Yang sebenarnya

Mama Hana dan Kayla saling menoleh saat Dev berpelukan dengan Adrian sebelum berpisah.

Perempuan paruh baya itu hanya bisa mengusap lengan Kayla seolah menguatkan putrinya yang menatap mereka dengan mata yang sembab oleh tangis.

"Mungkin sudah saatnya Nak Dev tahu, dia juga berhak atas putranya Kayla..... Kau harus mengerti, Mama ingin semuanya menjadi baik," ucap Mama Hana pada putrinya.

Kayla melirik Mamanya lalu melirik pula Dev dan Adrian yang belum mau berpisah, ia mengangguk dalam hati ia pun bahagia melihat putranya bertemu Dev meski tidak dengan cara yang baik.

Juga Kayla lega, Dev benar-benar menerima Adrian sebagai putranya. Hati Kayla sungguh terharu atas chemistry yang tercipta antara ayah dan anak itu meski baru beberapa jam bertemu.

"Papa berjanji akan sering kemari mengunjungi mu, jangan nakal jangan merepotkan Mama dan Nenek Oke!!"

Adrian mengangguk.

"Kau tadi menyinggung soal ayah, memang kau punya ayah selain papa?" tanya Dev penasaran sejak tadi.

Adrian kembali mengangguk.

"Iya, ayah temanku Rafi namanya Gilang. Aku memanggilnya Ayah Gilang, dia suka main kemari jika libur bekerja."

Jawaban polos dari Adrian membuat Dev menatap Kayla penuh tanya.

"Dia suamiku!" jawab Kayla cepat seraya mendekati putranya.

Dev mengernyit heran, ada raut kecewa saat mendengar kata suami, namun ada pula rasa tidak percaya.

"Benarkah? Aku tidak percaya!" sahut Dev yang kini berdiri lagi.

"Memang kau pikir aku tidak laku? Aku sudah menikah Bang Dev," kata Kayla lagi.

Dev menatap putranya, "Apa benar yang dikatakan Mama mu?"

Adrian tersenyum.

"Aku tidak tahu jika Mama sudah menikah, tapi kata orang-orang disini Mama masih seorang janda!" jawab Adrian polos.

Kayla menjadi kikuk sendiri.

"Kau tidak berbakat untuk berbohong sayang!" ucap Dev meraih tangan mantan istrinya itu.

Segera Kayla menepis nya seraya menarik Adrian dari Dev.

"Maksudku aku sudah bertunangan, jadi jangan sembarangan menyentuh ku!!" kata Kayla dengan nada tajam sambil memperlihatkan jari manisnya yang telah melingkar sebuah cincin di sana.

Dev melirik cincin itu sejenak.

"Baru bertunangan, belum menikah bukan?" kata Dev terkekeh.

Kayla hanya bisa terdiam lalu berpaling ke lain arah menghindari tatapan mantan suaminya itu.

"Adrian, ayo kau harus mengganti pakaianmu. Ingat kita ada acara di toko, kau lupa?" ajak sang nenek yang tidak ingin Adrian mendengar percakapan orang dewasa.

Adrian mengangguk, Dev melihat Adrian yang menghilang kembali ikut sang nenek masuk ke rumah. Dev menatap Kayla lagi seraya mendekat.

"Pergilah, kami akan ke toko sekarang!" ucap Kayla menghindari Dev yang mendekati nya.

"Maafkan aku, aku kira kau masih sendiri," ucap Dev kecewa.

Kayla hanya diam tanpa menoleh.

"Kau tidak bertanya soal Nika?" pancing Dev.

Kayla akhirnya menoleh juga, mendengar nama Nika disebutkan entah kenapa hatinya kembali lemah.

"Titip salam ku pada istri mu, maaf Bang Dev aku tidak ingin mengungkit masa lalu. Pulanglah!"

Dev mengangguk, "Aku mengerti, tapi kau harus tahu Nikayla terus menginginkan bertemu dengan mu akhir-akhir ini. Dan beruntung aku ke kota ini dan kita bertemu."

