Dua jam sudah perjalanan mereka bermain di mall, makan apapun di lakukan oleh Aurel. Kini Zidan mengantar Aurel dan Kiran hingga panti, karena kelelahan Aurel tertidur di mobil. Zidan turun menurunkan barang belanjaan nya yang langsung di sambut oleh anak-anak panti, Zidan meminta agar anak panti tidak berisik karena Aurel tertidur.
" jangan bangunkan Aurel ia mungkin kelelahan, kasihan" ucap Zidan sembari menurunkan barang-barang.
" ya sudah kak, Kiran angkat ke dalam saja". ucap Kiran yang sudah siap ke depan menggendong Aurel.
" jangan Kiran biar saya saja kamu masuk saja". balas Zidan.
" nanti kakak keberatan, kalau Kiran sudah biasa gendong anak-anak " Zidan terkekeh.
" meskipun aku tak biasa angkat barang tapi aku masih bisa angkat yang berat Kiran, jangan kan Aurel angkat kamu saja bisa. mau bukti." Kiran melotot ia langsung beranjak me dalam, Zidan tertawa. Kiran tersipu malu wajahnya memerah Zidan berhasil menggoda Kiran.
***
Hari di mana semua siap untuk mengantar Zakia, Hamdan dan si kecil alif sudah bersiap ada orang tua Hamdan juga kedua orang tua kia. Zakia sudah menyelesaikan pendidikannya hingga ia menyandang gelar sarjana, hal yang sangat di nanti dengan melewati proses panjang. Hamdan memeluk istrinya dari belakang di depan cermin, zakia masih membenarkan jilbab nya. Sedangkan si kecil alif di dandani oleh suster.
" Sayang akhirnya kamu bisa sampai ke titik ini, mas bangga sama kamu melewati semuanya tanpa ada yang terganggu. kamu bisa memerankan sosok ibu, istri juga mahasiswi secara bersamaan. istri mas ini the best deh mas makin cintaaa". ucap Zidan sembari memeluk istrinya.
" Semua tak lain dari bantuan dan dukungan mas juga, tanpa mas kia juga tak bisa sampai akan wisuda. Alhamdulillah mas terima kasih". kia membalikkan badannya mengalungkan tangannya ke leher suaminya.
" istri mas ini tetap cantik saja". Hamdan menarik hidung mancung istri nya. Mereka kemudian saling memeluk sejenak, Hamdan lalu memakai kan cadar Zakia. Mereka siap bergegas untuk turun ke bawah.
Alif langsung berlari ketika melihat Zidan datang, Alif sudah mulai bisa berbicara seperti mengucapkan panggilan orang tuanya.
"om...". Zidan pun langsung merentangkan tangannya menyambut keponakan satu-satunya itu. satu kata yang baru bisa di ucapkan oleh Alif membuat seisi rumah ikut tersenyum bahagia, umur Alif sudah menginjak satu setengah tahun.
" jagoannya oom" Hamdan lalu menggendongnya, kedua orang itu sangat akrab.
" sudah siap semua ayo berangkat keburu siang". ucap Hamdan kemudian.
" Alif sama nenek kakek ya, om mau nyetir ". Alif lalu turun berlari mendekati kakeknya.
" sayang sama umi saja". kia berjalan mendekati Alif yang sudah ada di gendongan kakeknya. Namun Alif malah melengos ia tak mau, membuat yang lain terkekeh. Alif selalu menghipnotis semua orang. tingkahnya sangat aktif terkadang sering membuat Abah encok nya jadi kambuh.
" Biarkan saja sayang sama kakeknya, yuk masuk keburu siang ". ucap Hamdan.
Di mobil ada Hamdan, kia, Abah dan umma. sedangkan di mobil Zidan ada umi, Abi jua Alif. Keadaan kampus sudah cukup ramai kia melihat Aulia bersama Aris, Azka, kedua orang tua Aulia juga aris. Azka adalah anaknya Aulia dan Aris yang berumur baru lima bulan.
" akhirnya kita bisa wisuda juga ya kia". Aulia langsung memeluk kia.
" Alhamdulillah Aulia, bersyukur banget."
