Waktu menunjukkan pukul 17:08, sementara itu mereka tak sadar bahwa langit senja sudah datang.
Beberapa menit sebelumnya.
Munca pong-pong(notifikasi handphone)
"Ehh.. notifikasi apaan sih.." Lea mengambil handphone dari saku bajunya.
"Yampun.. gue dari tadi online terus.. ini gc(group chat) ribut banget, bahas apaan coba.. aduh batrai hp juga ikutan sekarat.. ehh.. siswa baru di kelas XI.2..? ini bukannya kelas Anisa yaa.. Tut.. yah.. lawbet dah ni hp.. bikin penasaran aja..". Ucap Lea dalam hati sembari memegang hpnya, belum sempat ia mencari tahu informasi detail tentang siswa pindahan itu handphonenya sudah mati, sembari menyambut Anisa dan Dini dari kejauhan Lea memasukkan handphone ke sakunya dengan kecewa.
"Oh iya Nisa.. besok kayaknya ada siswa pindahan di kelas lu deh.." Ucap Lea seketika ingat informasi di gc kelasnya yang ia lihat sebelumnya.
"Siswa pindahan.. di kelas gue? gue juga ngga tau.. belakangan ini gue jarang online". Jawab Anisa kebingungan sambil menatap permen yang ia pegang.
"Heh.. murid baru yaa.. cowok apa cewek tuu..?". Tanya Dini seketika sambil memandangi wajah Lea dengan penuh harap.
"Ngga tau juga.. gue belum sempat cari info di gc kelas.. hp gue udah lowbet aja..?". Jawab Lea kecewa sambil buang muka menikmati permen yang ia pegang.
"Heh.. ini pegang bentar bawaan gue.. Lo bikin gue penasaran aja sih.. Lo kan tau gue si ratu kepo..?". Ucap Dini refleks dengan bangga sambil memberikan bawaannya pada Lea dan Anisa, spontan Dini mencari handphonenya di tas yang menggelantung di badannya.
"Din.. ribet amat..?". Bentak Anisa sembari memegang barang bawaan dengan ekspresi heran melihat tingkah Dini yang tiba-tiba heboh.
"Infonya di gc kelas kan.. gue cek dulu". Jelas Dini sibuk sambil memandangi layar handphone dengan jarinya yang aktif bergerak.
"Ya ampun Din.. besok juga ketemu kok.. kalau memang sekelas ama gue Lo datang aja kan ke kelas gue.. sekalian aja kenalan langsung..". Ucap Anisa lemas sambil berjalan dengan langkah kecil agar beriringan dengan Dini dan Lea sembari menikmati permen dengan plastik bawaan yang bertengger di jarinya.
"Kan kenalannya besok.. ngga papa kan nyari info dulu..". Tegas Dini yang sibuk dengan handphonenya.
"Heh.. terserah deh apa kata tuan putri..".
Balas Anisa dengan pasrah sambil menghela nafas kecil.
"Udah ada info belum Din..?". Tanya Lea penasaran sambil menyodorkan wajahnya ke bahu Dini agar melihat info yang didapat Dini di gc kelas.
"Gue udah nanya di gc kelas.. ngga ada respon.. gue di kacangin..". Ucap Dini kecewa dengan pandangan lurus ke depan.
"Ya sabar aja Din.. tunggu mereka balas aja sih..". Ucap Anisa memberi perhatian.
"Coba lu tanya Indra gih.. diakan anggota OSIS siapa tau aja ada info?". Usul Lea sambil menatap Dini dari samping dengan dagu yang menempel di bahu Dini.
"Lo pikir kerjaan osis ngurus siswa pindahan.. my honey gue juga bukan informan tau..". Tegas Dini dengan bangga sambil melirik Lea yang menempel di bahu kanannya.
"Yaa elaa.. numpang nanya dong.. elu sensi amat..". Tegas Lea sambil mengangkat kepala dari bahu Dini kemudian dengan mata melotot memandang Dini.
"Hedeh.. yaampun kalian kurang kerjaan yaa.. atau saking penasarannya ama siswa baru..". Ejek Anisa dari samping sembari menghela nafas pendek sambil berjalan di depan sahabatnya dengan sikap tak peduli.
"Ok deh.. gue nanya ama Indra dulu". Tegas Dini mengabaikan ucapan Anisa sambil mengetik pesan.
"Ya ampun Nisa.. Lo kayak ngga tau Dini aja". Ucap Lea dari belakang sambil merangkul Dini sembari menatap layar handphone Dini karena penasaran berharap Dini mendapat info yang detail.
Anisa terus berjalan kedepan tak menghiraukan dua orang sahabatnya. Dengan langkah perlahan dan beriringan, Dini dan Lea mengikuti Anisa sembari menunggu kiriman pesan dari Indra, hingga akhirnya mereka sampai di perempatan jalan dekat rumah Dini.
Anisa yang membawa bayak plastik yang bergelantungan di jarinya bergegas menaruh semua barang di teras rumah Dini, dengan langkah kaki kecil, Lea dan Dini tiba-tiba berhenti seketika mendapat balasan pesan dari Indra. Dengan wajah serius Dini dan Lea membuka profil siswa pindahan yang di kirim Indra tanpa foto yang tertera.
Di sisi lain Anisa yang tiba-tiba saja kaget karena handphonenya tiba-tiba berdering.
Nunkkochi tteoreojyeoyo.. tto jogeumssik meoreojyeoyo.. bogo sipda.. bogo sipda..(nada dering handphone Anisa).
Anisa mengambil handphone dari sakunya, tertulis nama gorila dilayar handphone yang tak lain adalah saudara laki-lakinya.
"Halo..". Jawab Anisa santai.
"Halo, halo.. woi pulang.. Lo bawa Jam ngga sih?.. ini udah sore.. bentar lagi malam.. pu..lang.. Tut..Tut..". Bentak Andre lewat telepon kemudian langsung memutuskan panggilan dengan sengaja.
Anisa hanya terdiam dan kaget dengan tangan yang masih memegang handphone rapat di telinga serta ekspresi masam mulai terpapar di wajahnya.
"Aaaaaa.. ngga usah teriak juga kali.. gorila.." Teriak Anisa kesal sambil memasukkan handphonenya ke saku.
Dini dan Lea yang berdiri di depan gerbang sambil memerhatikan handphone yang berisi info kiriman Indra, belum sempat membaca isi pesan tiba-tiba saja mereka terkejut karena teriakan Anisa.
"Nisa.. Lo kenapa teriak-teriak..". Tanya Dini spontan setelah mendengar Anisa berteriak.
"Gue ngga papa kok.. gue di cariin nih.. gue balik duluan yaa.. assalamualaikum.. bay..". Jelas Anisa sambil berlari menghampiri Dini dan Lea kemudian meninggalkan sahabatnya secara perlahan.
"Ok waalaikumussalam.. hati-hati..". Teriak Lea spontan ketika Anisa menghampirinya.
"Ehh.. ternyata siswa pindahannya namannya Angga Saputra... berarti ini cowok..". Jelas Dini sambil manatap Lea sembari memegang handphone di tangannya tanpa menghiraukan kepulangan Anisa.
"Hahh.. Din.. namanya siapa.. Angga Saputra..?". Tanya Lea ke Dini ingin memperjelas bahwa dia tak salah dengar.
"Iya.. angga.. Saputra.. tunggu, ini..bukan Angga Saputra yang kita kenal itu kan..?". Tanya Dini ke Lea dengan tatapan sinis sembari keningnya mengerut berharap bukan orang yang ia kenal.
"Heeeyy.. ngga mungkin lah.. orang Angga Saputra di Inggris kan..?". Jawab Lea tak yakin sambil menatap Dini.
"Iya sih.. tapi.. siswa pindahannya juga dari Inggris.. heeyy.. ngga mungkinkan Angga balik ke Indonesia..?". Jawab Dini dengan ragu yang tampak tak percaya dengan apa yang ia baca di profil siswa.
"Moga aja bukan dia.. hmm..". Ucap Lea dan Dini dengan penuh harap sembari menatap Anisa yang perlahan menghilang dari ke jahuan sambil menghela nafas kecil kemudian berjalan memasuki rumah dengan bergandeng tangan.
Sementara itu dalam perjalanan pulang handphone Anisa berdering yang ternyata dari Andre kakaknya.
"Gue lagi di jalan.. bentar lagi nyampe..". Bentak anisa seketika mengangkat telfon.
"Ngga usah teriak.. aku juga denger kok..
ohh iya.. adikku yang baik dan manis.. beliin cemilan dong di toko bibi, yang biasa aja yaa.. Tut..Tut..". Jawab Andre lembut dan merayu sembari menahan amarah kemudian menutup telfon.
"Aaaa.. gorila..". Teriak Anisa kemudian memasuki toko.
\-to be continue\-
Jika ada kesamaan tokoh dan tempat, saya selaku penulis meminta maaf, cerita ini hanya fiktif belaka tidak bermaksud menyinggung para pembaca maupun pihak lainnya.
Jangan lupa like, vote, dan komen yaa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Wahyu Fatmawati
aku baru bisa mampir nih thor. semangat, ceritanya bagus❤. aku udah kasih like dan 5 rate🌟. kalau ada waktu lagi, aku bakal mampir lagi🤗.
salam dari Karyaku
Jangan Anggap Kami Lemah 💜
Agent Penggemar 😎
Mahkota Kehancuran Love💞
2020-09-12
1
Gribelion
bisa luang kan waktu anda untuk membaca novel ku Hidden Feeling 😁✌️
2020-08-20
2
Marsh Dede
seru thorrr
2020-08-13
1