Bab dua~Frustasi

Wajah Chandra memerah menahan amarah. Bagaimana tidak? Baru beberapa menit menjadi istrinya, Zara kini sudah berani memintanya untuk membukakan pakaian yang dikenakan.

Pria itu mengangkat alisnya sebelah sambil bersidekap. "Apa kamu lupa kalau kita ini menikah karena apa?" Zara menggeleng pertanda ia ingat betul apa yang terjadi kepada mereka. "Lalu, untuk apa kamu memintaku membukakan gaun itu? Berusaha menggoda?" tuding Chandra yang seketika membuat Zara melotot.

"Siapa bilang aku ingin menggoda kamu? Aku hanya meminta bantuan untuk melepasnya saja!" sanggah Zara kesal.

Chandra berdecak sebal. "Sama saja! Kalau bukan menggoda, lalu apa namanya?" tukasnya seraya melangkah menuju ranjang.

Zara menjadi geram karena tudingan Chandra yang menuduh ingin menggodanya. Dengan kesal ia melangkah sembari menghentakkan kaki menuju ranjang, kemudian merebahkan tubuhnya di sana. Tak lupa, Zara juga meraih selimut lalu menariknya hingga menutupi seluruh tubuh.

Rasanya sangat kesal jika dituduh seperti itu, apalagi oleh pria yang menjadi suaminya. Walaupun seandainya mereka menikah atas dasar cinta sekalipun, dia tak kan mau menggoda suaminya dengan cara murahan seperti tadi.

Huh, menyebalkan!

Chandra yang lebih dulu berada di atas ranjang hanya menyipitkan matanya melihat tingkah Zara yang menurutnya aneh. "Apa-apaan sih kamu? Kamu mau tidur tanpa mandi dan mengganti pakaian ribet itu?!" hardiknya kesal.

Zara sedikit menurunkan selimut. "Ya, aku mau tidur seperti ini. Memangnya kenapa?" Chandra mengangkat sebelah alisnya. "Jika kamu tidak suka, lebih baik pindah ke sofa!" lanjutnya sembari menarik selimutnya lagi menutupi kepala.

Pria itu melotot sambil menyibak selimut yang membungkus istrinya. "Apa kamu bilang? Aku harus tidur di sofa? Gak salah!"

Zara merebut kembali selimut dari tangan suaminya. "Bukankah kamu tidak suka denganku? Jadi, sebaiknya kamu pindah!" ucapnya bernada ketus.

Chandra menghela napas panjang, kemudian turun dari ranjang dan melangkah memutar mendekati Zara. Digendongnya tubuh kecil sang istri yang terbalut selimut tebal itu menuju ke sofa.

Zara memberontak karena tahu maksud pria itu mengangkat tubuhnya. "Jangan lakukan itu! Aku tidak biasa tidur di sofa!" rengeknya sembari mengalungkan tangan dileher Chandra. Dia semakin mempererat lilitan tangannya di leher sang suami karena Chandra berusaha melepasnya dengan paksa.

"Lepas!"

"Enggak mau!" Zara tetap keukeuh. "Ayolah, Chandra! Aku tidak bisa tidur di sofa, itu pasti sangat menyiksa!" Dia memasang wajah memelas agar hati pria dingin itu luluh.

Tapi Zara salah, sebab Chandra adalah pria dingin dari kutub utara.

"Lalu menurutmu, apa aku juga biasa tidur di sofa?" tanya Chandra dengan nada datar. Dia tak mau mengalah hanya karena Zara seorang wanita.

Ah, bisa dibayangkan ekspresi Chandra saat ini. Marah bercampur kesal menjadi satu, menghadapi Zara yang menurutnya sangat menjengkelkan, apalagi dengan sikap manjanya.

Huh, sabar!

Chandra akhirnya mengalah. Pria itu tetap menggendong tubuh istrinya tanpa berniat menurunkannya ke sofa. "Mandi." ucapnya singkat.

Zara hanya menatap sekilas, kemudian memalingkan wajahnya lagi sambil cemberut.

Pria itu lagi-lagi menghela napas panjang sebelum berkata, "Kalau kamu masih keukeuh tak mau mandi, maka jangan salahkan aku jika tubuhmu ini langsung ku lempar ke bathub sekarang juga!" ancam Chandra dengan menyeringai jahat.

"Awas kalau kamu berani melakukan itu!" tukas Zara kesal.

