SHEILA (Bukan,Orang Ketiga)

SHEILA (Bukan,Orang Ketiga)

Episode 1

Bunga - bunga bertebaran di lantai yang aku lewati, suasana hening melingkupi ruangan yang megah ini, tidak ada suara yang terdengar, hanya ada suara derap langkah kakiku dan langkah tegas pria paruh baya yang saat ini ada di sampingku.

Semua orang yang menatapku, merasa sangat bahagia tiada tara. Terharu dengam datangnya hari ini, namun pantaskan untukku ikut bahagia? Tidak bisakah aku ikut bahagia bersama mereka? Jawabannya pasti tidak!.

Semua ini terjadi begitu saja, seperti kilatan petir yang menyambar dengan kecepatan yang bahkan tidak dapat di lihat oleh mata telanjang.

Dia, apakah aku bisa bahagia jika bersamanya? Apakah dia juga dapat bahagia bersamaku?. Apakah dia juga berpikiran yang sama dengan ku? Apakh dia juga menerima semua ini karena terpaksa juga, sama denganku?

Sampai detik ini, bahkan dia tidak pernah menunjukkan bentuk wajahnya padaku, yang ku kenal hanyalah namanya saja. Namun, apakah hanya dengan sebuah nama semua bisa menjadi jawaban dari pertanyaanku.

Aku berjalan dengan taburan yang menghiasi, setiap langkahku selalu di iringin dengan bunga - bunga. suasana hening melingkupi ruangan megah ini, tdak ada suara yang terdengar, hanya suara derap langkah kakiku dan juga langkah tegas pria paruh baya yang saat ini melangkah di sampingku.

Semua orang yang menatapku merasakan kebahagian yang tiada tara. Terharu dengan datangnya hari ini. Namun, pantaskah aku juga ikut bahagia? Tidak bisakah aku uga bahagia bersama mereka? Tapi, aku rasa jawabannya tetap tidak.

Semua ini terjadi begitu saja, seperti kilatan yang menyambar dengan kecepatan yang bahkan tak dapat dilihat oleh mata telanjang.

Dia, apakah dia akan bahagia besamaku? Apakah di dapat bahagia jika bersamaku? Apakah da melakukannya karena terpaksa juga?Apa dia memiliki pemikiran yang sama denganku.

Dia bahkan yang Sampai detik ini tidak pernah kulihat wajahnya, hanya namalah yang menjadi clue untukku . Namun , Apakah hanya dengan sebuah nama semua bisa menjawab pertanyaanku tentang Siapa dia ?

Semua ini berawal dari perjanjian konyol itu . Apakah mereka sedang berada di negeri dongeng? Atau berada di sebuah kerajaan . Tetapi akibat dari perjanjian konyol itu pun aku berakhir di sini, di tempat ini , tempat yang membuat setiap orang yang berada di atasnya akan sangat-sangat bahagia, namun itu tidak denganku.

Aku mendengar penghulu menanyakannya, Apakah dia bersedia denganku ? dan akan membahagiakanmu selamanya ? Aku sangat penasaran dengan jawabannya , dan aku sangat berharap untuk dia mengatakan tidak bersedia .

Namun sayang , semua itu hanyalah harapan belaka. nyatanya dia menjawab dengan lantang kalau dia bersedia untuk hidup bahagia tanpa paksaan apapun denganku .

Sekarang bertanya itu ditunjukkan kepadaku . Apakah aku harus mengucapkannya ? Apakah aku tidak akan berdosa saat mengucapkannya karena terpaksa ? Entahlah , tapi aku rasa tidak Karena semua ini kulakukan demi keluargaku .

" Aku bersedia menjadi istrinya , tanpa paksaan atau tekanan dari apapun ." itulah jawabanku.

"Saat ini,aku putuskan kalian berdua sebagai pasangan suami istri yang sah di hadapan Tuhan"

Suara riuh tepukan tangan para tamu undangan menenggelamkan hati seorang gadis yang sedang berteriak seolah-olah ingin menghilang .

20 menit telah berlalu sejak pengucapan janji suci tersebut . Namun , gadis tersebut masih belum melihat rupa suaminya begitu pun sebaliknya. mereka hanya berdiri diam tak bergeming, sibuk dengan urusan masing-masing .

