eps-5

Di ruang kelas dengan suasana hening, tatapan teman-teman tertuju pada dirga serta ucapan tegas Angga menuai banyak cibiran memecah keheningan.

"ngga boleh.. Anisa cuma boleh duduk sebelah gue". tegas Angga pada Dirga dengan tatapan sinisnya sambil menarik tas Anisa seolah sengaja menhentikan Anisa dengan posisinya yang masih duduk dengan santai.

"hei.. terserah gue dong mau duduk sebelah siapa.. kenapa jadi Lo yang nggatur sih". bentak Anisa dengan refleks juga tegas yang menolak ucapan sambil menatap Angga kemudian melepas tangan yang memegang tasnya.

Suasana kelas kembali hening seketika karena bentakan Anisa serta mata yang tertuju padanya, teman-teman hanya mengamati apa yang terjadi antara tiga orang itu tanpa ikut campur.

pak yusuf juga memperhatikan dari jauh menunggu mereka menyelesaikan perkara yang mereka buat, ia seolah tak memperdulikan tiga siswanya itu sembari membuka lembaran-lembaran buku yang di pegang nya.

"aduuhh.. gue malah ngebalas ucapannya.. dia.. ngga langsung marah kan.. teman-teman pada ngeliat ke sini..". ucap Anisa dalam hati, tersadar dengan apa yang baru saja ia lontarkan pada Angga sambil melirik teman-teman yang memperhatikan.

"hm.. emang Lo berhak nolak perintah gue". ucap Angga dengan nada mengancam sembari menatap Anisa dengan ekspresi dinginnya.

"kenapa jadi Lo yang ngatur Anisa.. ini kan salah Lo duduk di bangku gue..". jawab Dirga yang mulai meninggikan suara atas sikap mengatur Angga pada Anisa sambil membela Anisa.

"Lo kan tinggal pindah aja di bangku Lo.. di sana.. sebelah Rara..". lanjut Dirga menyuruh Angga pindah sembari jarinya menunjuk bangku kosong di sebelah kanan Rara.

"ngga mau.. gue udah duduk.. malas berdiri lagi.. Lo aja yang pindah, Anisa juga ngga perlu pindah.. simpel kan..". ucap Angga santai dan dingin tanpa menghiraukan Dirga sama sekali sambil mengeluarkan beberapa buku dari tasnya seolah sengaja.

"Lo apaan sih.. nyari masalah ya sama gue". bentak Dirga dengan tangannya yang menekan tas Angga dan menatapnya dengan emosi.

suasana kelas jadi tegang, Angga dan Dirga jadi tontonan dengan mata saling melotot penuh amarah. teman-teman hanya menyimak tanpa melerai. Anisa yang berdiri di antara mereka berdua juga tak tahan jadi pusat perhatian.

"kalian berdua bisa diam ngga sih.." bentak Anisa sambil menatap Dirga dan Angga. serempak Angga dan Dirga menoleh menatap Anisa dengan heran.

pak yusuf yang sedari tadi mengamati mereka mulai tak tahan, ia menutup buku dan menghampiri mereka bertiga.

"kalian udah selesai ributnya?.. dari tadi bapak udah sabar ya sama sikap kalian ini.. belum juga bapak mulai mengajar.. kalian ini udah bikin rusuh.. hm..". ucap pak yusuf dengan senyum paksa menatap mereka bertiga sembari tangan kirinya menarik telinga kanan Dirga.

"kalian berdua di persilahkan meninggalkan ruang kelas dengan hormat..". lanjut pak yusuf sambil menunjuk Dirga dan Anisa dan tangannya yang mulai melepas telinga dirga.

"pak.. kok malah saya sama Anisa yang di suruh keluar.. kenapa bukan dia". tegas Dirga menolak sambil menatap Angga dengan sinis dan tangannya yang menggosok telinga kirinya.

"kalian berdua ini.. kalau saya suruh keluar ya keluar..". bentak pak yusuf mulai emosi.

Dengan kaget dan refleks Dirga mulai menarik tangan Anisa yang memegang tas, dengan langkah panjang dan kesal ia keluar bersama Anisa, meninggalkan Angga dan pak yusuf sembari mata teman-teman yang mengikutinya sampai mereka keluar dari pintu.

"dan kamu.. jaga sikap.. karena kamu baru masuk hari ini jadi ngga saya hukum.." ancam pak yusuf pada Angga yang masih tenang duduk dengan santai.

"hm.. dasar kekanak-kanakan..". lanjut pak yusuf menghela nafas pendek dan meninggalkan Angga menuju meja guru sambil membuka buku yang ia pegang.

Angga hanya terdiam mengingat tatapannya tertuju pada tangan Dirga yang memegang tangan kecil Anisa dan menghilang di balik pintu kelas.

Tersadar, Angga mulai memperhatikan pak yusuf membuat dirinya tak menghiraukan Anisa dan Dirga atas keributan yang ia buat.

Suasana kelas mulai bising dengan tatapan teman sekelas memperhatikan sikap Angga yang seolah tak terjadi apa-apa. banyak dari mereka ingin bertanya tapi kerena sikap Angga yang dingin dan cuek sehingga mereka juga berusaha tak memperhatikan Angga.

Tiba-tiba seorang siswa yang duduk di depan Angga berbalik menatapnya ia adalah Rizal teman Dirga.

