Bab empat~Kabar

Sebuah mobil sport bermerk Lamborghini Veneno Roadster itu memasuki halaman mension mewah dengan penjaga yang berjejer di gerbang. Di depan teras berjejer pula para pelayan yang menyambut kedatangan si pemilik mension sampai ke pintu utama.

"Selamat datang kembali Tuan Muda!" ucap mereka serempak seraya menundukkan kepalanya.

Chandra hanya menganggukkan kepala menanggapi ucapan mereka, diikuti Zara yang berjalan di sampingnya.

Seorang pria seumuran Chandra berjalan cepat setelah turun dari mobil, kemudian berdiri di samping Chandra sebelum memperkenalkan Zara kepada mereka.

"Nona Zara ini adalah istri dari Tuan Muda. Kedepannya, kalian harus menghormati dan mendengarkan perkataan Nona Muda. Jangan pernah membuat Nona kecewa! Kalian mengerti?"

Para pelayan dan penjaga serempak menjawab, "Mengerti, Tuan!"

"Bagus! Sekarang, kalian bisa kembali bekerja!" kata asisten Chandra yang bernama Juna.

Setelah Chandra, Zara, dan Juna masuk, mereka pun kembali ke pekerjaan masing-masing.

Zara bukan dari kalangan bawah. Dia adalah seorang putri dari pengusaha ternama dan pekerjaan Zara pun terbilang cukup sukses. Sehingga dirinya tidak melongo ketika melihat mension mewah dengan pelayan serta penjaga yang berjejer lebih dari sepuluh orang.

Wanita itu terbiasa hidup mewah layaknya seorang Putri Kerajaan. Jadi, ketika menikah dengan Chandra, Zara bersikap biasa saja seolah tak terpana sedikitpun akan kekayaan suaminya. Toh, hidupnya sudah bergelimang harta sejak kecil.

Kaki jenjang Chandra melangkah menaiki anak tangga satu persatu, melewati beberapa pintu hingga akhirnya berhenti tepat di depan sebuah ruangan yang diyakini adalah kamarnya. Chandra pun masuk diikuti Zara yang masih setia mengekor di belakangnya.

Ketika masuk kedalam kamar, Zara melebarkan mata menatap sekeliling yang ternyata penuh dengan hiasan indah bak kamar pengantin. Wanita itu menoleh ke arah Chandra yang tampak biasa saja.

Ekspresi wajahnya memperlihatkan banyak pertanyaan dibenak, namun ungkapan isi hati Zara tak bisa disampaikan sebab Juna datang bersama beberapa pelayan yang membawakan koper milik keduanya.

Pria itu menunduk hormat kepada tuannya. "Tuan Muda, apakah perlu saya siapkan kamar lain untuk Nona?" tanya Juna setelah para pelayan pergi. Bukan tanpa alasan dia bertanya seperti itu, sebab Juna tahu apa yang terjadi.

Juna mengetahui bahwa tuannya menikah karena sebuah kesepakatan yang mana perjanjian itu ditulis oleh Juna sendiri sebelum ditandatangani keduanya.

"Tidak usah! Dia akan tidur di kamar ini," sahut Chandra santai.

Zara mengerutkan kening mendengar perkataan sang suami. "Maksudmu? Apa kita akan tidur bersama?" Chandra mengangkat sebelah alis sembari menatapnya datar. "Aku harap kamu bercanda!" Zara melanjutkan ucapannya sembari terkekeh.

"Kenapa? Apa kita tidak bisa tidur bersama? Bukankah kita pasangan suami istri?" Chandra terus mendekat sambil bertanya. Dia senang sekali melihat ekspresi yang ditunjukan istrinya saat sedang ketakutan karena ulah jahilnya.

Tangan Zara menyilang di dada sebagai pertahanan diri. "Jangan macam-macam kamu! Sa-sana pergi! Dasar preman," cetusnya kesal seraya terus mundur.

Umpatan Zara membuat Chandra semakin gemas. Walaupun dia tak mencintai istrinya, tapi menggoda Zara adalah hal yang menyenangkan baginya saat ini.

"Baru menikah satu hari saja dan kamu sudah memberiku panggilan yang istimewa. Heh, lumayan berani juga untuk pemula yang siap mati!" ujarnya memasang wajah serius.

"Maksudmu?" Zara bertanya mengenai perkataan Chandra barusan.

Tapi, pria itu mengalihkan pembicaraan karena malas. "Lupakanlah! Aku sedang tak ingin berdebat," tukasnya seraya mendaratkan bokong di sofa. Kemudian, wajah Chandra menoleh ke arah Juna untuk bertanya. "Apa ada masalah di kantor?"