"Kenapa? Apa kamu akan mencekik leherku?" tebak Chandra membuat Zara mendongak. Sepertinya pria itu tahu apa yang dipikirkan istrinya. "Tapi, sebelum kamu mencekik leherku, maka aku akan memakan mu saat ini juga!" ancamnya lagi.

Seketika Zara terdiam mendengar ancaman Chandra. Dia mengurai lilitan tangan di leher pria dingin itu sambil menundukkan wajahnya. "Aku kesulitan membuka resleting belakang gaun ini," ucapnya lirih.

Mendengar hal itu, Chandra terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Bodoh!" gumamnya sebal.

Tanpa berkata apapun, tubuh Zara segera diturunkan perlahan ke lantai, kemudian ia putar membelakanginya. Tangannya terulur menyentuh resleting gaun pengantin yang dikenakan istrinya tersebut. Tanpa ragu, ia menarik turun resleting tersebut semakin kebawah.

Glek

Chandra menelan ludahnya begitu kasar. Awalnya dia terlihat begitu yakin ketika bersedia membantu Zara untuk melepaskan gaun pengantinnya. Tapi kini, ia justru kebingungan dan menyesali perbuatannya.

Bagaimana tidak? Tubuh polos dengan kulit yang bersih, putih, mulus, tanpa cacat sedikitpun itu terpampang jelas di depan mata. Walaupun hanya sebatas punggung saja, tapi itu sukses membuat Chandra berfantasi liar. Pikirannya berkelana entah kemana, membayangkan sesuatu yang tidak-tidak. Apalagi, dirinya yang baru pertama kali melihat tubuh polos seorang wanita tepat di depan matanya.

"Sudah, belum?" Zara bertanya, tapi sang suami tak merespon pertanyaannya.

Chandra masih terdiam dengan ekspresi yang sulit diartikan. Senjata pusaka miliknya langsung berkedut ketika melihat tubuh polos sang istri yang terlihat jelas sampai batas akhir resleting yaitu bagian pinggang.

Sial, rutuk Chandra dalam hati.

Chandra benar-benar menyesal karena bersedia membantu Zara untuk menurunkan resleting gaun yang mengakibatkan dirinya bereaksi tak karuan.

Haish, sudahlah!

"Chandra! Chandra!"

"Ah, iya! Ada apa?" Chandra kembali sadar dari lamunannya.

"Sudah apa belum, sih?!" Zara sedikit menggerutu.

Karena tak mau ketahuan Zara bahwa dirinya terpesona oleh tubuh indah sang istri, Chandra pun berkilah. "Sudah dari tadi!" ketusnya sebal. "Kamu sengaja 'kan diam terus seperti itu untuk menggodaku!" hardiknya seraya mendorong tubuh Zara sedikit kasar.

Tubuh Zara terhuyung namun beruntung ia tak limbung sampai jatuh ke lantai. Tangan Zara mendekap erat gaun bagian dada agar gaun yang dikenakan itu tak merosot begitu saja. Kalau tidak, sudah pasti tubuhnya akan polos sepenuhnya.

"Kasar banget, sih!"

Chandra tak menanggapi rengekan Zara karena terlalu gugup dengan situasi saat ini. Lebih baik menenangkan diri, batinnya bermonolog.

Sementara Zara yang tak ditanggapi apapun oleh Chandra hanya bisa memberengut kesal, kemudian melangkah menuju kamar mandi sambil menghentakkan kakinya.

"Dasar, pria kejam!" gerutunya sambil mengunci pintu kamar mandi.

Zara segera menyalakan shower untuk mengguyur tubuhnya yang lengket agar menjadi segar kembali. Dia tak ingin berpikiran apapun lagi mengenai suami dinginnya yang ternyata juga sangat kejam.

Setelah beberapa menit kemudian, Zara keluar dari kamar mandi dengan jubah handuknya. Ternyata wanita itu melupakan pakaian ganti yang akan dibawanya masuk ke kamar mandi karena perlakuan kasar Chandra tadi. Alhasil, dirinya kini hanya mengenakan jubah mandi saat keluar dari sana.

Chandra yang sedang bersandar di headboard ranjang dengan mata menatap layar ponsel, tiba-tiba saja teralihkan setelah mencium aroma fruity dari tubuh sang istri. Netra elang itu menatap tajam dari atas hingga ke bawah penampilan sang istri yang bisa memancing emosi.

Mulus, batin Chandra.

Tentu saja mulus, sebab Zara rajin melakukan perawatan tubuhnya. Chandra saja yang tak tahu dan selalu menyebut Zara gadis burik.