" Aku bangga menjadi orang tuamu, nak" ucap pria baru bayar yang rapi dengan setelan jas biru tuanya sambil menepuk pelan bahu putranya .

" Iya kalian bangga karena telah berhasil menghancurkan hidupku." pria itu hanya membawa ucapan ayahnya dengan nada dingin .

" Marvel, kamu jangan durhaka sama orang tua !" Hardik pria paruh baya tersebut.

" Sayang , Pelankan suaramu ! Apa kamu tidak lihat semua tamu sedang melihat ke arahmu?!" seorang wanita yang dari tadi berdiri mematung di samping anaknya itu menahan tangan pria itu yang sudah akan melayang di udara.

Pria paruh baya itu menurunkan tangannya Seraya berjalan meninggalkan dua orang tersebut . Kembali hening , itulah yang mereka rasakan saat ini.

2 jam tak ada percakapan di antara mereka ,bahkan saat perjalanan pulang ke apartemen Marvel mereka enggan untuk membuka mulut mereka .

" Sini biar aku saja yang membawanya ." ucap Marvel sambil mengangkat kardus-kardus besar yang sedang diangkat oleh istrinya itu .

" Di apartemen ini hanya ada satu kamar , jadi mau tidak mau kamu harus tidur di sofa sana ."lanjutnya sambil menunjuk sofa yang berada di depan ruang tv .

" Apa ?" dari situ tidak mengerti satupun kata pria tersebut .

"Tc, Apa kau tidak mengerti juga? aku hanya mempunyai satu kamar dan kau harus tidur di sofa malam ini dan malam-malam seterusnya." kata pria itu dengan pendekatan di akhir kalimatnya tanpa melihat kearah Sheila .

"Ooo... Baiklah aku mengerti " jawab Sheila .

Setelah mendengar jawaban itu , Marvel pun berjalan ke kamar tanpa memperdulikan Sheila yang sedang dia mematung di tengah rumah. Marvel memutuskan untuk mandi dan membersihkan dirinya yang terasa lengket karena kegiatan yang melelahkan jiwa dan raganya itu.

Tak lama kemudian , Marvel pun selesai dengan acara mandinya dan keluar kamar dengan keadaan hanya menggunakan celana pendek tanpa baju. Menuju ke sofa untuk menonton TV, saat ia menyalakan tv seorang gadis yang memakai handuk pink selutut , dengan lilitan handuk lagi di atas kepalanya dan lagi handuk di tangannya yang sedang digunakan untuk mengusap wajahnya keluar dari kamar mandi belakang.

Tanpa melihat kekanan yang ke kiri, gadis itu masuk ke dalam kamar mungkin untuk berganti pakaian . Marvel melirik ke arah gadis tersebut , Namun wajah gadis itu tertutupi oleh handuk di kepalanya .

___

" Apa? Kenapa baju tidurku tidak ada ? Dan kenapa hanya ada baju yang setengah jadi seperti ini yang ada di dalam koperku ." seorang gadis yang sedang membongkar isi kopernya .

"Mami !" sungut gadis tersebut , dia tahu pasti ini semuaulah ibunya yang sangat usil itu .

"Hei,Sheila! Kenapa kamu lama sekali memakai kamarku ? apa yang kamu lakukan di dalam ? Aku juga ingin mengganti pakaian , cepat keluarlah!" teriak seorang pria yang sedang kesal dari luar kamar.

" Iya tunggu seben..." belum sempat Sheila menyelesaikan ucapannya, pria itu malah membuka pintu kamarnya dengan Tak sabar karena sudah kedinginan tanpa baju .

"Ka-kamu Kenapa belum memakai bajumu dan masih memakai handuk?!" teriak pria itu saat telah berada di dalam kamar dan menatap gadis di hadapannya ini.

" Maaf, ta-tadi a-aku ba-baru sa-saja ma- mau men-je-las-kan-nya " ucap Sheila terbata-bata sambil menunduk.

" Kenapa kau jadi susah berbicara seperti itu?" tanya pria itu bingung .

" Itu ..."Sheila mendongakkan kepalanya menunjuk ke arah dada Marvel yang telanjang .

Bersambung~~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!