"Pak Seno, saya mohon jangan lakukan itu. Saya berjanji akan bekerja lebih hati-hati lagi," Pinta Nara dengan nada memelas.
Namun, Seno sama sekali tidak ingin mentolerir kesalahan wanita itu lagi. Karena Nara sudah berkali-kali melakukan kecerobohan yang sama. Membuatnya merasa muak dengan hal tersebut.
"Saya bosan mendengar kalimat itu, setiap kali kamu melakukan kecerobohan. Sebaiknya segera angkat kaki dari perusahaan ini!
[8/1 21.02] Nur Aisyah: Setelah memberikan perintah dengan tegas, Seno segera pergi meninggalkan Nara dalam keadaan marah.
Kini Nara hanya bisa terduduk lemas di lantai, sambil mengacak-acak rambutnya secara kasar.
"Sudahlah Nara, jangan bersikap kekanakan seperti itu mulai sekarang kamu harus sedikit mengurangi kecerobohan mu. Jaki tidak, di mana pun kau bekerja, kau pasti akan selalu di pecat, " Nesa yang merupakan teman, sekaligus reken kerjanya.
[8/1 21.09] Nur Aisyah: "Stop Nesa. Sebaiknya kau jangan menceramahi ku. Sudah cukup aku menerima ceramah dari ayam jago itu. saat ini telingaku sudah hangat dan butuh istirahat, " Jawab Nara yang segera pergi meninggalkan temannya tersebut.
Ayam jago di sebut Nara adalah Seno, yang merupakan bosnya dikantor. Naro memberikan gelar tersebut, kerena Seno menyisir rambut nya ke depan. Mirip dengan jambul yang dimiliki oleh ayam jago.
Nesa yang mendengar perkataan temanya barusan hanya bisa menggelengkan kepala. Karena cuma Nara yang berani memberikan gelar tersebut, kepada bos mereka.
[8/1 21.32] Nur Aisyah: ***
Saat ini Nara sudah berada di dalam ruangan. Ia segera membuat surat pengunduran diri dan membereskan barang-barang pribadi miliknya, sambil mengumpat Seno habis- habisan.
"Baru punya perusahaan kecil saja sudah belagu. Awas kau ayam jago. Suatu saat nanti akan beli perusahaan mu." Nara berkata dengan sombongnya, sambil menyambut salah satu lubang hidungnya yang kini mimisan dengan menggunakan tisu.
Tak lama kemudian,Nara pun selesai membereskan semua barang-barang pribadi miliknya. Ia pun segera berjalan ke ruangan Seno, sambil membawa barang-barang pribadinya tersebut. Karena wanita itu berniat ingin menyerahkan surat pengunduran diri kepada pria itu.
Seno yang saat ini sedang memeriksa bebrapa berkas penting, sangat terkejut melihat penampilan Nara sedikit acak-acakan, sambil membawa kardus di dalam gendongan nya.
"Ada perlu apa kamu datang ke ruangan saya? " Tanya Seno dengan tatapan mengintimidasi.
Namun Nara sama sekali tidak takut. Karena sebentar lagi ia akan menjadi mantan sekretaris perusahaan tersebut.
"Begini ayam ja-"
Sejenak Nara pun terdiam, sambil, sambil merubah panggilannya. Karena tadi ia hampir saja keceplosan.
"Ayam? Sebenernya apalagi yang ingin kamu sampaikan sekertaris ceroboh? " Tanya Seno yang kini sudah melipat kedua tangannya sambil menyandarkan tubuh di kursi kebesaranya dan menatap tajam ke arah wanita itu.
[8/1 21.49] Nur Aisyah: Nara segera mengambil surat pengunduran diri yang ia letakan di dalam kardus dan di serahkan nya kepada pria tersebut.
"Sesuai permintaan Anda, saya sudah membuat surat pengunduran diri dari perusahaan ini. Jadi saya ingatkan, Anda jangan lupa mentransfer gaji terakhir, serta pesangon saya.kalau begitu saya permisi. "
"Dasar wanita aneh. Baguslah jika dia sudah resign dari Antika Group. Karena jika terlalu lama aku memiliki sekertaris seperti wanita itu, bisa-bisa aku mendapatkan serang jantung mendadak. " Seno akhirnya bisa bernapas lega. Karena wanita yang mampu membuat emosinya naik turun sudah mengundurkan diri.
***
Saar ini Nara segera keluar dari perusahaan tersebut, sambil membawa kardus berisi barang-barang pribadinya. Banyak pasangan mata yang menatap heran ke arah wanita itu. Karena penampilannya kini bagaikan singa yang siap menerkam mangsanya.