Menarik napas dalam Dev menatap Kayla penuh arti.

"Sahabat mu sakit Kayla, dia sakit."

Mendengar itu Kayla membalas tatapan Dev.

"Apa maksud mu Bang Dev? Nika sakit?"

Dev mengangguk.

"Dia sakit parah."

"Bang Dev jangan bercanda!" Kayla terkejut.

Dev meraih tangan Kayla, dengan mata sayu Dev melanjutkan, "Dia sangat ingin bertemu dengan mu, bahkan kami mencari mu sejak pernikahan itu. Kau menghilang lama Kayla, ada banyak hal yang terjadi diantara kami."

Kayla menjadi tertarik mendengar nya. Perempuan itu menurut saja tanpa membantah saat Dev menariknya untuk duduk di bangku teras.

Dev menggenggam tangan mantan istrinya itu dengan erat.

"Penyakitnya kambuh setelah kami menikah, membutuhkan waktu bertahun-tahun dia bertahan dengan stadium yang perlahan meningkat. Puncaknya beberapa bulan lalu, kanker nya sudah menyebar ke paru-paru dan sekarang ke rahim."

Kayla menutup mulutnya seolah tidak percaya.

"Bang Dev, ini serius?"

Dev mengangguk pelan.

"Beruntungnya putri kami lahir sebelum dokter mengatakan rahimnya harus diangkat, Nika memaksa hamil diantara sakitnya, dan Tuhan mengizinkan dia menjadi seorang ibu di tengah hubungan kami yang hambar sejak menikah."

"Dan jahatnya aku, aku tidak bisa mencintainya lagi bahkan hingga sekarang. Aku hanya tidak ingin menjadi pecundang untuk kedua kalinya menyakiti seorang wanita, apalagi dia sakit dan butuh seorang yang mendampingi. Aku mendampingi nya hingga kini, berharap kesembuhan namun dokter mengatakan lain."

"Beberapa waktu lalu, dokter mengatakan mungkin ini adalah stadium akhir untuk Nika bertahan, dia kehilangan dirimu sejak tahu yang sebenarnya tentang kita, Nika ingin bertemu dengan mu Kayla."

"Di sisa umurnya, sakit yang kini menggerogoti nya sungguh parah, dia mau bertemu dengan mu Kayla, bahkan sudah lama sekali kami mencari keberadaan mu tapi tidak satu pun informasi kau pindah kemana."

Mendengar semua itu membuat Kayla kembali menangis bahkan terasa sesak dadanya membayangkan betapa menderitanya Nikayla menghadapi sakit yang seperti itu.

"Bang Dev, dimana Nika sekarang?"

"Kami masih di kota yang lama kau tinggalkan, dia di rumah sakit. Ditemani ayah dan ibunya saat aku tidak bisa menemaninya. Aku kemari untuk seminar, hanya dua hari besok aku akan kembali pulang pada jadwal kemoterapi nya yang ketiga."

"Kau tahu apa yang paling menyedihkan? Putri kecil kami yang tidak bisa merasakan hangatnya pelukan seorang ibu sejak dia lahir, Nika sakit parah sejak melahirkan."

"Umur memang urusan Tuhan, tapi jika bisa aku mohon temuilah dia, Nika terus menyebutmu akhir-akhir ini."

Kayla menangis sambil menekan dadanya yang kian nyeri mendengar setiap kalimat dari mulut mantan suaminya itu.

Bahkan Kayla tidak sanggup bersuara untuk menjawab Dev saat ini selain isak tangis yang terasa pilu. Sungguh Kayla tidak menyangka Nikayla akan mengalami hal seperti itu.

"Maaf atas semua yang terjadi padamu sebelum kita berpisah, maaf soal Mama ku yang tidak menyukai dan menghina kau dan Mama Hana. Percayalah dia tidak sejahat yang kau kira, mungkin permintaan maaf ini sudah tidak berarti lagi untukmu, tapi Kayla..... Kau harus tahu, perpisahan kita benar-benar membuatku kehilangan cinta dan kepercayaan diri."