Juna sontak menunduk sebelum menjawab. "Tidak ada, Tuan! Tapi ...!" ucapan Juna membuat Chandra menaikan sebelah alisnya. Melihat tatapan serius tuannya, Juna pun langsung melanjutkan ucapannya. "Begini, Tuan! Itu__" sekilas ia melirik ke arah Zara yang tampak memperhatikan.

Chandra pun mengikuti arah lirikan Juna yang tertuju kepada istrinya. Tapi, pria itu seolah tak terganggu dan menganggap itu bukan masalah besar apabila Zara mendengar apa yang akan disampaikan Juna. Toh, hanya masalah kantor. "Katakan!"

Melihat gelagat Juna yang merasa tak nyaman, membuat Zara sadar diri. Dia memang tak berniat untuk mencampuri urusan kedua pria itu, apalagi masalah perusahaan. "Aku mau ke kamar mandi," cetusnya tiba-tiba.

Langkah kaki terayun mengarah ke kamar mandi sambil bersenandung kecil. Zara tersenyum tipis sembari menoleh, "lanjutkan obrolan kalian!"

Juna menghembuskan napasnya secara kasar.

Chandra yang melihat itu hanya menggeleng pelan. "Apa yang terjadi sampai membuatmu seperti itu? Kenapa ucapan mu seolah tidak boleh didengar Zara?" tanya Chandra kemudian.

Dengan sedikit ragu Juna menjawab, "Nona Angelina telah kembali," cetusnya lirih.

"Apa?" Chandra terperanjat mendengar nama cinta pertamanya. Perasaannya bercampur aduk, antara senang dan juga bingung.

Senang, sebab kekasih hati yang telah lama pergi itu akhirnya kembali ke tanah air dan mereka bisa bertemu untuk melampiaskan rasa rindu yang terpendam sangat lama.

Namun, Chandra juga bingung. Bagaimana jika Angelina tahu bahwa dirinya telah menikah?

Argh, sungguh sial hidup ini. Takdir yang selalu membuat dirinya dipermainkan begitu mudah.

••••••

Tiga bulan yang lalu ....

"Aku nggak mau melakukannya sekarang, Mam, Pap! Usiaku bahkan masih belum cukup matang untuk itu," Chandra tengah membantah permintaan kedua orang tuanya yang terus mendesak.

Sang ayah menginterupsi. "Chandra. Usiamu sekarang sudah menginjak dua puluh delapan tahun. Mau sampai kapan kamu membantah permintaan kami terus?!"

"Tapi Pap, aku ingin mengembangkan usahaku dulu. Masalah pernikahan bisa dibicarakan nanti jika aku sudah meraih kesuksesan," elak Chandra.

Ibunya pun mulai menimpali dengan tegas. "Pokoknya Mama dan Papa minta kamu untuk segera menikah! Bila perlu kami akan mencarikan gadis baik, putri dari rekan bisnis Papa. Mau tidak mau, kamu harus menerimanya!" putusnya kemudian.

"Benar! Keputusan ada di tangan kamu. Mau menikahi gadis pilihan sendiri atau gadis pilihan kami. Permintaan kami hanya itu," timpal sang ayah sembari melirik istrinya yang mengangguk pasti.

Chandra mengerang frustasi. "Itu sih bukan permintaan, tapi paksaan!" ketusnya jengkel kemudian pergi begitu saja.

"Chandra ... Chandra!" seru ibunya memanggil namun tidak dihiraukan pria muda itu.

Chandra membanting pintu kamar dengan keras hingga menimbulkan bunyi cukup nyaring.

Brak

Tubuh jangkungnya dihempaskan ke ranjang besar miliknya. Wajahnya menatap langit-langit kamar dengan napas memburu menahan amarah, serta tangan yang terkepal kuat menampakan guratan urat nadi di pergelangan tangan.

Sedetik kemudian ia beranjak duduk sembari berteriak. "Argh, bisa-bisanya Papa dan Mama bersekongkol untuk memaksa aku menikah. Memangnya menikah itu perkara yang gampang apa," erangnya kesal.

Tangannya menjambak kasar rambut hitam yang berkilau indah, lalu menyugarnya ke belakang. Pikirannya mendadak buntu setelah mendengar permintaan kedua orang tua yang memaksanya untuk segera menikah. Wajah tampan itu diraupnya kasar.

Chandra benar-benar frustasi.

