Audrina yang melihat Aoi menangis untuk pertama kali sejak mengenalnya pada 11 tahun terakhir ini tidak tau harus melakukan apa. Wajar saja, Aoi yang selalu tersenyum dan tertawa mendadak menangis didepannya tanpa aba-aba, tentu saja membuatnya canggung. Ia dengan ragu mulai memberaninan diri untuk mengusap pelan kepala Aoi berusaha menenangkannya.
"It's okay, you'll be okay." Ucap Audrina berusaha menenangkan Aoi.
Aoi berusaha untuk menghentikan tangisannya, lalu menatap Audrina lekat, menusuk telak hingga ke iris kecoklatannya yang tampak menawan. Raut wajah Audrina seakan sulit untuk diartikan saat ini, antara takjub, bingung dan penasaran. Benar-benar campur aduk.
"Aoi, itu.." Audrina mengarahkan jari telunjuknya kearah pangkuan Aoi.
Aoi melihat ke arah yang ditunjuk oleh Audrina. Kini tepat dipangkuannya terdapat permata bulat yang bewarna biru terang dan sangat mengkilap. Seperti tau hal itu akan terjadi, Aoi menghela napasnya perlahan.
"Ody, boleh bawakan aku sebuah wadah atau tempat untuk aku memindahkan permata ini," ucapnya pelan dan sedikit sesegukan karena habis menangis.
"Apa itu? Darimana asalnya?" tanya Audrina bingung sendiri.
"Itu air mata aku. Maaf membuatmu terkejut." Aoi tampak berusaha tersenyum.
Audrina yang masih tidak menyangka akan kelogisan itu sangat kebingung saat ini. Ini diluar nalarnya. Kalau ada manusia yang menangis dan menghasilkan permata seperti itu setiap harinya, tidak ada orang miskin dan kelaparan di dunia ini.
"Ody?" Aoi memanggil Audrina lagi.
Audrina yang tersadar dipanggil langsung mengganguk patah-patah. "O-oke."
Audrina mengambil baskom bewarna putih dari dapur lalu memberikannya kepada Aoi. Aoi memindahkan satu persatu permata itu kedalam baskom dibantu oleh Audrina yang awalnya takut untuk menyentuh permata itu. Namun, Aoi menjelaskan bahwa itu hanya permata biasa dan tidak akan terjadi apa-apa jika manyentuhnya saja, ia pun akhirnya membantu Aoi mengumpulkan permata biru itu.
Aoi memindahkan jóias yang sejak tadi ia pegang di tangan kirinya ke atas meja belajar. Mungkin karna medan meja yang tidak datar ditambah dengan ketidaksengajaan Audrina menyikut jóias itu, benda paling berharga menurut kaum Aoi itu pun bergelinding.
Audrina yang melihat itu reflek menangkap jóias itu dengan kedua tangannya. Seperti kata Aoi sebelumnya, jóias adalah batu netral yang akan mengikuti keinginan dan hati tuannya. Makna 'tuan' dari berlian itu adalah siapapun yang menyentuhnya.
Tiba-tiba jóias itu bersinar terang sekali sampai cahaya memenuhi ruangan itu. Jika mereka tidak menutup mata, mungkin mereka akan buta seketika saking terangnya cahaya yang dipancarkan.
Setelah cahaya itu perlahan mulai meredup sedikit demi sedikit, Aoi dan Audrina membuka mata mereka. Kali ini sinarnya masih bisa dilihat oleh mata secara langsung, namun cahaya lain muncul di anting yang digunakan oleh Audrina kali ini tepat pada berlian kecil pada anting itu.
Aoi melihat anting Audrina. "B-bagaimana mungkin?" tanya Aoi tidak percaya dengan apa yang netranya tangkap.
Audrina yang melihat Aoi bertingkah aneh balik bertanya. "Apa maksudmu Aoi?"
Aoi memegang daun telinga Audrina dan menatap Audrina seolah tak percaya. "Ternyata kamu putrinya Dariás," ucapnya seolah lega.
Audrina yang tidak mengerti maksud dari Aoi mengerutkan dahinya bingung. "Siapa Dariás?"
"Ibu kamu Ody," tukas Aoi lagi dengan bersemangat.
"Mama aku Kena, bukan Dariás," sanggah Audrina cepat.
Aoi berkata lagi sambil tersenyum. "Bukan nama ibu kamu, tapi kaum ibu kamu. Dariás ada ras setengah manusia setengah siren." Jelas Aoi yang membuat Audrina terkejut sampai ia berdiri dari duduknya.
"T-tidak mungkin." Audrina membantah lagi. "Mama aku? Setengah siren? Yang benar saja Aoi. Mama aku itu manusia, sama seperti aku dan papa aku."
Terlihat raut wajah gelisah pada Audrina. Ia masih tidak mengerti sekaligus bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Mamanya adalah manusia setengah siren? Sangat tidak mungkin. Itu satu hal yang mustahil karena dengan jelas rupa fisik ibunya tidak ada siren-sirennya sama sekali
Aoi mendekati Audrina dan memegang tangannya. "Aku tau kamu pasti merasa bingung dan tidak akan percaya padaku." Aoi sedikit membuang napasnya lalu melanjutkan ucapannya.
"..Tapi bukti bahwa ibu kamu dariás ada pada diri kamu saat ini, Ody. Hanya sosok dariás yang bisa menuntun dan menemukan jóais lainnya. Kamu adalah keturunannya, Ody." Terang Aoi lagi.
Audrina yang masih ragu sedikit merasa ada yang aneh dari pernyataan Aoi barusan. 'Hanya dariás' berarti Audrina...
"Aoi, maksud kamu aku dariás?" tanyanya lagi, memastikan.
Aoi mengangguk. Lalu ia mendekati wajahnya ke telinga Audrina. "Apodeíxte ti dikaíosi tis ntárias sas."
Audrina sedikit menjauh dari Aoi. "Apa yang kamu lakukan, Aoi?" tanyanya menyelidik.
Aoi tidak menjawabnya, lalu ia sedikit menjauh dari Audrina dan menunggu. Tiba-tiba Audrina menjerit kesakitan sambil memegang tengkuknya. Audrina merasa seperti ada yang membakar kulitnya saat ini. Aoi yang melihat itu langsung berjalan ke belakang Audrina dan mengangkat rambutnya untuk melihat tengkuknya.
Aoi tersenyum bahagia saat melihat tanda silver kebiruan seperti bulan sabit terbalik dengan terdapat 5 bunga mawar biru kecil di atasnya muncul. Rasa sakit Audrina perlahan memudar lalu ia membalikkan badanya kearah Aoi.
"Apa yang terjadi?" selidiknya.
Aoi mendorong Audrina hingga membelakangi cermin. "Coba kamu liat tengkuk kamu," perintahnya.
Audrina menyingkap rambunya dan mendapati tanda silver keabuan dengan bulan sabit yang terdapat 5 bunga mawar biru diatasnya. Persis dengan yang dilihat Aoi. "Tato? Sejak kapan aku punya tato?!" tanyanya histeris.
"Bukan, itu adalah sebuah pengukuhan dan pembuktian kamu adalah seorang dariás. Selama ini ibumu menyembunyikan tanda itu dari siapapun, termasuk kamu," ucap Aoi.
Audrina tampak masih tidak percaya namun ia berusaha untuk mencerna semuanya agar bisa diterima oleh akal sehatnya saat ini. Tidak masuk akal.
"Kalau ada ras dariás, bukankah lebih mudah untuk kalian menemukan jóais?" tanya Audrina heran.
Benar sekali apa yang dikatakan Audrina.
Bukankah dengan adanya ras Dariás, kaum Aoi akan dengan mudah menemukan jóias? Lalu, apakah bentuk jóias berbeda-beda? Kenapa berlian yang ada pada Aoi dan anting milik Audrina memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda?
Aoi terdiam sejenak, seolah ragu untuk memberikan jawaban kepada Audrina. "Um.."
"Ada apa, Aoi?" tanya Audrina setelah melihat gerak-gerik Aoi yang aneh.
"Ibumu adalah dariás terakhir sekaligus makhluk terakhir yang mengetahui keberadaan jóias. Dengan kematian ibumu 11 tahun lalu, membuat kami sangat terpukul. Mungkin kamu hanya melihatku saat di pemakaman itu karena aku memang ingin menampakkan diriku. Tapi sebenarnya ada ratusan siren biru yang mengunjungi pemakaman ibumu dulu." Jelas Aoi yang akhirnya dengan terpaksa harus menjelaskan semua yang terjadi dulu.
Audrina seakan tidak percaya mengulang kembali ucapan Aoi, "ratusan siren?" Terdengar suara kebingungan dari Audrina. Audrina menatap wajah Aoi saat ini, ia tidak bisa mengerti ekspresi apa yang diperlihatkannya. Ekspresi sedih, senang, takjub, lega semua menjadi satu.
Aoi mendekati Audrina dan memegang kedua tanganya perlahan. "Aoi tau mungkin aku terdengar egois karena melibatkanmu pada hal ini. Tapi Ody, kami sangat membutuhkan bantuanmu untuk menemukan jóais lainnya."
"Ody bahkan tidak tau bentuk jóias lain seperti apa." Audrina berusaha meyakinkan Aoi bahwa Audrina bukan pilihan yang tepat.
"Yang besar seperti yang kamu pegang saat ini adalah jantung dari jóias lainnya. Ada 10 jantung jóias termasuk yang saat ini kamu pegang. Jadi, sisa 9 jantung jóias lagi yang harus kita temukan." Jelas Aoi.
Audrina memasang wajah bertanya, "jantung jóias?"
Aoi mengangguk. "Jóias kecil seperti yang ada pada anting kamu akan bersinar, jika jantung mereka dekat dengan mereka. Tentu saja hal ini hanya merupakan keistimewaan yang dimiliki seorang dariás, " Aoi sedikit tertawa.
Entah kenapa Audrina merasa sangat bangga, padahal sebelumnya ia masih merasa ia manusia seutuhnya dan tidak percaya dengan perkataan Aoi.
"..Ada 10 warna berbeda dari jóias. Biru seperti yaitu yang kamu pegang, hijau, coklat, ungu, merah muda, kuning, oren, abu-abu, silver dan yang paling kuat adalah jantung jóias bewarna putih," lanjut Aoi.
"Jadi, temukan jantung dapat anak. Begitu?" seru Audrina menyimpulkan dengan penyataan yang aneh.
Aoi yang mendengar itu hanya tertawa dan menatap aneh kearah Audrina yang meracau tidak jelas. Tak lama setelah itu, Audrina memberikan kembali jóais yang daritadi dipegangnya kepada Aoi.
"Kenapa kamu kembalikan?" tanya Aoi heran.
Audrina memutar matanya jengah. "Pertama, aku tidak bisa menyimpan berlian itu di dalam jantungku seperti yang kamu lakukan Aoi." Jelas Audrina sedikit menenkannga kata 'jantung' karena itu mustahil dia lakukan.
"..Kedua, setelah aku pikir-pikir, aku tidak mungkin bisa menjaga benda berharga itu dengan aman. Bukan hanya siren, manusia juga pasti akan mengincar aku. That is not save at all."
"..Ketiga, dan yang terakhir. Aku tidak membutuhkan itu untuk tetap hidup, tapi kalian sangat membutuhkannya. Aku tidak ingin menyakiti kalian dan menjauhkan kalian dari benda berharga seperti itu." Jelas Audrina panjang lebar sambil berjalan duduk ke tepi tempat tidurnya.
Aoi tersenyum mengerti. Apa yang dikatakan Audrina benar, terlebih lagi nyawa Audrina sangat terancam dan berbahaya jika jóias berada di tangannya. Bukan pilihan yang bijak jika memaksakan Audrina menyimpannya.
"Baiklah, akan kami simpan kembali," ucap Aoi akhirnya.
Aoi memasukkan kembali jóias itu kedalam dadanya dan disaksikan langsung oleh Audrina. Walau tadi Aoi sudah melakukan hal yang sama sebelumnya, bukan berarti Audrina terbiasa akan hal itu. Ia masih merasa ngeri dan ngilu disaat yang bersamaan.
Setelah menyimpan kembali di tempat yang aman. Audrina mengalihkan perhatiannya ke arah mangkuk permata yang merupakan hasil dari air mata Aoi tadi.
"Ini mau diapakan?" tanya Audrina penasaran.
"Untuk Ody saja. Aku tidak membutuhkannya," jawab Aoi enteng.
Seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya ia bertanya kembali kepada Aoi dan jawabanya tetap sama.
"Ambil saja semuanya," Aoi tersenyum.
"Semua? Yang benar saja!" Ucap Audrina tidak percaya. Ia bisa mendapatkan ratusan juga dollar hanya dengan menjual beberapa butir saja.
Seketika Audrina merasa mendapatkan rezeki nomplok.
...-----...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
KK mampir lagi.
2023-04-02
0
Mugiwara🌀🌌
tentu saja! bagi aku juga dong astagaa
2023-03-04
0
Mugiwara🌀🌌
ternyata selama ini Audrina itu anak keturunan setengah siren? aku penasaran apa si Key tau tentang hal ini.
2023-03-04
0