"Aku tidak bisa memilih antara kau dan orangtua ku waktu itu, pun dipicu emosi sesaat ketika melihat kau menampar ibuku. Maafkan aku sungguh," ucap Dev dengan penyesalan yang mendalam.

Ia menggenggam tangan Kayla dan Kayla tidak menghindari kontak mata di antara mereka saat ini.

"Aku bahagia bertemu dengan mu hari ini, aku bahagia mengetahui bahwa kita punya buah cinta yang mengabadikan sesuatu bahwa kita pernah bersama, meski kini kau mungkin akan dimiliki orang lain. Tidak apa."

Lagi, Kayla menangkap raut kecewa di wajah dan mata Devano.

"Aku bahagia bisa mengatakan semua yang ingin ku katakan selama ini, tentang Adrian sungguh aku tidak berniat mengambil nya darimu. Hanya saja berilah aku kesempatan untuk dekat dengan putra kita? Aku akan sering kemari mengunjungi nya."

Kayla mengangguk penuh air mata.

"Terimakasih kau sudah menjaga dan membesarkan Adrian dengan sangat baik, aku banyak salah padamu Kayla, maafkan aku."

"Kau wanita yang mengambil hatiku hingga sekarang, Aku mencintaimu Kayla, aku mencintaimu sampai saat ini."

"Aku lihat kau hidup dengan baik sekarang, aku lega. Andai orangtua ku tidak senaif itu mungkin kita sudah bahagia sekarang."

"Aku memaafkan mu Bang Dev, aku juga mengerti posisi mu sebagai putra dari pejabat yang terhormat. Aku juga sudah melupakan tentang perlakuan orangtua mu, aku mengikhlaskan apa yang terjadi di masa lalu. Hidup tidak selalu harus disesali."

"Bukankah kita berakhir dengan baik, aku ingin pula semuanya baik sekarang. Aku tidak akan melarang hak mu atas Adrian, aku lega kau bisa menerimanya. Mari kita menjalin hubungan yang lebih baik dari yang dulu, sekarang kita punya Adrian, kita bisa mendampingi proses pertumbuhannya bersama-sama meski kita tidak ditakdirkan sebagai orangtua yang utuh baginya."

"Aku akan menemui Nika jika aku ada waktu nanti," lanjut Kayla lagi.

Dev mengangguk, senyuman nya terbit saat menatap Kayla yang kini begitu dewasa dalam berpikir.

"Aku akan kembali ke hotel, besok aku akan mampir kemari sebelum pulang untuk menemui Adrian."

Kayla mengangguk, ia melambaikan tangan pada Dev yang kini perlahan hilang di tikungan jalan.

Lama Kayla terpaku, ia meraba dadanya, ada ribuan rasa yang sulit diungkapkan. Yang pasti, rasa lega bahwa Dev menerima Adrian dengan tangan terbuka. Namun nama Nikayla mulai membuatnya berpikir keras.

"Aku akan bertemu denganmu Nika, kau sahabat ku."

####

Otornya mewekkk 😭😭😭 sumpah.

Terpopuler

Comments

Nyi Arifin Bwi

Nyi Arifin Bwi

Pak dosen ngk cinta kok bisa buat anak, ...apa saat buat sana Nika, bayangin muka mantan istri ...orangu terlalu ambisius hingga ngorbani kebahagiaan anak , orang tua egois

2023-08-25

0

QQ

QQ

Good decision Kayla 👍👍👍
Biarkan Dev tetap bersama Nikayla dan putri kecilnya jangan mau kamu kembali lagi padanya. Walaupun diminta oleh Nikayla sendiri.
Sedangkan Kayla tetap bersama ayah Gilang plus buntutnya ayah Gilang 1 ( kan duda 1 anak ) mengenai Adrian kalian bisa memberikan kasih sayang yang sama bahkan dia akan memiliki double orang tua nantinya.

2023-01-16

1

QQ

QQ

Semoga Kayla tetap tegas dalam prinsipnya dan masih saja aku berharap Kayla tidak akan kembali pada Dev karena sekarang sudah ada ayah Gilang.

2023-01-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!