Panggilan masuk terlihat di gawai pintarnya. Nama yang tertera di sana adalah 'Honey'.

Seulas senyum terukir indah di bibir Chandra, sejenak melupakan rasa jengkelnya. Dengan segera ia pun menjawab panggilan tersebut, "Halo, sayang! Apa kamu akan pulang sekarang? Kalo gitu, aku jemput ke Bandara ya," ujarnya penuh semangat.

Namun, senyum serta semangat Chandra harus luntur setelah mendengar ucapan seseorang yang dipanggilnya sayang itu. Wajah penuh kekecewaan jelas tergambar saat orang tersebut berbicara sesuatu.

"Oh, baiklah! Jaga dirimu di sana," desisnya lirih.

Chandra kecewa.

Pria tersebut memijat pangkal hidungnya sembari memikirkan sesuatu. Setelah mendapatkan solusi dari permasalahannya, ia pun segera menghubungi asisten pribadinya.

"Pesankan tiket pesawat ke Italia malam ini juga!" titahnya sebelum menutup panggilan.

Setelah menghubungi asisten pribadinya, Chandra pun merebahkan kembali tubuhnya dan mulai memejamkan mata. Mengistirahatkan sejenak pikirannya tentang permintaan kedua orang tuanya tadi yang menurutnya sangat konyol.

Ini bukan kali pertama ayah dan ibunya meminta dirinya untuk segera menikah, namun Chandra yang selalu mengabaikan dengan alasan kesibukan. Kini, ia tidak dapat mengelak lagi.

Chandra harus segera menikah.

Tapi, dengan siapa?

Bahkan sang kekasih tidak bisa menolong dirinya untuk keluar dari zona membingungkan ini.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren banget mobilnya 😍

