Malam ini adalah malam pertama bagi pasangan Chandra dan Zara. Sama seperti pasangan pada umumnya, keduanya tidur berdampingan di satu ranjang yang sama. Tapi bedanya, mereka tak saling berpelukan atau melakukan kegiatan layaknya suami-istri.
Perasaan gelisah dan juga canggung bercampur menjadi satu. Keduanya tidak bisa memejamkan mata walupun rasa kantuk itu sedari tadi menari di pelupuk mata.
Tubuh keduanya saling membelakangi satu sama lain sambil memeluk guling. Tak ada yang berniat mengucapkan sepatah katapun walau hanya ucapan selamat malam saja. Keduanya terlalu gengsi jika mengatakan kata tersebut lebih dulu.
Nanti dia pikir aku suka, batin keduanya bermonolog.
Waktu menunjukan tengah malam, tapi kedua insan tersebut masih asyik dalam lamunan masing-masing. Hingga terdengar sebuah suara yang membuat keduanya waspada.
Gedebugh
Suara seseorang terjatuh di balkon kamar Chandra berhasil menyita perhatian. Keduanya saling pandang, "Maling!" desisnya serempak.
Tidak mungkin!
Rumah yang memiliki tingkat keamanan super ketat seperti ini dengan mudahnya dimasuki maling, rasanya sulit untuk dipercaya. Mengingat tak ada celah yang terlewatkan oleh penjaga walau melalui udara sekalipun.
Para penjaga di kediaman Revandra sangatlah ketat. Sebagai salah satu keluarga terkaya di negara ini, pasti sangat tidak mungkin jika lalai dalam keamanan.
Chandra memberikan isyarat kepada Zara dengan menempelkan telunjuk di bibirnya. Pria itu beranjak dari ranjang menuju ke arah gorden untuk melihat siapa yang berani mengusik ketenangannya.
Jika itu benar maling, maka Chandra tak akan segan untuk menghabisinya.
Karena lampu di kamar dimatikan, maka pria itu bisa melihat dua bayangan pria mengendap-endap di balkon kamarnya.
Dengan hati-hati Chandra mengintip untuk memastikan siapakah penyusup tersebut. Setelah berhasil melihat kedua sosok itu, ia malah tersenyum miring.
Kaki jenjangnya berbalik arah menuju ranjangnya kembali. Zara yang melihat justru bertanya lewat gerakan tangan dan Chandra tak menjawab. Dia lantas berbisik tepat di telinga Zara dengan suara yang dibuat selembut mungkin.
"Ada hantu,"
Mata Zara terbelalak sempurna mendengar kata 'hantu'. Wanita itu lantas berteriak sambil melompat ke pangkuan Chandra. "Whooaaaa! Di mana ... di mana?" kepalanya celingukan untuk mencari keberadaan hantu yang disebutkan Chandra.
Chandra tersenyum lebar karena rencananya berhasil. Dia pura-pura marah dengan mencubit bokong Zara sampai istrinya itu berteriak kesakitan. Walaupun sebenarnya dia tak menggunakan tenaga, tetap saja Zara berteriak sakit.
Teriakan Zara terdengar seperti lenguhan bagi yang mendengarnya, sebab Chandra sengaja mempermainkan wanita itu dengan cara mencubit di bagian-bagian sensitif seperti paha dan tubuh bagian samping.
Rasa sakit bercampur geli membuat Zara terus berteriak sambil meronta dari pangkuan Chandra. Tapi pria itu tak membiarkannya lepas begitu saja, hingga kedua sosok tadi pergi dari balkon.
Untung mereka sudah pergi, batin Chandra.
Namun, dia harus kembali dibuat gelisah oleh istri dadakannya tersebut. Zara yang terus bergerak-gerak di pangkuannya tanpa sadar menyentuh benda pusaka milik Chandra hingga berdiri tegak.
Wajah Chandra memerah karena benda pusaka miliknya berkedut hingga menyentuh milik Zara karena posisi mereka saling berhadapan. Lebih tepatnya berpelukan.
Begitu juga dengan Zara yang merasakan benda milik suaminya bergerak tepat di bawah miliknya.
Suasana canggung kembali menyelimuti kedua insan tersebut. Mereka segera saling melepaskan diri dan duduk dengan salah tingkah_memalingkan wajah yang sudah merona secara berlawanan.
Cukup lama terdiam, akhirnya Zara berinisiatif keluar dari zona canggung ini dengan memilih merebahkan tubuh di ranjang. "Aku sudah mengantuk," cicitnya seraya menarik selimut.
"Oh, ya. Aku juga mengantuk," Chandra menimpali perkataan istrinya dan ikut merebahkan tubuh di rajang king size miliknya.
Sulit untuk menggambarkan perasaan keduanya yang terlihat malu dan juga gengsi. Mereka sama-sama memiliki ego tinggi
Jantung keduanya berdetak tak karuan. Baru beberapa jam tinggal bersama dalam satu kamar, tapi keduanya dibuat salah tingkah terus. Bagaimana jika selamanya? Apa mungkin cinta tak kan pernah singgah di hati mereka?