Kembali, rasa yang sempat ditenangkan tadi kini merayap hingga hati yang paling dalam. Pikirannya menerawang dengan segala aktivitas yang menurutnya panas. "Haish, apa yang ku pikirkan!" Chandra merutuki pikiran nakalnya.

Chandra merasa gelisah saat melihat Zara dengan santainya menundukkan tubuh sehingga paha mulusnya terlihat sempurna dan sedikit lagi hampir memperlihatkan bagian intinya dari belakang.

Dengan cepat Chandra memalingkan wajah sambil melempar bantal kearah bokong Zara. "Ganti pakaian di ruang ganti, jangan di sini! Merusak pemandangan aja!" celetuk Chandra tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Zara menoleh. "Hah? Baiklah! Aku memang akan ke sana setelah mengambil baju ganti," desisnya tersentak kaget.

Setelah mengambil baju piyama, Zara segera melangkah kearah ruang ganti yang berada di pojok kamar itu.

Sedangkan Chandra tak menoleh sedikitpun, bahkan terkesan cuek saja. Namun, Zara tak tahu jika saat ini suaminya itu sedang gelisah, berusaha menenangkan adik kecilnya yang terbangun akibat ulahnya tanpa sengaja.

"Lama-lama aku bisa mati muda!" keluh Chandra seraya mengusap wajahnya kasar. "Aaaarrrggghhh, Chandra ... Chandra. Kenapa kamu bisa tergoda oleh tubuh kurus berdada rata itu, sih!" erangnya frustasi.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

heri yansah

heri yansah

seru

2023-06-06

2

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

lah kocak asyik nih aku suka 😍

2023-02-08

0

Seul Ye

Seul Ye

Gini nih kalo pdkt belom kelar tapi udah ijab kobul..