2023-02-08

0

auliasiamatir

auliasiamatir

hummmmm, 🙄 mantan pacar yang kembali, bakalan seru nih

2023-01-29

0

Be___Mei

Be___Mei

awas! lama lama kau jadi tergoda dengan zara

2023-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab satu~Pernikahan
2 Bab dua~Frustasi
3 Bab tiga~Pulang
4 Bab empat~Kabar
5 Bab lima~Bergosip
6 Bab enam~Tamu
7 Bab tujuh~Keputusan Juna
8 Bab delapan~Kesalahan
9 Bab sembilan~Panas
10 Bab sepuluh~Amarah Chandra
11 Bab sebelas~Mengawasi
12 Bab dua belas~Memaksa
13 Bab tiga belas~Mulai Bekerja
14 Bab empat belas~Bertemu Klien
15 Bab lima belas~Bantuan Chandra
16 Bab enam belas~Tamu
17 Bab tujuh belas~Menggoda
18 Bab delapan belas~Permainan Panas
19 Bab sembilan belas~Mengejar
20 Bab dua puluh~Posesif
21 Bab dua puluh satu~Tidur Bersama
22 Bab dua puluh dua~Pengganggu
23 Bab dua puluh tiga~Hama Pengganggu
24 Bab dua puluh empat~Ajakan
25 Bab dua puluh lima~Makan Bersama
26 Bab dua puluh enam~Menginap
27 Bab dua puluh tujuh~Masa Lalu
28 Bab dua puluh delapan~Akibat Trauma
29 Bab dua puluh sembilan~Awal Pertemuan
30 Bab tiga puluh~Ayo, menikah!
31 Bab tiga puluh satu~Perjanjian
32 Bab tiga puluh dua~Kebenaran
33 Bab tiga puluh tiga~Jalan-jalan
34 Bab tiga puluh empat~Bertemu Teman Lama
35 Bab tiga puluh lima~Awas Jatuh Cinta!
36 Bab tiga puluh enam~Berangkat
37 Bab tiga puluh tujuh~Model Dadakan
38 Bab tiga puluh delapan~Pemenang
39 Bab tiga puluh sembilan~Berhasil
40 Bab empat puluh~Rencana
41 Bab empat puluh satu~Ketua Mafia
42 Bab empat puluh dua~Ancaman
43 Bab empat puluh tiga~Memancing
44 Bab empat puluh empat~Tentang Steve
45 Bab empat puluh lima~Kekhawatiran Chandra
46 Bab empat puluh enam~Hilang
47 Bab 47~Terjatuh
48 Bab 48~Tertangkap
49 Bab 49~Memulai Pencarian
50 Bab 50~Rencana Matew
51 Bab 51~Usaha Penyelamatan
52 Bab 52~Pelarian
53 Bab 53~Semoga Bahagia
54 Bab 54~Pergerakan Chandra
55 Bab 55~Makan Malam Spesial
56 Bab 56~Malam Pertama
57 Bab 57~Hukuman
58 Bab 58~Rahasia Rina
59 Bab 59~Pergi Bersama
60 Bab 60~Menjemput Zara
61 Bab 61~Black Dragon
62 Bab 62~Kabar Menyedihkan
63 Bab 63~Kecelakaan
64 Bab 64~Ulah Vino
65 Bab 65~Depresi
66 Bab 66~Amarah Kendra
67 Bab 67~Ceraikan Dia
68 Bab 68~The Wolf Howls
69 Bab 69~Pulang
70 Bab 70~Ulah Steve
71 Bab 71~Cemburu
72 Bab 72~Eksekusi
73 Bab 73~Berita Terkini
74 Bab 74~Pernikahan Juna dan Rina
75 Bab 75~Rumah Baru
76 Bab 76~Kehamilan Zara
77 Bab 77~Akhirnya Bahagia
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab satu~Pernikahan
2
Bab dua~Frustasi
3
Bab tiga~Pulang
4
Bab empat~Kabar
5
Bab lima~Bergosip
6
Bab enam~Tamu
7
Bab tujuh~Keputusan Juna
8
Bab delapan~Kesalahan
9
Bab sembilan~Panas
10
Bab sepuluh~Amarah Chandra
11
Bab sebelas~Mengawasi
12
Bab dua belas~Memaksa
13
Bab tiga belas~Mulai Bekerja
14
Bab empat belas~Bertemu Klien
15
Bab lima belas~Bantuan Chandra
16
Bab enam belas~Tamu
17
Bab tujuh belas~Menggoda
18
Bab delapan belas~Permainan Panas
19
Bab sembilan belas~Mengejar
20
Bab dua puluh~Posesif
21
Bab dua puluh satu~Tidur Bersama
22
Bab dua puluh dua~Pengganggu
23
Bab dua puluh tiga~Hama Pengganggu
24
Bab dua puluh empat~Ajakan
25
Bab dua puluh lima~Makan Bersama
26
Bab dua puluh enam~Menginap
27
Bab dua puluh tujuh~Masa Lalu
28
Bab dua puluh delapan~Akibat Trauma
29
Bab dua puluh sembilan~Awal Pertemuan
30
Bab tiga puluh~Ayo, menikah!
31
Bab tiga puluh satu~Perjanjian
32
Bab tiga puluh dua~Kebenaran
33
Bab tiga puluh tiga~Jalan-jalan
34
Bab tiga puluh empat~Bertemu Teman Lama
35
Bab tiga puluh lima~Awas Jatuh Cinta!
36
Bab tiga puluh enam~Berangkat
37
Bab tiga puluh tujuh~Model Dadakan
38
Bab tiga puluh delapan~Pemenang
39
Bab tiga puluh sembilan~Berhasil
40
Bab empat puluh~Rencana
41
Bab empat puluh satu~Ketua Mafia
42
Bab empat puluh dua~Ancaman
43
Bab empat puluh tiga~Memancing
44
Bab empat puluh empat~Tentang Steve
45
Bab empat puluh lima~Kekhawatiran Chandra
46
Bab empat puluh enam~Hilang
47
Bab 47~Terjatuh
48
Bab 48~Tertangkap
49
Bab 49~Memulai Pencarian
50
Bab 50~Rencana Matew
51
Bab 51~Usaha Penyelamatan
52
Bab 52~Pelarian
53
Bab 53~Semoga Bahagia
54
Bab 54~Pergerakan Chandra
55
Bab 55~Makan Malam Spesial
56
Bab 56~Malam Pertama
57
Bab 57~Hukuman
58
Bab 58~Rahasia Rina
59
Bab 59~Pergi Bersama
60
Bab 60~Menjemput Zara
61
Bab 61~Black Dragon
62
Bab 62~Kabar Menyedihkan
63
Bab 63~Kecelakaan
64
Bab 64~Ulah Vino
65
Bab 65~Depresi
66
Bab 66~Amarah Kendra
67
Bab 67~Ceraikan Dia
68
Bab 68~The Wolf Howls
69
Bab 69~Pulang
70
Bab 70~Ulah Steve
71
Bab 71~Cemburu
72
Bab 72~Eksekusi
73
Bab 73~Berita Terkini
74
Bab 74~Pernikahan Juna dan Rina
75
Bab 75~Rumah Baru
76
Bab 76~Kehamilan Zara
77
Bab 77~Akhirnya Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!