02

Flashback

Arav mendapat kabar dari anak buah nya. Bahwa.. gadis yang selama ini ia cari ternyata berada didekat nya, bahkan telah menjadi Isterinya.

Arav berlari sambil memerintahkan asistennya melalui handphone untuk menyiapkan helikopter pribadi terbang segera menuju dimana kediaman nya berada.

Arav mendarat tepat diatas Mansion dan berharap Istrinya tak terbangun malam ini.

Setelah kakinya mendarat dengan sempurna ia langsung berlari menuju kamar dimana Istrinya beristirahat.

Pikiran dan hatinya berkecamuk karena rasa takut dan khawatir menghinggapi hati nya.

Di depan pintu kamar Anta. Arav menenangkan hati karena rasa gugup yang mendera. Setelah tenang.. ia menarik handle pintu, masuk ke dalam kamar berjalan mendekati ranjang dan berhenti di dekat tubuh Istrinya.

Arav beranjak naik ke atas ranjang lalu mendekat dan merapikan rambut yang menutupi wajahnya Istrinya dengan gerakan lembut penuh rasa cinta.

Air mata menggenang di pelupuk mata, jatuh menetes karena rasa bahagia yang tiada tara karena, telah dipertemukan dengan belahan jiwa yang selama ini ia cari keberadaan nya.

"Lima tahun aku mencari mu.. namun tanpa ku ketahui ternyata kamu telah berada disisi ku bahkan kini menjadi Istri ku. Apa kau tau apa yang ku rasakan.. bahagia, takut, khawatir melebur menjadi satu. Entah apa yang nanti aku lakukan untuk meluluhkan hati mu yang tanpa sengaja ku torehkan luka mendalam disana" kata Arav sambil membaringkan tubuhnya memeluk Anta dan tak lama kemudian ia tertidur di ranjang yang sama yang keesokan harinya mendapatkan tendangan maut dari Istrinya.

**

Tengah malam, sepulang kerja. Mobil Arav berhenti di area parkir. Setelah memarkirkan kendaraannya, Arav berjalan masuk ke Mansion menuju kamar favoritnya.

Bukan lagi kamar utama yang biasa ia tempati. Namun, kamar Istrinya Anta.

Istri? ya sekarang Ia telah mengakui Anta sebagai Istrinya setelah ia mengetahui kebenaran bahwa gadis yang selama ini ia cari ternyata ada didekatnya bahkan telah menjadi Istrinya.

Kini, ia hanya bisa tersenyum kecut lantaran penolakan yang Istrinya lakukan akibat kebodohan nya.

Sekarang statusnya hanyalah Suami yang tak diinginkan, betapa mirisnya.

Arav telah sampai didepan kamar dimana Istrinya berada. Tangannya terulur membuka handle pintu. Namun.. terkunci. Seketika Arav tertawa.

Arav merogoh handphone yang berada di saku celananya dan menghubungi Kepala pelayan.

Tak berselang lama Kepala pelayan datang dengan tergopoh-gopoh dengan segera menyerahkan kunci cadangan membungkuk dan kembali setelah Arav menyuruhnya pergi dengan lambaian tangan.

Arav membuka pintu dengan kunci yang ada ditangannya. Namun, ada sesuatu yang menghalangi pintu terbuka.

"Oh.. ****!" Arav berbalik berjalan memasuki kamarnya. Berjalan ke balkon melompat ke balkon kamar Anta. Arav membuka jendela dengan perlahan dan klak jendela terbuka.

Senyum lebar nampak jelas di bibirnya.

Arav masuk kamar Anta dengan perlahan berjalan perlahan mendekat ke arah ranjang. Nampak sosok yang terbaring terlihat jelas, pandangan nya terpaku oleh sosok cantik dan seksi.

Oh inikah alasannya.. Istrinya mengunci pintu hingga mengganjalnya dengan meja pula.

Ia merasa mendapat jackpot, sedikit kesulitan terbayar dengan sangat memuaskan.

Arav menelusuri setiap jengkal tubuh Istrinya tanpa sadar, ia berjalan mendekat, mendekatkan wajahnya dan cup. Lalu berdiri memposisikan dirinya seperti semula.

"Ah kenapa.. aku seperti pencuri saja" gumamnya.

Ciuman singkat yang ia lakukan seperti dahaga yang tak terpuaskan. Arav naik ke ranjang mencium Anta lagi. Ciuman yang mulanya perlahan semakin menuntun karena hasrat yang tak bisa ia tahan hingga sapuan bibirnya turun semakin ke bawah.