Tidak mungkin! tepis keduanya tentang pemikiran tersebut.
Setelah puas larut dalam pikiran masing-masing, tak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari keduanya pertanda mereka sudah memasuki alam mimpi.
•
•
Pagi menjelang, sepasang suami istri itu sudah rapih dengan pakaian santainya. Keduanya turun sambil menarik koper masing-masing.
Langkah kaki terayun menuju ruang makan. "Pagi, Mam, Pap!" sapa si tampan kepada kedua orang tuanya diikuti Zara yang mengekor di belakang.
Kedua orang tua Chandra lantas menoleh dengan dahi mengkerut. "Kalian mau kemana? Kok bawa koper segala?"
"Pulang ke rumahku," sahut Chandra langsung duduk tanpa melirik sedikitpun. Dia tahu ibunya pasti akan marah.
Benar saja, mama Sandra langsung berdiri dengan wajah terkejut. "Apa? Kenapa mendadak ingin pulang? Kita tidak membahas ini sebelumnya!" pekik Sandra terdengar mengeram.
"Benar! Lagi pula, besok lusa adalah acara pengangkatan dirimu di perusahaan Papa sebagai Presdir. Bisa-bisanya kamu mengatakan ingin pulang mendadak," timpal Tuan Andra sedikit emosi.
Zara menunduk kebingungan. Entah apa yang harus dilakukannya saat ini ketika berada di suasana yang menegangkan.
Haruskah ia menenangkan kedua mertuanya yang sedang marah terhadap putra mereka? Ataukah, Zara harus membujuk Chandra untuk mengalah kepada kedua orang tuanya?
Entahlah!
Zara sendiri tak dapat berpikir jernih karena takut_takut salah bicara.
"Aku butuh privasi," sahut Chandra enteng.
Lagi-lagi wajahnya tak menatap ke arah siapapun dan hanya fokus dengan cangkir berisikan kopi hitam kesukaannya. "Aku tak suka diganggu!" Sambungnya kemudian sambil melirik ayah dan juga adiknya.
Sontak pernyataan itu membuat Kendra, sang adik terperanjat menatap kakaknya, kemudian beralih menatap sang ayah. Pemuda itu menelan saliva nya secara kasar sebab mengerti arah pembicaraan kakaknya tersebut.
Dia sudah bisa menebak apa yang kakaknya maksud. Namun, pemuda itu memilih untuk berpura-pura bodoh. "A-apa maksud perkataan Kakak?"
Chandra beranjak dari duduknya sambil menarik tangan Zara. Dia melirik kedua orang tua juga adik satu-satunya. "Aku tidak perlu menjelaskan apapun! Intinya aku tak ingin diganggu!" ucapnya penuh penekanan. "Kami pamit," lanjutnya kemudian sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Cha-Chandra!" Ibunya memanggil seraya mengejar. "Chandra, Mama salah! Mama minta maaf deh! Yang menyuruh Papa dan Ken melakukan itu adalah ide Mama. Jadi ...!" Belum sempat Sandra melanjutkan ucapan, Chandra sudah menyela.
"Kalian masih curiga?" tanya Chandra singkat.
Ayahnya segera menimpali. "Ti-tidak! Tentu kami percaya bahwa kalian menikah atas dasar saling suka. Tapi ... ah, bagaimana menjelaskannya!" Pria paruh baya itu kebingungan untuk menyatakan keresahannya.
Chandra menatap datar kedua orang tuanya. Dia menarik tangan Zara yang hanya bisa pasrah untuk mengikuti. "Ayo!" ajaknya lagi.
Kedua orang tua Chandra dan adiknya hanya bisa terdiam saling menatap. Memang benar jika semalam ayah dan adiknya disuruh mengintip di kamar Chandra oleh sang Ibu dengan alasan ingin memastikan kabar yang beredar di masyarakat.
Publik mengatakan jika Chandra dan Zara menikah dadakan tanpa didasari cinta. Sebagai orang tua tentu tak ingin mengambil resiko apapun karena kecolongan oleh putra pertamanya. Sandra takut putranya mempermainkan ikatan suci demi keuntungannya sendiri.
Pria itu berbalik sebelum benar-benar pergi. "Ingat, kalian tidak boleh mengganggu kami lagi! Aku gak mau Zara terguncang pikirannya karena tekanan kalian!" peringat Chandra kemudian. "Terutama elu, Ken!" menunjuk adiknya dengan jari telunjuk penuh intimidasi.
"Lah, kenapa gue!"
"Sebab gue tahu kalau lu terpesona ketika melihat Zara pertama kali," tukasnya sambil masuk ke dalam mobil.
Kendra melongo mendengar tudingan kakaknya barusan. "Gua kan cuma kagum doang akan kecantikan kakak ipar. Dasar posesif!" teriaknya kesal.
...Bersambung .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
keren 😍
2023-02-08
0
auliasiamatir
lagian adek sama bapak nya usil banget ngintip ngintip 🤭
2023-01-29
0
TK
kenapa gak tokohnya Ella 😂😂🏃🏃
2023-01-11
0