Hari libur adalah hari yang sangat di nanti oleh Kiran ia akan bisa istirahat sepuasnya. Paginya harus anter ibu panti untuk belanja dulu stok sayuran di kulkas sudah habis, anak-anak seperti biasa mereka akan membersihkan panti dengan suka cita dan bahagia.
" Hay Kiran sednag belanja". tanya tetangga Kiran ia juga ikut ke pasar.
" temani ibu belanja Mia" jawab kiran ia berdiri di belakang ibu yang sedang memilih sayuran.
" Masih bekerja juga sambil kuliah kamu hebat Kiran". kiran sejak duduk di bangku SD memang terbilang anak yang cerdas.
" iya kalau tak berkerja mana bisa aku kuliah Mia". Kiran terkekeh.
" oke aku ke warung dulu ya ibuku harus di bantu".
" iya Mia ". Mia meninggal kan Kiran yang sedang menemani ibu berbelanja.
Tak ada yang Kiran lakukan di hari libur kecuali istirahat dan ia akan tidur dari setelah Zuhur hingga adzan ashar. Hanya hari itulah yang bisa ia gunakan untuk istirahat lama, di hari biasanya setelah pulang ke kampus Kiran langsung bekerja di kantor. itu tak menyurutkan cita-citanya dari situlah Hamdan sangat menyayangi Kiran keteguhannya luar biasa.
" Kakak ayo bangun kakak". Aurel menggoyangkan tubuh Kiran
" Aurel kakak masih mau tidur ngantuk nih, kenapa kamu ganggu kakak". Kiran kembali memeluk gulingnya.
" ayo temeni Aurel, Aurel tak dapat izin jika kakak tak ikut". Kiran duduk dengan wajah yang masih acak-acakan.
" kemana sih Aurel ini hari libur kakak mau tidur lagi," di lihatnya masih jam 2 siang.
" ayo kakak di depan udah ada kak zidan aku tak boleh pergi jika tak bersama kakak". Kiran langsung membuka matanya ia mengarah ke pintu mengintip Zidan.
" ada janji apa kamu sama kak Zidan Aurel" Aurel tertawa melihat pelototan Kiran.
" aku mau kencan sama kak Zidan". Kiran menoel kepala Aurel
" kalau mau kencan ya sana masa ajak kakak". Kiran merapikan selimutnya.
" tak akan di izinkan sama ibu, kalau sama kakak pasti di beri izin". Aurel memasang wajah memelas, Kiran jika Aurel sudah begitu ia tak akan mungkin tak mengabulkan Aurel.
" kamu merusak hari libur kakak, Aurel...". Aurel berlari mengambil anduk dan di kalungkan ke leher Kiran sembari mendorongnya ke arah kamar mandi. Kiran masih dalam posisi mengomel tanpa batas. Setelah Kiran masuk kamar mandi Aurel cekikikan ia berhasil mengajak kakaknya.
Zidan masih menunggu di depan ia bermain bersama yang lain. Kiran mandinya sangat cepat tak lama seperti biasanya. ia berganti pakaian dengan baju yang simple celana dan baju kemeja. tak lupa phasmina ia lilitkan di lehernya.
" ayo kak". ajak Aurel ketika melihat Kiran sudah siap.
" kita mau ke mana Aurel". tanya Kiran yang menenteng sepatunya.
" temani Aurel kencan dengan kak Zidan". Zidan yang mendengar celotehan Aurel tertawa.
" isshhh... anak kecil tau apa kamu soal kencan".
" jalan bareng makan eskrim". Zidan tergelak geli Aurel memang sedikit bar bar.
" itu namanya cuma kamu mau jalan minta kak Zidan belikan es krim, cokelat apa pun yang kamu mau". Aurel justru malah mengacungkan jempolnya dengan wajah meringis.
" ayo keburu sore". ajak Zidan menggandeng Aurel, Aurel berjalan mengikuti Zidan. Zidan membukakan pintu untuk Aurel yang duduk di samping kemudi Zidan sedangkan Kiran duduk di belakang.
" kakak kapan sih bikin janji sama Aurel". Kiran kesal seharusnya hari ini ia masih punya waktu untuk tidur .