"Nara tunggu! " Teriak Nesa yang berlari menghampiri teman tersebut.
Nara pun membalikan tubuhnya, dengan wajah malas menatap ke arah wanita itu.
"Ada apa Nesa? Jika kau ingin menahesatiku lagi, sebaiknya tidak usah. Karena saat ini aku butuh pekerjaan, bukan butuh nasehat," ucap Nara yang menghela nafas secara kasar, sambil meniup poninya.
[8/1 22.07] Nur Aisyah: Nesa yang sudah tahu sifat temannya itu, tidak ambil pusing. Ia langsung memeluk Nara dengan begitu berat.
"Aku hanya turut prihatin dengan keadaanmu, Nara. Aku akan selalu berdoa, supaya kau secepatnya mendapatkan pekerjaan. Cayo, Nara! " Nessa berusaha menyemangati temannya itu sambil tersenyum.
Nesa yang begitu perhatian, segera memperbaiki rambut, serta pakaian yang dikenakan oleh temannya. Agar tidak terlihat acak-acakan.
"Selesai.kalau begini kan, kau terlihat lebih tapi. Mulai sekarang, kau harus menenjaga penampilanmh Nara. Ingat kau itu seorang sekertaris. Walau terkadang, kau sedikit ceroboh, hehehe.
Nara pun memberengsus, ketika mendengar perkataan temannya itu barusan.
" Hey mukanya jang ditekuk seperti itu dong. Apa yang aku katakan tadi adalah fakta. Aku harap kau bisa berubah, Nara, "pintar Nesa sambil memgemgam tangan sahabatnya.
Nara akhirnya mengangguk lalu memeluk sahabatnya tersebut.
" Aku akan usahakan, terimakasih atas nasehatmu. Kalau begitu aku permisi dulu. Jaga dirimu baik-baik, selamat bekerja dengan si ayam jago. "
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Nara segera membalikan tubuh nya. Membuat Nesa hanya menggelengkan kepala, melihat kelakuan sahabatnya.
***
Saat ini di jalan, Nara sedikit kebingungan. Jika harus pulang ke rumah sambil bawa barang-barang pribadinya. Ia takut akan mengecewakan kedua orang tuanya.
[8/1 22.21] Nur Aisyah: Karena semenjak ayahnya mengalami kebangkrutan, hanya Nara yang di harapankan membantu perekonomian keluarga karena adik laki-lakinya, masih bersekolah.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Dimana lagi aku harus mencari perusahaan yang mau menerima ku bekerja? " Tanya wanita itu dalam hati, sambil terus berpikir.
Nara pun memutuskan utuk duduk di salah satu bangku taman, yang barada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dari tadi ia asik berpikir, sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.
Namun tanpa di sangka Nara melihat seorang pria yang begitu di bencinya, sedang berjalan ber gendang tangan dengan wanita, yang dulu pernah menjadi selingkuhan.
"Arvin," Ucap Nara lalu dengan cepat wanita itu berlari dan sembunyi dibalik bangku taman tersebut.
"Semoga saja mereka tidak melihatku, "pinta wanita itu yang merasa khawatir. Karena Arvin dan wanita yang sedang bersamanya, sedang berjalan menuju ke arah dirinya.
Sejenak Arvin menghentikan langkahnya. Ketika melihat kardus yang di dalamnya berisi buka, yang sudah tidak asing lagi di mata pria itu. Arvin pun berniat ingin mengambil buku tersebut. Namun wanita yang berada di samping nya langsung melarang.
[8/1 22.33] Nur Aisyah: "Sayang apa yang sedang kamu lakukan? Nanti dikira kamu mencuri. Cepat taruh buku itu. Lebih baik kamu sekarang temani aku ke salon. Soalnya aku sudah lama tidak minicure, pedicure, " Pinta wanita itu dengan nada manja. Membuat Nara ingin muntah saat mendengarnya.
"Cuuiih! Minicure, pedicure, dasar belagu. Biasanya juga memotong kuku dengan pisau kater.sekarang kena batunya si Arvin. Dia bagaikan kerbau yang ditusuk hidungnya. Hmm. Tapi sukurlah mereka berdua sudah pergi. Ternyata wanita manja itu yang menjadi kekasihnya. Jika dibandingkan diriku, jelas wanita itu kalah banyak," Umpat Nara yang merasa tidak suka. Karena dulu Arvin adalah kekasihnya. Yang berselingkuh dengan wanita tersebut.
Di balik kursi taman, Tiba-tiba ada suara pria yang memanggil namanya.
"Nara? Kamu Nara kan?
Apa yang sedang kamu lakukan di situ? "
Deg!
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments