BAB • EMPAT

Ternyata hubungan yang diinginkan oleh Fania tak sesuai dengan kenyataannya. Dia mengira jika papa gulanya akan memperlakukan dirinya seperti papa gula yang dimiliki oleh ketiga sahabatnya yang akan langsung memberikan kepuasan diatas ranjang. Namun, berbeda dengan dirinya yang harus menyentuh peralatan dapur yang selama ini sama sekali tidak pernah ia sentuh.

"Om Calvin sebenarnya mau cari sugar baby atau mau cari pembantu sih? Masa aku gak disuruh masak? Mana aku pernah masak lagi." Fania mendengus dengan kasar setelah dia sampai di dapur yang ada di apartemen Calvin.

Ekor mata menyapu satu persatu perkakas yang ada di dapur. Meskipun terlihat mini, tetapi dapur terlihat rapi. Terlihat juga alat tempur masak memasak juga lengkap meskipun hanya berukuran sedang.

"Meskipun seorang laki-laki, lengkap juga ya perlengkapan dapurnya, kayak emak-emak, suka koleksi panci." Fania tertawa kecil saat dirinya masih terkagum dengan perlengkapan yang menempel di dinding dapur.

Saat itu juga mata Fania tertuju pada sebuah kulkas. Ia semakin penasaran dengan apa yang tersembunyi di balik tempat penyimpanan sayuran itu. Apakah isinya juga akan lengkap seperti versi emak-emak? Untuk memecahkan rasa penasarannya, Fania segera membuka kulkas yang ada di hadapannya.

Untuk kedua kalinya Fania dibuat takjub oleh pemandangan yang ia lihat. Ternyata benar di dalam kulkas sudah penuh dengan berbagai macam sayuran dan daging. Bahkan juga ada beberapa macam buah-buahan yang disimpan di tempat itu.

"Amazing ... ini mah lakik idaman banget. Gak rugi jadi istrinya." Fania pun tertawa pelan sambil menutup kembali kulkas. "Sepertinya aku akan melanggar poin yang ke 6. Mana ada sih cewek normal yang gak akan jatuh cinta sama pesonanya?"

Karena Fania tidak tahu apa yang akan dimasak, ia pun kembali keluar untuk bertanya kepada Calvin mengenai apa yang akan dimasaknya.

"Om, aku masak apa?" tanya Fania dari belakang Calvin.

"Masak apa aja yang bisa kamu masak. Mie juga boleh," ucap Calvin tanpa ingin menoleh ke Fania.

"Tapi aku nggak bisa masak, Om!"

"Mana ada perempuan gak bisa masak. Udah masak aja yang kamu bisa. Aku tunggu di kamar ya, aku ada rapat via zoom."

Fania hanya bisa menghentak kakinya saat Calvin tak menghiraukan dirinya. Padahal Fania berharap jika Calvin akan turun tangan untuk membantunya di dapur seperti ala-ala drama yang ia tonton. Namun, nyatanya Iya acuh tanpa memperdulikan sama sekali.

"Dih, cuek banget sih! Pantes aja gak laku!" umpat Fania sambil berjalan ke dapur lagi.

"Kalau seperti ini mending aku cari papa gula yang lain ajalah. Aku ini mau di senangkan dan dimanjakan oleh Papa gula bukan malah disuruh untuk menjadi pembantu. Oh, astaga ...! Stefany ... awas kamu ya! Rekomendasi apa seperti ini!" Fania terus mengumpat dalam dapur karena merasa kecewa dengan sikap papa gula yang dimilikinya yang sama sekali tidak sesuai dengan khayalannya.

Hampir 15 menit Fania menghabiskan waktunya di dapur hanya untuk memasak apa yang ia bisa. Karena dirasa sudah masak, Fania pun langsung membawanya ke kamar Calvin. Beberapa kali ia menghembusk tangannya yang terasa panas.

"Om, aku boleh masuk kan?" teriak Fania dari luar.

"Masuk aja! Kan tadi aku udah bilang kalau udah siap masuk aja. Dasar bocah!"

Setelah mendengar jawaban dari Calvin, Fania pun langsung masuk ke dalam dengan sebuah nampan yang berada di tangannya.

"Hu ... panas Om!" serunya setelah meletakkan nampan itu di atas meja.

Calvin menatap heran ke arah Fania yang sedang menghembus tangannya karena merasa panas.

"Ini apa?" tanyanya pada Fania.

Fania yang ditanya pun tersenyum kepada Calvin. "Kan tadi Om Calvin bilang masak aja yang bisa kamu masak. Nah, inilah yang bisa aku, Om."

"Fan, jangan bercanda! Gak lucu!"

"Serius Om! Nih, lihat tangan aku sampai melepuh karena airnya sempat tumpah ke tanganku." Fania memperlihatkan tangannya yang sudah memerah akibat air panas yang tumpah mengenai tangannya.

Dengan kedua alis yang menaut Calvin memperhatikan tangan Vania dengan jelas. Tangan yang terlihat putih dan mulus itu saat ini sudah terlihat merah.

"Kamu serius nggak bisa masak, Fan?" tanya Calvin ingin memastikan lagi.

Fania hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya.

"Bukannya orang dari kampung itu pintar masak?"

Mendengar pernyataan dari Calvin, Fania langsung menautkan kedua alisnya. Dari kampung? Emang wajahku terlihat kampungan? Masa sih? batin Fania yang kemudian memenangi wajahnya.

"Gak usah terkejut seperti itu. Aku sudah tahu semuanya dari Bara tentang kamu yang sedang membutuhkan biaya hidup untuk keluarga kamu di kampung. Yah, sebenarnya aku menyayangkan jika kamu harus menjadi simpanan lelaki hidung belang, karena aku yakin jika kamu mau berusaha di luar sana, pasti kamu bisa menemukan pekerjaan yang lebih layak. Tapi, ya begitulah kamu harus pe.ras keringat dengan setumpuk pekerjaan yang akan melelahkan. Tapi sebenarnya sama-sama menguras keringat, hanya saja kalau menjadi sugar baby, kering yang mengundang nikmat. Bukan begitu, Fan?"

Fania hanya terdiam. Sungguh dirinya tidak bisa berkata apa-apa, karena ia tidak tahu apa yang telah dikatakan Stefany kepada Bara tenang dirinya.

"Oke, tahan Fan! Kamu lagi-lagi, kamu lagi-lagi. Awas kamu Stefany!" batin Fania yang menahan rasa geram kepada Stefany.

"Coba lihat sini!" Calvin menarik salah satu tangan Fania untuk duduk di sampingnya. "Tunggu di sini dulu aku ambil kamu obat."

Fania hanya menganggukkan kepalanya seraya menatap punggung yang sedang berlalu meninggalkan dirinya. Rasa getaran itu timbul kembali di dalam aliran darahnya. Sepertinya saat ini bannya benar-benar telah jatuh cinta pada pandangan pertamanya sekalipun itu kepada Om-Om hidung belang.

Tak berapa lama Calvin datang dengan sebuah kotak obat dan mengobati tangan Fania yang terlihat sedikit melepuh akibat terkena tumpahan air panas.

Calvin ingin menertawakan Fania yang bodoh atau Fania yang polos. Bagaimana bisa saat diminta untuk memasakkan sesuatu, perempuan itu malah memasakkan air untuknya. Karena sebelumnya Calvin mengatakan pada Fania untuk memasak apa saja yang bisa ia masak. Namun, Calvin tidak berpikir jika Fania akan memasak air untuknya.

"Cuma masak air aja gak bisa!" cibir Calvin.

"Kan aku emang nggak bisa masak, Om." kata Fania lemah.

Melihat Fania menunduk dengan lesung Calvin pun mau minta maaf padanya.

"Sorry, aku gak tahu kalau kamu bener-bener nggak bisa masak. Tapi, tenang aja selama kamu masih menjadi sugar baby-ku, aku akan mengajari memasak. Perempuan itu harus bisa masak."

Setelah mengobati tangan Fania yang sedikit melepuh, Calvin hanya bisa menatap Fania dalam. Sebenarnya memelihara sugar baby bukankah hobinya. Namun, karena suatu masalah yang membuatnya frustrasi, ia pun langsung menerima tawaran Bara saat ada surga baby yang sedang membutuhkan uang. Mungkin kehadiran sugar baby dalam hidupnya bisa membantunya untuk melupakan beban hidup yang sedang ia pikul.

"Fan." Kini tatapan mata keduanya selain bertemu dan seolah mereka sedang berkomunikasi lewat atau mereka.

Semakin lama kelapa Calvin mendekat hingga membuat jantung Fania tidak bisa dikondisikan. "Fan, aku melupakan sesuatu. Tolong ambilkan pesananku ditempat resepsionis ya. Tadi kurirnya sempat menitipkan pesanan itu di sana. Nanti aku doublekan tipsmu untuk hari ini." bisik Calvin tepat di telinga Fania.

Setelah mendengarkan bisikan dari Calvin, Fania langsung mendelik dan langsung mendorong tubuh Calvin agar menjauh darinya. "Kok malah disuruh ngambil pesanan sih, Om. Apa salahnya menyuruh office boy?" gerutu Fania kecewa.

Sial. Aku pikir Om Calvin mau nyium. Gak taunya malah disuruh ngambil paketan. Fania hanya bisa mengumpat dengan penuh kekesalan.

...🌸🌸🌸...

...BERSAMBUNG...

Anggap aja ini Om Calvin ya. 😄

Terpopuler

Comments

Arif Muzakki

Arif Muzakki

jelas aja fania klepek2, lha wong sugar Daddy nya kyk gitu🤣🤣🤣🤣

2023-01-17

0

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

hrus tuuuh fan...

2023-01-16

0

Pujiastuti

Pujiastuti

😂😂😂😂kamu ketipu ya Fania maunya senang² eeeee malah naas tangannya kesiram air panas,,,,,
wah siom belum tahu aja siapa Fania, dia mah bukan cari uang tapi cari kesenangan dan kasih sayang om

2023-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!