" Aurel yang ngajakin kakak katanya Minggu ini kamu ingin jalan-jalan" Kiran melotot ke arah Aurel, Aurel sembunyi di balik kursi mobil.
" Aurel...." Kiran berkata dengan gigi di keratkan.
" kiran tak pernah berkata seperti itu kak Zidan, awas nanti kamu Aurel kak Kiran bilang ke ibu kalau kamu bohong sama kak Zidan". Aurel memasang wajah memelas ia menoleh ke arah Kiran.
" jangan kak plis jangan kakak sayang". Zidan tersenyum melihat adik kakak itu.
" Aurel kenapa harus berbohong sama kak Zidan, kapanpun Aurel ingin jalan-jalan pasti nanti kakak ajak jika kakak sedang tak sibuk bekerja. Besok jangan pernah berbohong ya itu dosa bisa masuk neraka. emang Aurel mau masuk neraka". Aurel menggeleng ia takut.
" nah apapun itu besok-besok Aurel tak boleh berbohong ya sayang". terang Zidan hari jni ternyata ia kena prank sama Aurel , Zidan mengira beneran Kiran yang ajakin jalan. mana tadi pakai baju sudah gunta ganti sampe lima kali. parfum udah di semprot kesana kemari sampai pan""t juga kena semprot katanya biar pun kentut baunya tetap wangi wkwkwk. ada-ada Zidan ini, rambut sisir beberapa kali biar melipis. kaca ampe mau pecah sebel ngelihat Zidan hampir satu jam berdiri di depan kaca.
" maaf kak Zidan , maaf kak Kiran besok-besok Aurel tak akan ulangi lagi". ucap Aurel dengan wajah memelas nya.
" iya sayang, anak baik itu harus berkata jujur, jika bohong nanti di gigit sapi ompong" Aurel tergelak tertawa terbahak mendengar ucapan Zidan di ikuti Kiran wajah cemberutnya kini hilang.
" iya kakak Aurel janji tidak akan berbohong lagi".
" anak pintar " Zidan mengusap kepala Aurel.
" emang kita mau kemana kak". tanya Kiran.
" ke mall aja biar Aurel bisa makan dan istirahat". ucap Zidan sembari fokus menyetir.
Kedewasaannya Zidan membuat ia semakin berwibawa, siapa yang tak jatuh cinta jika di dekatnya. Zidan juga dari keluarga baik-baik, apalagi sekarang ia kakak ipar seorang pengusaha muda yang terkenal bahkan di dunia bisnis sudah banyak yang mengenalnya. Aurel langsung di ajak duduk di restoran yang ada di mall ia diperbolehkan Zidan memilih apapun. Kiran senang melihat Aurel juga senang.
" Kiran kamu mau pesan apa," tanya Zidan.
" apa saja kak es krim juga boleh kita makan bersama-sama". Kiran hanya tak mau merepotkan Zidan, Aurel sudah cukup merepotkan Zidan.
" Aurel nanti kamu pilih saja apa yg kamu, kakak yang traktir". Aurel girang ia sangat senang.
" nanti meleleh Kiran ayo di makan jangan di liatin aja, " Kiran mengangguk mengiyakan.
" kakak jangan terlali memanjakan Aurel kak takutnya ia ketergantungan". ucap Kiran sembari menghabiskan es krim nya.
" tidak hanya sesekali saja, aku mau dia mbeli untuk semua yang anak panti senangi bukan untuk dia aja". Zidan tersenyum uangnya kini sudah banyak kebutuhan orang tuanya semua sudah di penuhi dengan adik iparnya bos hamdan. Uang Zidan hanya Zidan gunakan untuk dirinya sendiri bahkan sekarang ia punya kontrakan sepuluh pintu. Uangnya ia belikan aset, Zidan tak pernah mengahamburkan uangnya ia keluar untuk sedekah yang lainnya ia simpan sebagaimana tabungan.
_____
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Herry Murniasih
Zidan memang sudah siap melepas lajang, tinggal Kiran yang masih berpikir nunggu lulus kuliah😁😁
2023-01-10
1