Namun aktifitas nya terhenti karena dorongan tangan Anta setelah ia terbangun dari tidurnya.

"A apa yang kamu lalukan! bukankah kemarin dengan jelas aku menolak mu!" kata Anta dengan tatapan nyalang menandakan ia marah.

Arav memperbaiki posisi tubuhnya yang sebelumnya tengah berjongkok diatas tubuh Anta. Dan duduk di sebelah Istrinya.

Sedangkan Anta menatap Arav dengan tatapan tajamnya sambil tangan bersedekap di depan dadanya waspada ditambah dengan sorot mata memperlihat kan tatapan permusuhan pada Suaminya sendiri.

Kenapa bisa sampai ketahuan.. kata Arav merutuki dirinya sendiri lantaran tak mampu menahan hasratnya tadi.

"Apa yang kamu lakukan!" ulang Anta lagi.

"Menunaikan nafkah batin pada Istriku" kata Arav mantap. Namun pandangan nya teralihkan tatkala ia melihat paha mulus Istrinya terekspos karena gerakan Anta yang tak sengaja membukanya.

Anta semakin geram, tangannya meraih selimut membungkus tubuhnya, berlari mengambil baju lalu bergegas masuk kamar mandi "brak" pintu tertutup dengan begitu keras.

Anta berdiri di depan dinding yang secara keseluruhan berupa cermin yang memantulkan bayangan tubuhnya setelah ia melepas selimut yang membungkus seluruh bagian tubuhnya.

Banyak tanda merah menghiasi leher dan area dadanya. "Dasar cabul" gumam Anta dengan lirih sambil menggosok area yang tercetak merah keunguan di tubuhnya.

"Kenapa tidak bisa hilang.." Anta akhirnya menyerah juga setelah beberapa saat berusaha menggosoknya namun tidak hilang juga.

Anta membilas tubuhnya dan berpakaian segera karena teringat belum membuat perhitungan pada Arav suami mesumnya.

Ceklek.. pintu kamar mandi terbuka dan Anta berjalan dengan cepat menghampiri Arav mengangkat tangan memukul dada bidang Suaminya dengan kedua tangannya.

Anta menangis dan Arav memeluk tubuh Anta yang tengah bergetar karena isak tangis nya.

"Kamu jahat! hiks, brengsek!, cabul! hiks" kata Anta dengan makian yang ia lontarkan disela tangisnya.

Arav masih diposisi sama memeluk Anta dengan sabar menunggu Anta tenang.

Seperempat jam kemudian tangis Anta reda. Ia segera mendorong tubuh Arav setelah menyadari bahwa mereka tengah berpelukan dan parahnya ia juga membalasnya.

Seketika pipi Anta memerah ditambah lagi tubuh bagian atas Arav polos tanpa baju yang melekat ditubuhnya.

"Maaf" sambil mendekati Anta yang berjalan mundur menjauhi Arav "Tadi kebablasan" katanya lagi.

"What!" pekik anta seketika apa maksudnya coba?

"Tadinya hanya ingin liat kamu.." mendekat berbisik sambil berkata "besok-besok jangan pakek baju seksi lagi, takut khilaf akunya"

Mata Anta melotot mendengarnya.

"Kecuali kamu sudah siap bercinta" tambahnya lalu berbalik pergi keluar kamar Anta meninggalkan Anta yang dalam kondisi tubuh merinding karena hembusan nafas yang sengaja ditiupkan ke daun telinga Anta.

"Brengsek!" umpat Anta, karena kesal luar biasa.

Arav berjalan masuk kamar dengan langkah kasar berlari menuju kamar mandi.

Bajunya terlepas bercecer di lantai tanpa ia hiraukan. Guyuran air shower membasahi tubuhnya yang memanas akibat mendekati Anta.

Niat nya hanya ingin menggoda Istrinya tapi malah berakhir dengan dirinya yang terbakar gairah. Aku bisa gila.. jika melihat Istriku dengan dress rumahan saja gairahku memuncak seketika.

Sedangkan Anta memukul-mukul bantal yang di pegangnya melampiaskan amarahnya seakan bantal itu adalah Arav Suaminya.

"Dasar suami durhaka bruk jahat bruk kejam bruk mesum bruk bajingan katanya dengan gerakan tangan memukul bantal di tangannya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!