05

Flashback perjanjian pra nikah.

Anta menghentikan langkah sejenak menghembuskan nafas.. untuk menenangkan hatinya.

Setelah merasa tenang, ia melangkahkan kaki nya menuju ruang tamu. Tempat yang paling tidak ingin ia kunjungi untuk saat ini.

Sesampainya di ruang tamu, netra nya melihat laki-laki yang ditemuinya semalam. Laki-laki yang ia hina dengan penuh percaya diri.

Namun.. kini Anta tak ubahnya sosok yang menyedihkan dengan ketidakberdayaan.

Dengan langkah kaki yang ia kuatkan.. Anta menebalkan muka juga hatinya seakan sesuatu yang akan dijalaninya bukanlah apa-apa.

"Selamat pagi.." sapa Anta sambil duduk di sofa di sebrang Dante Assegaf.

"Selamat pagi Nona.." jawabnya. "Bagaimana Nona tentang surat kontrak tadi malam?" tanya Dante sambil menyodorkan selembar kertas padanya dengan raut dan postur tubuh sama seperti semalam sopan dan bermartabat.

Pertanyaan Dante yang sebetulnya biasa saja, namun berbeda dengan Anta yang mendengarnya.. tak ubahnya jarum yang tertancap langsung di hatinya.

Anta menggenggam tangannya menahan amarah, menahan dirinya untuk tidak bertindak bar-bar karena dari tadi ia merasakan gatal ingin memukul wajah Dante namun kenyataannya hanya umpatan dalam hati yang ia lakukan bajingan

Baru semalam ia melampiaskan amarah namun sekarang ia dengan terpaksa menjilat ludahnya sendiri, bayangkan betapa kacaunya hatinya.

"Ya.. sayang nya apa yang Anda katakan adalah benar" jawab Anta dengan santai nya.

Meskipun dalam hatinya ia merasakan sedih, bercampur amarah luar biasa dan ketidakberdayaan menguasainya, namun sebaik mungkin ia menyembunyikan perasaannya.

Dante yang melihat perubahan drastis pada Anta terheran apa benar ini gadis semalam gumamnya dalam hati.

Terdengar langkah kaki menuju ruang tamu yang tak lain adalah Brama. Setelah memberi penghormatan pada tamu yang ia anggap sudah seperti dewa, Brama duduk disebelah Anta.

Dante menyodorkan kembali kertas perjanjian pranikah pada Anta. Anta memegang nya dan bersiap membubuhkan tanda tangan diatasnya. Namun Anta mengurungkan niatnya untuk tanda tangan lalu tangannya bergerak membuka kembali lembaran dan membacanya ulang.

Matanya nampak memindai setiap huruf disana.

Pihak pertama (Arav Ellworth Abelard) dan kedua (Antakawulan) telah setuju untuk menikah.

Pihak pertama boleh melakukan kegiatan diluar dengan catatan selalu menjaga nama baik keluarga besar.

Hanya pihak pertama yang berhak mengajukan perceraian. Jika terjadi perceraian maka pihak ke dua mendapatkan uang kompensasi sebesar 2 milyar.

Selama masa pernikahan pihak ke dua harus mematuhi pihak pertama.

"Saya keberatan dengan isi poin nomer tiga dan empat" kata Anta sambil menyodorkan kertas perjanjian.

"Maaf Nona.. tapi kami tidak menerima penawaran dan penolakan" kata Dante dengan hormat.

Anta merenung sejenak ok lah nikah ya nikah saja pena tergores dalam surat perjanjian yang Anta bubuhkan disana.

Seumur hidup inilah hal gila yang aku lakukan karena paksaan pula.

Anta menyodorkan kertas perjanjian kontrak pada Dante.

Dante menerimanya berdiri membungkuk pada Anta "Mari Nona.. permisi" katanya dengan hormat.

Anta menganggukkan kepala sebagai jawaban dengan posisi tetap duduk di tempatnya.

"Pernikahan akan diadakan besok, persiapkan dengan sebaik mungkin!" kata Dante pada Brama sambil berlalu pergi meninggalkan kediaman Brama Alexander.

"Baik!" jawab Brama dengan posisi berdiri dan membungkuk hormat.

Dante pergi berlalu dengan ekor mata melirik Anta yang masih dalam posisi duduknya sambil memandang kepergian nya hingga tak terlihat lagi.

Anta beranjak berdiri lalu pergi menuju kamar dimana ia berada sedangkan Brama berbahagia karena sebentar lagi ia akan mendapatkan uang yang begitu banyak dengan menjual Anta Putrinya.

**

Hari pernikahan.

Keesokan harinya. Anta mematut dirinya di depan cermin, kain putih yang membalut tubuh nya membuat nya terlihat sangat cantik.

Gaun pengantin pemberian calon suami lengkap dengan MUA yang didatangkan khusus untuk menyempurnakan penampilannya.

Untuk apa ia melakukan semua ini, apa sebenarnya mau nya gumam Anta dalam hati.

Disaat semua wanita menikah dengan bahagia dengan calon suami yang mereka cintai.. namun berbeda dengan Anta. Menikah dengan terpaksa karena permohonan Ayah yang baru sepuluh hari ini dikenalnya.

Jika aku menolak untuk menikah maka ia dan keluarga barunya akan dibunuh karena utang yang Ayahku miliki padanya.

Anta berjalan keluar kamar dengan diikuti pelayan yang membantunya memegang ekor gaun menjuntai memanjang yang ia kenakan.

Anta berjalan menuju mobil yang juga telah disiapkan Araf calon Suaminya.

Mobil melaju membelah jalan menuju Hotel One Century dimana pernikahan keduanya digelar.

Sesampainya Anta di lokasi ia dipapah menuju altar yang bernuansa mewah dengan aksen putih memenuhi seluruh ruangan yang nampak begitu indah dan cantik bahkan bunga mawar putih yang tersebar nampak mempercantik setiap sudut ruangan.

Anta berjalan dengan tangan mengapit Ayahnya Brama.

Tibalah dimana pernikahan dilaksanakan. Anta telah siap dan berdiri di altar pernikahan. Namun ada yang kurang karena keberadaan mempelai pria yang tak nampak keberadaannya.

Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki terburu-buru datang mendekat. Pria dengan setelan jas hitam dengan kaca mata bertengger di atas hidung siapa lagi kalau bukan Dante asisten Arav calon suami Anta.

"Kedatangan saya disini untuk menyampaikan bahwa Tuan Arav berhalangan hadir namun pernikahan tetap dilaksanakan dengan cara virtual"

Bagai tersambar petir Anta mendengar perkataan laki-laki di depan nya. Hatinya serasa hancur berkeping-keping. Sebegini tidak berharganya aku hingga diperlakukan seperti ini kataku dalam hati dengan air mata menggenang di pelupuk mataku.

"Tidak masalah Tuan" balas Brama dengan santainya. Brama yang sedari tadi gelisah lantaran pihak mempelai pria yang tak kunjung terlihat kini ia merasa lega.

Berbeda dengan Anta, hatinya semakin sakit kala mendengar penuturan sang Ayah yang begitu santainya seakan bukan apa-apa.

Harapan ku terlalu tinggi akan cinta kasih Ayah yang faktanya hanyalah topeng belaka.

Sudut mata Anta nampak mengembun namun dengan cepat ia menghapusnya dengan punggung tangannya.

Tidak apa-apa Anta kamu kuat kamu hebat katanya dalam hati.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!