"Apa alasan kamu resign?
Bukan kah saya sudah memeberikan gaji yang cukup tinggi kepadamu?"
Tanya Alek meminta pejelasan.
Natasha pun segera menjawab alasan yang sebenarnya.
"Sepertinya saya tidak bisa mengikuti cara kerja Anda yang begitu perfect, yang tidak bisa mentolerir satu kesalahan walau sekecil apa pun. Makanya saya memilih mengundurkan diri. Saya harap Anda bisa segera menemukan pengganti saya, sesuai dengan cara kerja Anda."
Alex sangat terkejut, ketika mendengar keputusan sekertarisnya itu yang sangat tiba-tiba. Karena saat ini banyak pekerjaan yang harus mereka selesaikan...
" Kamu tidak bisa mengambil keputusan sepihak Natasha. Apa kamu tidak tahu, jika perusahaan sedang banyak pekerjaan? Saya harap kamu bisa bersikap profesional, jangan kekanakan."
Natasha pun semakin kesal saat mendengar perkataan pria barusan,"
"Maaf,Pak.saya sudah berusaha bersikap profesional, tapi sepertinya setandar Anda terlalu tinggi. Mebuat saya kesulitan untuk mengimbanginya. Saya harap Anda mengerti dan menerima keputusan saya untuk mengundurkan diri, kalau begitu saya permisi, "
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Natasha langsung pergi begitu saja meninggal Alex, yang saat ini tidak sudah mengepalkan kedua tangannya.
"Dasar tidak becus! Diapikir aku tidak bisa mencari sekertaris yang lebih berkompeten darinya. Hmm kita lihat saja nanti. Aku pasti bisa menemukan sekertaris yang sesuai dengan standarku," Alex berkata dengan sombongnya ketika menatap Natasha dari ruangannya.
[9/1 08.54] Nur Aisyah: Alex pun langsung memerintah Riko asisten pribadi, untuk segera datang ke ruangannya.
"Ya, Bos. Ada apa Anda memanggil saya?" Tanya Riko yang saat ini sudah berada di ruangan pria tersebut.
"Sekarang kamu sebarkan pengumuman lowongan pekerjaan sebagai sekertaris, dimedia setakat, serta elektronik," Perintah Alex.
Riko sangat terkejut, ketika mendengar perintah dei CEO- nya tersebut.
"Memang Anda mau menambah sekertaris lagi, Bos?" Tanya Riko penasaran.
"Tidak barusan Natasha sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya. Secepatnya kamu harus mencari pengganti wanita itu," Lintah Alex sambil merapikan jas yang ia kenakan.
Riko pun seketika menggerakkan keningnya. Karena setahu pria itu, hanya Natasha yang betah menjadi sekertaris Alex selama ini.
"Natasha mengundurkan diri, Bos?" Tanya Riko yang seakan tidak percaya.
"Ya, seperti yang kamu dengar. Sebaiknya kamu segera laksanakan printah yang saya berikan."
Riko langsung menganggukkan kepala, lalu keluar dari ruangan Bosnya tersebut, ia segera memasang pengumuman lowongan pekerjaan dibeberapa Madi, sesuai yang di perintahkan Alex kepadanya. Riko berharap, secepatnya bisa menemukan sekretaris yang sesuai dengan kriteria bosnya tersebut.
[9/1 09.16] Nur Aisyah: ***
Tak terasa hari pun mulai beranjak petang mobil yang di kendarai Leon, kini tepat berhenti di depan rumah kediaman keluarga Nara.
Namun, dari tadi Nara hana diam saja. Seperti tidak berniat keluar dari dalam mobil. Karena satu ini ia bingung, jika kedua orang tuanya tahu kalau ia sudah di pecat lagi dari pekerjaannya. Karena kardus yang ia bawa.
" Nara, sudah sampai. Apa kamu mau aku temani masuk kedalam?"tanya Leon kepada wanita itu.
Nara pun langsung menggelengkan Kepala, menolak keinginan pria tersebut.
"Tidak usah, kak Leon, kakak pasti lelah habis seharian bekerja. Nara bisa jalan sendiri tidak usah di temani, kak," Tolak wanita itu.
Ketika ia hendak mengambil kardus yang berada di belakang tempat duduknya, sketika ide pun muncul di benakmu Nara.
"Kak Leon, aku bisa minta tolong tidak?" Tanya wanita itu dengan wajah penuh harap.
"Hmm, memangnya kamu mau minta tolong apa Nara?" Tanya Leon.
Nara pun segera menyampaikan maksudnya kepada pria tersebut.
"Begini kak. Kebetulan aku baru saja di pecat dari perusahaan tempat ku bekerja. Namun, aku tidak ingin kedua orang tuaku tahu, tentang masalah ini. Makanya aku ingin menitipkan barang-barang pribadi ku sama ka Leon. Agar mereka tidak curiga aku harap kakak mau menerimanya. Aku jangji, jika sudah mendapatkan pekerjaan, aku akn langsung mengambilnya kembali," Pintar Nara dengan nada mohon.
Seketika Leon pun tersenyum ketika mendengar permintaan Nara barusan. Karena bukan sesuatu yang aneh lagi baginya, saat mendengar wanita itu di pecat, dari tempat bekerja.
