarang ke kantor ia berikan tanggung jawab sepenuhnya kepada Zidan.
" lembur lagi nak". tanya umi.
" iya mi kami baru saja mengerjakan proyek baru". ucap Zidan ia masih memejamkan matanya.
" jangan terlalu di forsir badannya ingat tubuh juga butuh istirahat". ucap umi namun Zidan hanya menjawab dengan deheman.
Umi berjalan ke belakang ia memanaskan air untuk membuat kopi untuk Zidan dan Abi sembari menyiapkan air untuk mandi Zidan.
Zidan terbangun kala hidungnya menghirup bau khas kopi buatan umi, ia duduk lalu menyeruput kopinya. Abi masih fokus melihat berita televisi tentang bisnis, meski di rumah tapi Abi selalu menyalurkan ilmunya untuk Zidan ketika ada masalah di kantor dengan mudah Zidan menyelesaikan mengingat apa yang Abi ucapkan.
" makanya cepat cari istri zidan umurmu sudah tak muda lagi, kalau pulang gini sudah ada yang menyiapkan sesuatu nya buat mu" ucap Abi.
" doakan saja bi, maunya sih Zidan begitu tapi gimana belum ada yang cocok sama Zidan". Zidan langsung mengingat Kiran wanita yang sudah mempatri hatinya.
Sebenarnya Zidan sudah melakukan ta'aruf sebelum ia jatuh cinta sama Kiran. Lambat laun karena seringnya mereka bertemu Zidan jatuh cinta dengan gadis panti itu.
" Mau cari yang bagaimana nak, sudah sepuluh wanita yang kamu tolak. tak usah cari yang berlebih-lebihan, buat Abi yang penting baik agamanya saliha sopan kepada orang tua". ucap Abi memberi penjelasan kepada Zidan. abinya sampai bingung dan ia juga malu dengan ustad yang sudah memberikan proposal ta'aruf kepada Abi untuk Zidan. ustadz tau jika Zidan anak yang Soleh, ustadz pun mencarikan nya tidak kaleng-kaleng. bibit bebet bobot nya jelas.
" yang jelas sreg dengan hati Zidan bi".
" Abi mau denger seperti apa kiriteria nya, kemarin ustadz Amir menanyakanmu lagi". ungkap Abi.
" yang jelas wanita bi." umi nya terkekeh mendengar jawaban Zidan.
" astaghfirullah nak emang kamu mau nikah sama selain wanita, itu pasti wanita Zidan". abi geleng-geleng kepala merasa sudah pusing dengan satu anaknya itu.
Zidan itu tampan juga mapan, banyak wanita yang tergila-gila padanya. apalagi Hamdan mengganti mobil Zidan dengan yang lebih bagus. Zidan juga sudah pindah rumah ke yang lebih besar dengan hasil keringatnya itu ia membeli di dekat Zakia jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Hamdan.
Zidan lalu bergegas mandi badannya sudah sangat lengket sekali ia ingin istirahat karena besok harus bekerja lagi. Kini hidupnya ia fokuskan ke perusahaan bekerja dan bekerja ia malas memikirkan wanita lagi. Hanya satu yang tak hilang dari benak nya yaitu Kiran namun Kiran masih kuliah dan belum ingin menikah.
Zidan menutup wajahnya dengan bantal ia benar-benar sulit melupakan Kiran, jarak umur mereka memang terlampau jauh. Sebenarnya Zidan tak ingin terlalu banyak berharap belum tentu juga Kiran mau dengan nya bujang lapuk, umur sudah 30 tahun begitu matang bukan. seperti mangga yang udah matang sebentar lagi akan jatuh. Setiap hari bertemu bagaimana Zidan mau melupakan Kiran bahkan justru semakin terpatri dalam hatinya. Rendi yang begitu dekat dengan Kiran membuat Hamdan minder, Rendi lebih mudah juga tampan.
" ya Allah kenapa tak kau hilangkan saja dia dari pikiran ku, biarkan aku mencintai orang yang wajar tak jauh-jauh dari umurku. Penantian ku untuk nya akankah berbalas manis atau menyakitkan". monolog Zidan.
Zidan guling-guling diranjang dengan bantalnya, dulu ia sudah pernah menanyakan kepada Kiran namun jawaban Kiran selalu itu. tak ingin memikirkan laki-laki sebelum lulus kuliah. Tak ada alasan lain yang di ungkapkan itu hanyalah prinsip dari Kiran saja, ia tak ingin mengecewakan Hamdan yang sudah membiayai kuliah nya bahkan kiran sangat di cukupi oleh hamdan. Hamdan salah satu donatur di panti Kiran, untuk makan sekarang panti sudah tak bingung karena ada kran yang bagus. Hamdan mencukupi semua kebutuhan panti tanpa terkecuali, bahkan pendidikan nya Hamdan yang memenuhi hingga jenjang SMA. Hanya Kiran saja yang sampai kuliah karena Kiran sembari bekerja di perusahaan Hamdan dan Kiran anak yang pantang menyerah.
Sebenarnya Kiran mencintai Zidan tapi ia takut, takut akan tersakiti di kemudian hari tersakiti oleh dirinya sendiri karena menyimpan harapan terlalu tinggi. apalagi Kiran hanyalah seorang yatim piatu. Kiran tidak ingin terlalu berharap tinggi, wanita mana yang tak terpesona dengan Zidan ia tampan bahkan sekarang menjadi sosok laki-laki tampan juga dewasa.
____
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TERNYATA KIRAN JUGA MNCINTAI ZIDAN....
2023-09-15
0
Eny Hidayati
menyimak Thor ... tetap semangat untuk terus berkarya dan sukses untukmu...
2023-08-02
1
Maulana ya_Rohman
mampir thor....
2023-02-19
1