2023-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab satu~Pernikahan
2 Bab dua~Frustasi
3 Bab tiga~Pulang
4 Bab empat~Kabar
5 Bab lima~Bergosip
6 Bab enam~Tamu
7 Bab tujuh~Keputusan Juna
8 Bab delapan~Kesalahan
9 Bab sembilan~Panas
10 Bab sepuluh~Amarah Chandra
11 Bab sebelas~Mengawasi
12 Bab dua belas~Memaksa
13 Bab tiga belas~Mulai Bekerja
14 Bab empat belas~Bertemu Klien
15 Bab lima belas~Bantuan Chandra
16 Bab enam belas~Tamu
17 Bab tujuh belas~Menggoda
18 Bab delapan belas~Permainan Panas
19 Bab sembilan belas~Mengejar
20 Bab dua puluh~Posesif
21 Bab dua puluh satu~Tidur Bersama
22 Bab dua puluh dua~Pengganggu
23 Bab dua puluh tiga~Hama Pengganggu
24 Bab dua puluh empat~Ajakan
25 Bab dua puluh lima~Makan Bersama
26 Bab dua puluh enam~Menginap
27 Bab dua puluh tujuh~Masa Lalu
28 Bab dua puluh delapan~Akibat Trauma
29 Bab dua puluh sembilan~Awal Pertemuan
30 Bab tiga puluh~Ayo, menikah!
31 Bab tiga puluh satu~Perjanjian
32 Bab tiga puluh dua~Kebenaran
33 Bab tiga puluh tiga~Jalan-jalan
34 Bab tiga puluh empat~Bertemu Teman Lama
35 Bab tiga puluh lima~Awas Jatuh Cinta!
36 Bab tiga puluh enam~Berangkat
37 Bab tiga puluh tujuh~Model Dadakan
38 Bab tiga puluh delapan~Pemenang
39 Bab tiga puluh sembilan~Berhasil
40 Bab empat puluh~Rencana
41 Bab empat puluh satu~Ketua Mafia
42 Bab empat puluh dua~Ancaman
43 Bab empat puluh tiga~Memancing
44 Bab empat puluh empat~Tentang Steve
45 Bab empat puluh lima~Kekhawatiran Chandra
46 Bab empat puluh enam~Hilang
47 Bab 47~Terjatuh
48 Bab 48~Tertangkap
49 Bab 49~Memulai Pencarian
50 Bab 50~Rencana Matew
51 Bab 51~Usaha Penyelamatan
52 Bab 52~Pelarian
53 Bab 53~Semoga Bahagia
54 Bab 54~Pergerakan Chandra
55 Bab 55~Makan Malam Spesial
56 Bab 56~Malam Pertama
57 Bab 57~Hukuman
58 Bab 58~Rahasia Rina
59 Bab 59~Pergi Bersama
60 Bab 60~Menjemput Zara
61 Bab 61~Black Dragon
62 Bab 62~Kabar Menyedihkan
63 Bab 63~Kecelakaan
64 Bab 64~Ulah Vino
65 Bab 65~Depresi
66 Bab 66~Amarah Kendra
67 Bab 67~Ceraikan Dia
68 Bab 68~The Wolf Howls
69 Bab 69~Pulang
70 Bab 70~Ulah Steve
71 Bab 71~Cemburu
72 Bab 72~Eksekusi
73 Bab 73~Berita Terkini
74 Bab 74~Pernikahan Juna dan Rina
75 Bab 75~Rumah Baru
76 Bab 76~Kehamilan Zara
77 Bab 77~Akhirnya Bahagia
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab satu~Pernikahan
2
Bab dua~Frustasi
3
Bab tiga~Pulang
4
Bab empat~Kabar
5
Bab lima~Bergosip
6
Bab enam~Tamu
7
Bab tujuh~Keputusan Juna
8
Bab delapan~Kesalahan
9
Bab sembilan~Panas
10
Bab sepuluh~Amarah Chandra
11
Bab sebelas~Mengawasi
12
Bab dua belas~Memaksa
13
Bab tiga belas~Mulai Bekerja
14
Bab empat belas~Bertemu Klien
15
Bab lima belas~Bantuan Chandra
16
Bab enam belas~Tamu
17
Bab tujuh belas~Menggoda
18
Bab delapan belas~Permainan Panas
19
Bab sembilan belas~Mengejar
20
Bab dua puluh~Posesif
21
Bab dua puluh satu~Tidur Bersama
22
Bab dua puluh dua~Pengganggu
23
Bab dua puluh tiga~Hama Pengganggu
24
Bab dua puluh empat~Ajakan
25
Bab dua puluh lima~Makan Bersama
26
Bab dua puluh enam~Menginap
27
Bab dua puluh tujuh~Masa Lalu
28
Bab dua puluh delapan~Akibat Trauma
29
Bab dua puluh sembilan~Awal Pertemuan
30
Bab tiga puluh~Ayo, menikah!
31
Bab tiga puluh satu~Perjanjian
32
Bab tiga puluh dua~Kebenaran
33
Bab tiga puluh tiga~Jalan-jalan
34
Bab tiga puluh empat~Bertemu Teman Lama
35
Bab tiga puluh lima~Awas Jatuh Cinta!
36
Bab tiga puluh enam~Berangkat
37
Bab tiga puluh tujuh~Model Dadakan
38
Bab tiga puluh delapan~Pemenang
39
Bab tiga puluh sembilan~Berhasil
40
Bab empat puluh~Rencana
41
Bab empat puluh satu~Ketua Mafia
42
Bab empat puluh dua~Ancaman
43
Bab empat puluh tiga~Memancing
44
Bab empat puluh empat~Tentang Steve
45
Bab empat puluh lima~Kekhawatiran Chandra
46
Bab empat puluh enam~Hilang
47
Bab 47~Terjatuh
48
Bab 48~Tertangkap
49
Bab 49~Memulai Pencarian
50
Bab 50~Rencana Matew
51
Bab 51~Usaha Penyelamatan
52
Bab 52~Pelarian
53
Bab 53~Semoga Bahagia
54
Bab 54~Pergerakan Chandra
55
Bab 55~Makan Malam Spesial
56
Bab 56~Malam Pertama
57
Bab 57~Hukuman
58
Bab 58~Rahasia Rina
59
Bab 59~Pergi Bersama
60
Bab 60~Menjemput Zara
61
Bab 61~Black Dragon
62
Bab 62~Kabar Menyedihkan
63
Bab 63~Kecelakaan
64
Bab 64~Ulah Vino
65
Bab 65~Depresi
66
Bab 66~Amarah Kendra
67
Bab 67~Ceraikan Dia
68
Bab 68~The Wolf Howls
69
Bab 69~Pulang
70
Bab 70~Ulah Steve
71
Bab 71~Cemburu
72
Bab 72~Eksekusi
73
Bab 73~Berita Terkini
74
Bab 74~Pernikahan Juna dan Rina
75
Bab 75~Rumah Baru
76
Bab 76~Kehamilan Zara
77
Bab 77~Akhirnya Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!