[9/1 09.34] Nur Aisyah: "Kak Leon kenapa tersenyum? Kalau memang kakak keberatan, ya sudah tidak-"
"Aku tidak keberatan Nara. Kamu boleh menitipkan barang pribadi itu padaku," Leon langsung memotong pembicaraan, membuat mata wanita itu seketika berbinar.
"Terimakasih, kak aku berjanji secepatnya akan mengambil barang-barang pribadi ku, jika aku di Terima bekerja. Aku juga berjangji akan mentraktir kakak, stelah mendapatkan gaji pertama ku nanti." Nara berkata dengan antusias. Karena saat ini merasa lega, Leon mau membantu dirinya.
"Sebenernya kau tidak perlu mentraktirku Nara, tapi jika kau memaksa, ya aku tidak akan menolak, hehehe. "
Nara pun langsung tersenyum, ketika mendengar perkataan Leon barusan.
"Oh ya, kak. Jasnya aku pinjam dulu ya, nanti aku kembalikan,".ucap wanita itu yang medapatkan anggukan dari Leon.
Nara pun tersenyum menatap ke arah Leon. Sambil berpamitan, ia lalu turun dari mobil pria itu.
[9/1 09.40] Nur Aisyah: Leon kini hanya bisa menatap Nara dari kejauhan.
"Hmm, Nara, walau sedikit ceroboh, tapi dia wanita yang sangat menyenangkan. Padahal saat ini ia baru saja kehilangan pekerjaannya, tapi wanita itu masih bisa tersenyum tanpa beban. Semoga saja nanti ada perusahaan,yang mau menerimanya bekerja."
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Leon segera melakukan mobilnya dengan perasaan hangat. Hingga tanpa ia sadari, sebaris senyuman terakhir bibirnya.
[9/1 11.06] Nur Aisyah: Kini kicauan burung pun saling bersahut-sahutan. Menambah keindahan suasana pagi yang datang. Menggantikan malam yang telah berlalu..
Jam pun sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Alex baru saja tiba di kantornya bersama Riko. Pria itu sangat terkejut, ketika melihat barisan panjang pada pelamar di depan perusahaannya.
"Sudah aku duga, pasti banyak yang akan melamar untuk posisi sekertaris di perusahaan ku. Kerja bagus Riko. Ayo kita interview mereka sekrang juga," Perintah Alex yang sudah berjalan ke ruangannya, di ikuti Riko dari Belakang.
Namun di luar dugaannya. Selama melakukan interview tidak ada satupun pelamar yang sesuai dengan kriterianya.
"Bagaimana bos? Apakah pelamar yang ke-50 itu sesuai dengan kriteria Anda? " Tanya Riko dengan penuh harap.
Alex hanya bisa menggelengkan kepala, menjawab pertanyaan yang Riko berikan. Sementara Riko, ia langsung menghela napas. Karena ia sudah menduga, hal ini akan terjadi. Mengingat CEO- nya yang begitu perfect, dalam memilih setiap calon pegawai di perusahaan Power company.
"Bos, ini pelamar yang ke-51. Saya harap pelamar yang terakhir ini, sesuai dengan kriteria Anda," Ucap Riko lalu mempersilahkan seorang wanita berpakaian ketat, masuk ke dalam ruangan Alek.
"Hay, Pak How are you?" Tanya wanita itu sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat Alex seketika bergidik ngeri.
"Maaf, ada perlu apa Anda datang keruangan saya?" Tanya pria itu.
" Kenapa Anda menanyakan kalimat itu, pak?Bukankah Anda sedang membuka lowongan pekerjaan dengan posisi sekertaris di perusahaan ini? Tentu saya ingin mendapatkan lowongan tersebut agar bisa melayani Anda,"ucap wanita dengan menggoda.
[9/1 12.07] Nur Aisyah: Alex langsung melipat kedua tangannya, lalu memasang tampang dingin.
"Maaf, nona, saya rasa Anda tahu dimana letak pintu keluar. Karena saat ini saya sedang mencari sekertaris yang berkompeten. Bukan seorang pemain sirkus," Ucap Alex dengan sarkas, membuat wanita itu sedikit tersinggung.
"Apa maksud perkataan Anda, Pak? Kenapa Anda tega mengatakan saya seorang pemain sirkus?" Tanya wanita itu yang merasa tidak Terima.
Dengan santainya, Alex segera menjawab pertanyaan dari wanita itu.
"Saya tidak punya maksud apa-apa, tapi di lihat dari penampilan, serta make up Anda yang begitu mencolok, saya khawatir membuat klien saya ketakutan, lalu kabu. "
Wanita itu sangat marah, ketika mendengar Alex yang menghina.
"Perkataan Anda sangat keterlaluan, Pak saya juga tidak sudi bekerja di perusahaan ini. Semoga neraka menantiku kelak. Perimi!"
Melihat wanita itu yang keluar dalam keadaan marah, membuat Riko yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala. Ia pun segera masuk ke dalam ruangan bosnya tersebut.
"Bos.Apa Anda tidak tahu, jika itu adalah pelamar terakhir. Kenapa Anda juga menolaknya? " Tanya Riko.
"Saya tidak bisa menerima nya, karena dia bukan kriteria yang saya cari, " Jawab Alex dengan santainya.
"Pak Alex, seharusnya Anda ingin mencari sekertaris atau mencari calon istri, yang sesuai dengan kriteria Anda? "
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments