Jam 05:30 dini hari di kediaman Bustami.
Kriingg.. kriingg.. kriingg..
Suara alarm berbunyi, membangunkan Anisa yang masih lemah karena mengantuk sembari duduk mematikan alarm.
Perlahan kakinya menyentuh lantai, berjalan dengan langkah kecil menghidupkan lampu dengan mata masih terpejam, ia menuju kamar mandi mengambil air wudhu kemudian bergegas melaksanakan sholat subuh.
Hari pertama sekolah dimulai, sedari semalam Anisa telah sibuk mempersiapkan barang bawaan serta perlengkapan sekolahnya, sampai-sampai ia lupa mengabari sahabatnya mengenai info yang mereka dapat sore tadi.
Anisa membuka jendela kamar, menghela nafas panjang dengan mata memandang langit, tangannya yang terus bergerak mengancing baju dan sesekali menatap cermin sambil memakai dasi di lehernya.
"Nisa, udah siap-siap belum?" teriak Mama dari bawah seraya mempersiapkan makanan bersama bibi Ayu.
"Bentar lagi ma!" teriak Anisa pula dari kamar sambil merapikan dasi dan baju serta matanya yang masih menatap cermin memperhatikan penampilannya.
"Ceelahh, kamu udah cantik ngga usah banyak gaya, cepet turun!" ucap Andre yang tiba-tiba lewat di depan pintu kamar Anisa sambil memakai jam tangan.
"Cihh apaan sih gorila!" gumamnya tersanjung sembari lengkungan kecil tergambar di bibirnya kemudian ia buru-buru merapikan pakaian dan mengambil tas.
Anisa keluar dari ruangannya berlari kecil mengikuti Andre dari belakang. Andre yang menyadari akan kehadirannya pura-pura bersikap acuh seraya senyum kecil terukir di bibirnya.
Mereka berdua menuju meja makan, yang ternyata ayah dan ibu sedari tadi menunggu ke datangan mereka. Menarik kursi secara bersamaan, Anisa dan Andre duduk bersebelahan dengan makanan yang tersaji nan beragam di atas meja.
Anisa yang baru saja duduk mengambil beberapa makanan dan makan dengan lahap sembari bibi Ayu meletakkan segelas susu di depannya, karena takut terlambat di hari pertama sekolah Anisa mulai terburu-buru menyelesaikan makannya tiba-tiba papa bertanya.
"Nisa hari ini mau diantar ke sekolah ngga?" tanya papa lembut sambil memperhatikan Anisa yang makan terburu-buru dengan sendok di tangan kanannya.
"Ngga usah pa, hari ini cuaca bagus jadi aku mau naik sepeda aja!" jawab Anisa sopan dan manja sembari menikmati roti yang ia pegang.
"Ya udah terserah kamu saja, tapi hati-hati ya bawa sepedanya" tegas papa mengingatkan seraya menikmati sarapannya.
"Iya iya, kalau gitu Nisa berangkat ya pa, ma takut tellat, assalamualaikum" ucap Anisa sambil berdiri seketika selesai menghabiskan makanannya dan menghampiri papa, Mama dan Andre sembari mencium tangan kanannya.
"Waalaikumussalam" jawab papa dan Mama serentak sambil memperhatikan Anisa yang akan meninggalkan meja makan.
"Bay gorila, aku duluan!" ejek Anisa dari belakang sembari menepuk punggung Andre dan dengan langka perlahan menjahui meja makan.
"Apaan sih kamu ganggu aja, udah sana-sana, hati-hati!" balas Andre ketus yang terganggu atas ucapan Anisa sambil memperhatikan Anisa dari jauh yang secara perlahan menghilang di balik pintu.
Di meja makan tertinggal Mama, papa dan Andre yang masih tenang menyantap makanan dan terucap dari mulut papa bahwa ia ingin menjodohkan Anisa. Andre menanggapi usulan papa bahwa Anisa masih terlalu dini untuk masalah perjodohan, Mama yang menyimak perbincangan juga setuju dengan perkataan Andre.
Sementara di halaman depan Anisa yang siap dengan sepedanya berangkat ke sekolah. Dengan santai ia mengayuh sepeda sambil menikmati hembusan angin yang menampar wajahnya. Paparan sinar matahari yang hangat menyilaukan mata, Anisa memejamkan mata, tiba-tiba dari belakang terdengan bunyi klakson yang semakin mendekat, dengan kaget Anisa menepi dan tak sengaja ia menabrak mobil yang juga tiba-tiba berhenti tepat di depannya yang membuat keseimbangannya goyah dan terjatuh menghantam aspal.
"Tuan muda, sepertinya ada yang menabrak mobil dari belakang!" tanya sang supir dengan sopan lalu memperhatikan spion mobil mendapati Anisa yang terduduk kesakitan.
"Bapak periksa aja!" jawab orang yang di panggil tuan muda, dengan ekspresi datar tak peduli.
"Baik tuan!" ucap sang supir tegas sambil membuka pintu mobil kemudian mengamati mobil yang sedikit lecet dan menghampiri Anisa yang duduk di trotoar jalan dengan luka di lutut kanannya.