"hei.. Lo kenal Anisa ya..?". tanyanya berbisik dengan menduga bahwa tebakannya benar.

"ngga kenal..". jawab Angga singkat dengan raut wajah kesal dan melototi Rizal.

"ohh.. gitu.. ya udah..". balas Rizal tak percaya sambil berbalik memperhatikan pak yusuf yang sedang menjelaskan.

Sementara itu, Anisa dan Dirga yang berjalan di lorong tanpa tujuan. Dirga yang tak sadar sedari tadi masih memegang dan menarik tangan Anisa, dengan ekspresi kesal masih menghiasi wajahnya.

Dari belakang, Anisa yang mengikuti Dirga mulai lelah dan tak bisa dengan sigap mengimbangi langkah kaki Dirga. Mengingat kakinya yang masih sakit, Anisa berhenti tiba-tiba.

"Dirga.. kita udah jauh dari kelas.. mau kemana?". tanya Anisa dari belakang sambil menghela nafas panjang dan melepaskan pegangan tangan Dirga.

"Anisa sorry.. aku ngga sadar ternyata dari tadi masih mengang Lo..". jawab Dirga tersadar dari tindakannya sambil berbalik menatap Anisa.

"oh iya.. Lo.. ngga papa kan ngga ngikut mata pelajaran pak yusuf.. gue minta maaf langsung narik Lo keluar kelas.. jadinya Lo ngikut bolos ama gue deh.. maaf ya..". lanjut Dirga bertanya pada anisa dengan perasaan bersalah.

"gue ngga papa kok Dirga.. malahan gue mau bilang makasih udah narik gue keluar.. kalau ngga, bisa-bisa gue mati membatu di tempat duduk.. kalau soal mata pelajaran pak yusuf sih.. gue bisa pinjam buku teman-teman kok..". ucap Anisa santai dengan perasaan tertolong sambil memakai tas yang ia pegang, dari tadi Anisa memang ingin menghindar dari Angga dan tak mencari masalah dengannya, tapi siapa sangka ia menghindar dengan cara membolos.

"beneran ngga papa nih Lo ngikut ngebolos ama gue.. ya.. soalnya kan Lo siswa teladan..". ucap Dirga menatap Anisa dengan perasaan tidak enak.

"udah santai aja.. gue juga baru pertama kali ngebolos kok.. ngga papa..". jawab Anisa tegas meyakinkan Dirga agar tak merasa bersalah.

"kalau aja tu siswa baru ngga ngambil tempat duduk gue.. gue ngga bakal ngebolos.. percuma dong gue masuk kelas kalau di usir juga.. padahal gue mau berubah.. ngga nakal lagi.. ngga bolos mapel lagi..". ucap Dirga menyalahkan Angga, sembari tak sadar berbicara panjang lebar mengenai dirinya yang ingin berubah dengan ekspresi kesal.

"udah sabar aja.. masih ada mapel berikutnya kok..". respon Anisa menghibur Dirga sambil menepuk bahunya.

"iya deh.. tapi kita mau kemana.. kan masih waktu belajar?". tanya Dirga menatap Anisa dengan kebingungan.

"Lo mau ngikut gue ngga.. ke perpus?". tanya Anisa sambil menatap Dirga dengan senyum kecil.

"oke deh.. gue juga ngga tau mau nongkrong di mana". jawab Dirga setuju.

Anisa dan Dirga menelusuri lorong menuju perpustakaan siswa, berjalan berdampingan sembari mengobrol dan sesekali mereka memperhatikan suasana sekolah yang sunyi karena proses mengajar sedang berlangsung.

Setibanya mereka di perpustakaan, ibu perpus banyak bertanya pada mereka mengenai rumor bahwa salah satu siswa pindahan sangat populer dengan latar belakang keluarga yang hebat.

Anisa dan Dirga tak menanggapi rumor itu kemudian mencari alasan agar tak mengobrol dengan ibu perpus, karena ia tau yang mereka maksud adalah si tukang tindas.

Dengan suasana sunyi Anisa mengitari rak-rak buku sambil mencari buku-buku yang menarik untuk di baca.

Dirga yang juga berada di perpustakaan hanya terdiam duduk menunggu Anisa memilih buku sembari matanya yang mulai lelah dan tak sadar ia pun tertidur.

Di salah satu rak Anisa menatap buku yang berada tinggi dari jangkauannya, tak sadar ia mulai berjinjit tapi tetap tak sampai, tiba-tiba dari belakang seseorang mendekat tak sengaja menyentuh tangan Anisa dan secara perlahan menarik buku yang di maksud Anisa.

Sementara Anisa yang tertindih merasa kaget akan kedatangan orang tersebut, membuat Anisa penasaran akan sosoknya, perlahan ia berbalik, tanpa ia sadari tak sengaja keningnya menyentuh bibir orang tersebut.

 

\-to be continue\-

 

jika terdapat kesamaan nama tokoh dan tempat, saya selaku penulis meminta maaf, cerita ini hanyalah fiktif belaka tidak bermaksud menyinggung para pembaca dan pihak lainnya.

jangan lupa like, vote, dan komen yaa.

Terpopuler

Comments

rin's

rin's

nyicil ya kak, mampir baca dan like sampai sini

2020-10-13

1

Ilham Rasya

Ilham Rasya

hadir lagi 😅💪💪💪

2020-08-09

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren😍

2020-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!