" kamu ada rencana bekerja di mana kia". seketika Hamdan dan Aris melotot ke arah keduanya tatapan yang tajam seakan seperti ingin membunuh. Aulia dan Zakia pun tertawa melihat para suami mereka. Tak mungkin keduanya akan membiarkan ratu mereka bekerja, uang mereka sudah sangat cukup.
Para tetua berkumpul dengan para tetua, geng mereka datng yang tidak bisa datang Yara dan Tomi. Tomi untuk ketiga kalinya harus datng menemui orang tua Yara untuk melamar. sungguh perjuangan yang pantang menyerah. Rendi datang bersama Kiran, ada hal yang harus Kiran selesai kan di kampus sedangkan Rendi ia melanjutkan kuliahnya meskipun menjadi aparat ia juga ingin berpendidikan tinggi.
Acara wisuda di laksanakan hingga selesai semua senang berfoto ria kini Aulia dan kia sudah menyandang gelar sarjana. Baby Alif dan baby Azka tertidur karena lelah setelah mereka menghabiskan satu botol susu.
" Kamu berangkat sama Rendi Kiran". tanya hamdan.
" iya tadi aku yang Dateng ke panti, aku tak ngerti kampus ini aku meminta Kiran yang mengurus pendaftaran ku". ucap Rendi.
" kamu mau kuliah, belum ingin menikah". tanya Aris.
" ntar lah aku mau kuliah dulu lagian umurku masih 25 kalian aja yang nikah nya kecepatan". Rendi terkekeh.
" kalau udah ada jodohnya ngapain harus lama ren".
" aku belum memikirkan sobat lagian kuliahku cuma dua tahun saja. pas kan nanti aku menikah di umur 28". ucap Rendi.
" okey sukses ya bro".
Mereka berbincang-bincang sebentar sebelum pulang, kia dan Aulia masih berfoto bersama teman-teman satu angkatan nya. Di sisi lain Zidan yang tadi bersama tetua ia mendekat duduk di samping Kiran yang masih sibuk membolak-balikan kertas yang ada di tangannya.
" sibuk ya ". tanya Zidan mencairkan suasana.
" ngga kak hanya ini nyusun tugas mau aku kumpul ke dosen". ucap Kiran tanpa menoleh ke arah Aris.
" masih lama lulusnya". Zidan selalu bertanya hal itu.
" ngga kak tinggal dua tahun lagi".
' hiks masih lama itu namanya '. batin Zidan hatinya sedih bakal menunggu lama lagi.
" semoga cepat selesai ya".
" aamiin doakan Kiran ya kak".
" pasti kakak selalu mendoakan yang terbaik untuk mu bahkan di sepertiga malam". Kiran spontan menoleh ke arah Zidan, Zidan nyengir sembari garuk-garuk kepala.
" oh ya gimana Aurel ia masih rutin minum obat kan". Zidan mengalihkan perhatian membicarakan Aurel.
" Alhamdulillah kemarin periksa di dokter keadaan nya cukup membaik kak, Aurel rajin minum obat"
" Alhamdulillah semoga Aurel lekas sehat Allah angkat penyakit nya". kata Zidan
" aamiin terimakasih kak".
" gimana nasib Tomi sudah ada kabar, ".
" belum aku tak hubungi dia biarkan dia saja yang hubungi kita".
" semoga mereka berhasil bisa sampai ke jenjang pernikahan"
" iya kasihan banget sih Tomi, ngenes ngelamar ke orang tuanya Sampai tiga kali"
" di situlah perjuangan Rendi, jika kita sudah mencintai seseorang perjuangkan itu baru namanya usaha.". ucap Aris.
" Kamu belum ada wanita yang sreg gitu sama dirimu ren". tanya Hamdan ia khawatir sama sahabat nya itu.
" belum aku belum berani mengenal wanita lagi, takut tersakiti rasanya sakit kawan". Rendi sembari meremas dadanya seakan-akan ia merasakan hal yang dulu ia rasakan.
" jangan begitu mungkin Zahra memang bukan jodohmu, Allah pasti akan berikan jodoh untuk mu yang lebih baik dari Zahra". terang Hamdan selalu menguatkan para sahabatnya.
" aamiin doakan saja kawan".
" itu pasti ren". kembali mereka berbincang-bincang.
____
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Herry Murniasih
Alhamdulillah akhirnya Kia dan Aulia wisuda juga
2023-01-10
1