"Adek ngga papa? ehh lutut adek berdarah. mau saya antar ke rumh sakit terdekat dek?" ucap sang supir menawarkan bantuan dan merasa kasihan juga bersalah.
"Ngga usah pak saya ngga papa kok, masih bisa jalan saya minta maaf ya pak, saya ngga sengaja nabrak mobil bapak!" jawab Anisa tegas dan merasa bersalah dan tak mau merepotkan sang supir sambil memperhatikan jam tangan yang ia pakai karena takut terlambat.
"Ngga papa dek kalau gitu mau saya antar ke sekolah aja dek?" tanya sang supir lagi menawarkan bantuan.
"Ohh ngga usah pak saya masih bisa kok naik sepeda!" ucap Anisa menolak ajakan sang supir kemudian mendirikan sepedanya.
"Kalau begitu saya berangkat dulu ya pak" lanjut Anisa sambil mengayuh sepedanya dan menahan sakit di lutut, ia berencana ingin ke UKS saat sampai di sekolah.
"Ehh hati-hati dek!" ucap sang supir perhatian kemudian melangkah kembali ke dalam mobil dengan seorang pemuda yang duduk di kursi penumpang yang sedari tadi memejamkan mata dengan earphone yang menempel pada ke dua telinganya, entah ia tertidur atau tidak.Tanpa basa-basi pula sang supir menyalakan mobil dan menuju tempat tujuan.
Anisa yang mengayuh sepeda dengan lututnya yang lecet akhirnya memasuki gerbang sekolah menuju parkiran siswa.
Dion yang juga tengah memarkir sepeda melihat Anisa yang baru saja tiba, tak sengaja pandangan Dion tertuju pada lutut Anisa yang lecet, setetes demi setetes darah Anisa mulai menjalar ke betisnya tanpa satu katapun, Dion menghampiri Anisa.
"Anisa! ini lutut kamu, kamu baik-baik aja kan, sakit ngga?" tanya Dion dengan khawatir lalu berjongkok memperhatikan lutut Anisa.
"Aku ngga papa kok Dion santai aja, ini cuman lecet kecil doang kok?" ucap Anisa yakin agar Dion tak khawatir.
"Ngga papa gimana, ini luka kamu perlu diobatin aku antar ke UKS aja, kamu masih bisa jalan kan!!" bentak Dion sambil memegang dan menarik tangan Anisa kemudian menuntunnya ke UKS.
Anisa hanya terdiam dengan perlakuan Dion yang perhatian padanya. Dion yang memegang tangan Anisa menuai banyak mata yang melihat ke arah mereka sembari mulut berbicara menuai gosip tentangnya.
Anisa yang memperhatikan sekeliling hanya tertunduk menyeimbangi langkah kaki Dion dan berusaha tak menghiraukan teman di sekelilingnya.
Dion membuka pintu UKS menyuruh Anisa duduk kemudian segera mencari kotak obat serta perban, dalam sekejap banyak siswa yang lalu-lalang di depan ruang UKS menatap ke dalam mengamati Anisa dan Dion.
Anisa yang menyadari situasi hanya terdiam kaku memperhatikan Dion yang sibuk. Dion tak menyadarinya, ia tetap fokus mengambil apa yang di perlukan untuk luka kemudian menghampiri Anisa yang tengah duduk di kursi.
"Dion aku bisa sendiri kok!" ucap Anisa tiba-tiba yang tak mau merepotkan dan sadar akan tatapan teman-temannya.
"Udah diam aja ngga usah banyak gerak" tegas Dion sambil fokus mengoleskan obat ke luka Anisa.
"Aaaa sakit!" ringis Anisa ke sakitan sambil memandangi Dion yang serius.
"Sorry sorry kamu tahan dikit ya, bentar lagi selesai kok!" ucap Dion perhatian sembari fokus membalut luka Anisa.
Deg.. deg.. deg..
"Aaaaaa Anisa kamu kenapa? ngga usah baper, sadar sadar sa..dar!!" batinnya berteriak sembari memegang dadanya
yang berdegup tak karuan menatap Dion.
"Oke udah selesai!" lanjut Dion senang sambil tersenyum polos menatap Anisa.
"Ma makasih yaa Dion!" ucap Anisa membalas senyum karena merasa terbantu.
"Iya sama-sama, lain kali kamu hati-hati jangan sampai terluka lagi, bikin kaget tau aku kan khawatir!" ucap Dion memberi nasehat dengan polosnya kemudian tersadar akan apa yang baru saja ia ucapakan kepada Anisa.
Ting.. Tong.. pelajaran pertama akan di mulai dalam lima menit (bel sekolah).
\-To be continue\-
Jika terdapat kesaman nama tokoh dan tempat, saya selaku penulis meminta maaf. Cerita ini hanya fiktif belaka tidak bermaksud menyinggung para pembaca dan pihak lainnya.
Jangan lupa like, vote, dan komen yaa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Sept September
pagi Kaka... aku datang yaaaaa...
bawa jempol jempol buat karya kece Kakak 💕
semangat yaaaaa...
nanti aku bakal balik lagi...
da da da....
Sept🙄
2020-08-19
1
Marsh Dede
aku pembaca setiamu thlr
2020-08-13
1
Ilham Rasya
hadir thor 😅💪💪💪
2020-08-09
1