BAB • TIGA

"Kamu ngapain disitu? Sini!" Calvin mengagetkan Fania yang sedang bimbang dengan perasaan disudut jendela.

Melihat rambut Calvin yang setengah basah membuat Fania hanya bisa menelan kasar salivanya. Dengan langkah pelan, ia menghampiri Calvin yang sudah duduk di sebuah sofa panjang. Terlihat juga saat ini pria dewasa itu sedang menulis sesuatu di kertas yang berwarna putih.

"Mulai saat ini kamu telah terikat kontrak denganku, jadi semua waktumu adalah milikku. Kapan saja aku membutuhkanmu kamu harus siap untuk melayaniku," ucap Calvin dengan tegas.

"Baca dulu dengan baik. Jika ada yang kurang kamu boleh menambahi, tapi tidak bisa mengurangi apa yang sudah aku tuliskan!" Calvin memberikan kertas putih pada Fania.

Dengan seksama, Fania membaca poin demi poin yang ditulis oleh pria yang telah menjadi papa gulanya mulai hari ini.

Kontrak Perjanjian Kepemilikan Atas Fania Atamaja untuk Calvin Anggara

Baru saja membaca kalimat paling atas, mata Fania langsung mendelik dengan lebar. Namun, ia hanya memilih diam dan melanjutkan untuk membaca poin penting yang telah ditulis oleh Calvin.

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Calvin Anggara

Usia : 30 tahun

Status : Perjaka

Yang selanjutnya disebut pihak pertama dan terhitung tanggal 10 Januari 2023 telah mengambil atas nama dibawah ini untuk dijadikan patner untuk menjadi wanita penghiburnya.

Nama : Fania Atmaja

Status : Perawan

Usia : 21 tahun

Yang selanjutnya akan sebut pihak kedua telah bersedia untuk menaati semua peraturan dan tata cara berhubungan sesuai dengan poin-poin dibawah ini :

1. Selama dalam masa kontrak, pihak pertama dan pihak kedua tidak boleh melakukan hubungan badan yang menjerumus pada hubungan suami-istri karena tidak ada status pernikahan.

2. Pihak pertama bebas untuk menyentuh maupun mencium pihak kedua.

3. Kapanpun pihak pertama membutuhkan pihak kedua, pihak kedua harus siap siaga untuk melayaninya.

4. Setiap malam Minggu, pihak kedua wajib menemani pihak pertama untuk menghabiskan malam panjangnya.

5. Selama masa kontrak pihak kedua dilarang untuk menjalani hubungan dengan pria lain, selain pihak pertama.

6. Kedua belah pihak dilarang untuk jatuh cinta

7. Jika masa kontrak telah habis maka sudah tidak ada lagi hubungan antara pihak pertama dan pihak kedua dan menganggap jika diantara kedua belah pihak tidak pernah terjadi sesuatu.

^^^Sekian Tanda Tangan^^^

^^^Calvin Anggara^^^

Setelah membaca isi kontrak, otak Fania tiba-tiba ngeleg. Dalam hati ia masih bertanya-tanya dengan poin yang pertama. Apa itu artinya selama masa kontrak keduanya tidak akan melakukan hubungan suami-istri seperti yang telah ia bayangkan sebelumnya? Lalu apa maksud dari poin kedua dan ketiga? Tiba-tiba kepala kalian tetap pusing karena tidak bisa mencerna akan masuk poin tersebut.

"Bagaimana, apakah ada yang ingin kamu tambahkan? Jika ada silakan tambahkan lalu tanda tangani sebelum aku beri stempel," kata Calvin.

Karena Fania tidak tahu poin apa yang ingin ditembakkan lagi ia pun menggeleng dengan pelan. "Tidak ada, Om. Membaca poin demi poin saja sudah membuat kepalaku sakit," ujarnya.

Calvin tersenyum tipis. "Baiklah kalau tidak ada lagi, silakan kamu tanda tangan!"

Fania pun langsung membubuhkan tanda tangannya di atas kertas yang telah dipasang sebuah materai.

"Oke. Ini satu untuk kamu simpan dan satu untuk ku simpan. Semoga kamu bisa memahami isi poin dari surat perjanjian ini."

Fania mengangguk pelan sambil dengan rasa canggung. Bahkan sejak tadi ia sudah mencoba untuk meredam detak jantungnya agar tidak keras berdetaknya. Namun, sepertinya jantung itu ngeyel dan semakin lama semakin berdetak lebih kuat saat Fania menatap mata Calvin.

"Baiklah, karena hari ini kamu sudah menjadi milikku, maka malam ini kamu temani aku nonton bola karena malam ini adalah babak final. Aku tidak mau sampai terlewat," ucap Calvin yang kini sudah beranjak pergi.

Hah? Yang benar saja? Malam ini aku hanya disuruh untuk menemui Om Calvin nonton bola aja? Gak diajak untuk main bola sendiri? batin Fania dengan alis yang mengernyit.

Karena saat ini masih pukul tiga sore dan malam masih lama, Fania hanya menonton telivisi tanpa ingin mengetahui apa yang dilakukan Calvin didalam kamarnya. Meskipun ia penasaran, ia takut untuk menyusul Calvin karena tidak dimintanya untuk menyusul.

Baru saja Fania ingin mengirim pesan kepada Stefany, ekor mata Fania menatap Calvin yang baru saja keluar dari kamar dan menghampirinya.

"Kamu terlihat imut kalau lagi gugup seperti ini. Geser!" kata Calvin yang kini sudah menjatuhkan tubuhnya disamping Fania. Aroma maskulin semerbak menusuk hidung hingga mengalir ke syarafnya.

Oh, jantung. Tenanglah!

"Fan," panggil Calvin.

"Iya, Om," jawab Fania yang langsung menoleh kesamping.

Bibir Calvin mengembang luas saat matanya bertemu dengan mata Fania. "Kamu cantik banget sih, Fan. Jika suatu saat kontrak kita sudah habis apakah kamu akan mencari papa gula yang baru dan lebih manis?"

"Belum juga dimulai udah bahas endingnya. Setidaknya jalani dulu gitu kek, baru bahas ending," ujar Fania.

"Tidak ada salahnya kita bahas diawal, karena setiap awal pasti akan ada akhir. Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan." Calvin masih menatap Fania dalam.

Melihat surat mata yang menggetarkan dadanya, lagi-lagi Fania hanya bisa menelan kasar salivanya.

"Meskipun aku tahu pertemuan ini pasti akan ada perpisahan, tetapi saat ini aku hanya berharap jika hari-hariku akan lebih berwarna," lirih Fania.

"Maksud kamu?" Calvin mengernyit mendengar kata yang keluar dari bibir Fania.

Menyadari jika saat ini dia kelepasan berbicara, Fania langsung menggelengkan kepala dengan pelan. Ia pun langsung tersenyum kearah Calvin. "Ya, karena saat ini aku akan memuaskan Om Calvin, tentu saja hari-hari akan lebih berwarna.

"Kamu jangan bermimpi kejauhan! Belajar yang bener biar bisa lulus dengan nilai yang bagus. Anggap saja saat ini kita sedang saling membutuhkan. Kamu sedang butuh uang dan aku sedang butuh patner untuk menemani hari-hariku," kata Calvin sambil mengacak rambut Fania.

"Terus yang Om bilang aku harus siap siaga saat dibutuhkan untuk melayani Om Calvin, aku harus melayani apa dong, mengingat kembali pada poin pertama?"

Calvin tertawa pelan. Dirinya semakin gemas saat melihat wajah polosnya Fania. "Memangnya kata melayani harus berbau dengan urusan ranjang? Tidak kan?"

"Lalu apa maksudnya?" tanya Fania heran.

"Fania ... Fania. Mending kamu sekarang masak! Aku sudah lapar. Jangan sampai kamu yang aku makan nanti!" ujar Calvin.

"Dengan senang hati, jika Om Calvin mau memakanku," lirih Fania dengan pelan.

"Kamu jangan berpikir berlebihan, Fan! Sudah sana masak!" titah Calvin.

"Tapi aku gak bisa masak, Om."

...🌸🌸🌸...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Siti Maryam

Siti Maryam

kasih judul setiap bab nya

2023-06-09

0

Arif Muzakki

Arif Muzakki

untuk poin yg di larang jatuh cinta bakalan di langgar deh ma Cavin,klu fania sih emang udah jatuh cinta pada pandangan pertama,jangan kwatir Cavin gk akan ada kata perpisan yg ada pasti bakalan berlanjut ke pernikahan 🤭🤣🤣🤣semangat teh ceritanya bagus 💪👍🥰

2023-01-17

1

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻

2023-01-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!