5.Malam Yang panas

"Aku sangat merindukanmu,aku sungguh merindukanmu agar bisa bermain dengan anak-anak yang telah besar itu."

Widya tidak bisa melakukan apapun selain mengusap air mata lelaki itu dengan lembut untuk menenangkannya. Sesekali ia juga ikut terharu terbawa suasana yang ada karena teringat akan suaminya juga.

"Tenanglah Pak, Rebecca pasti sudah sangat tenang di alam sana, dia pasti juga sangat bahagia melihat putra-putrinya yang telah tumbuh dewasa dengan baik."

Apakah ini alasan dia sangat membenciku?Karena aku istri dari supir yang telah membuat istrinya meninggal waktu itu. Kenapa aku baru tahu,aku benar-benar baru tahu akan ini.

Sesungguhnya aku juga kehilangan suamiku Pak,dia juga meninggal bukanlah hidup.

Lelaki itu kembali memeluk tubuh wanita itu, kali ini dengan lembut dan perasaan sambil menyentuh bibirnya dengan lembut.

"Jangan tinggalkan aku lagi."

Sambil menyentuh bibir wanita itu bahkan ********** dengan puas karena menahan rindu setelah sekian lama.

Tangan itupun mulai menjalar kemana-mana dan melepaskan kain penutup tubuhnya dengan paksa.

"Pak.. pak, sadar pak!,apa yang anda lakukan?Jangan! Aku mohon jangan...."Bahkan baru berbicara sedikit saja sudah di rampas lagi bibir itu dengan paksa,kali ini pelukan Raga terasa lebih erat dan mengikat kencang Widya agar tidak pergi.

Tangan lelaki itu mulai menjelajahi semaunya dengan lembut. Mencopot ikatan baju yang sudah ia temukan saat ini tanpa terkecuali.

Aku harus melakukan sesuatu, sebelum dia melakukan hal gila kepadaku

"Pak-pak aku harus keluar. Aku mohon jangan melakukan ini padaku nanti kau akan marah setelah sadar nanti"

"Jangan tinggalkan aku..,aku ingin tidur bersamamu malam ini." Kembali memeluk Widya dengan erat. Ia juga tampak membekap wajahnya ke dada istrinya untuk menahan kepergiannya.

Dan sekarang ia mulai menemukan sesuatu yang menarik.

Menarik untuk di sentuh dan di rasakan tentunya.

Ia bahkan mulai bermain pijat-pijatan semaunya di area sensitif wanita itu.

Sementara wanita itu sudah berusaha keras untuk menyingkirkan tanganya.

Gila,aku tidak menyangka aku harus melayani lelaki ini malam ini.

Bukankah ini tidak sesuai dengan perjanjian yang ia berikan di pernikahan kemaren.

Malam itu sepertinya berakhir sangat lama dan panjang.

Pertempuran benar-benar terjadi penuh cinta yang ganas dan paksaan.

Walaupun lelaki itu tidak sedang sadarkan diri saat ini namun ia terlihat begitu menikmatinya.

Sebenarnya tidak ada salahnya juga bagi mereka jika mereka berdua melakukan hal ini. Mereka adalah pasangan suami istri yang sah, jadi tidak ada salahnya kan semua itu mereka lakukan. Hanya saja lelaki gila itu sedang tidak sadarkan diri.

Dan kita tidak tahu juga bagaimana sikapnya besok pagi.

******

‌Hari sudah datang pagi.

Matahari juga sudah cerah menampakan sinarnya ke sela-sela jendela kamar milik Raga itu.

Widya yang sadar akan kehadiran pagi itu langsung terperanjak dari tempat tidurnya.

Dengan keadaan yang tentunya habis tempur dengan suaminya semalam.

Ia juga tampak termenung karena mengingat itu semua.

Aku pasti sudah gila!

Sama halnya dengan Raga, pergerakan Widya yang mengguncang ranjangnya itu membuatnya terbangun juga.

Lalu melihat wanita yang ada di sampingnya sedang panik, yaitu Widya.

"Kau??? Bagaimana bisa......?" Raga terbelalak sendiri melihat kehadiran Widya yang tampak menatapnya sengit karena ulahnya semalam.

Widya pun terburu-buru turun dari ranjang itu dengan selimutnya untuk mengambil bajunya yang berserakan.

Lalu ia lenyap masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya alias mandi besar.

"Apa yang telah aku lakukan semalam denganya?Aku pasti benar-benar gila karena ini! Bisa-bisanya aku melakukan hal ini dengannya."

Menatap ranjangnya sendiri sambil teringat penuh kenangan hangat semalam yang begitu indah. Hal ini juga membuatnya merasa begitu kesal dan marah.

Widya tampak mandi cepat dan menangis sendiri di kamar mandi Raga.

Dia juga tidak peduli ini kamar mandi siapa, lagian dimana lagi jika dia tidak membersihkan dirinya di situ.

Setelah mandi Widya bergegas memakai bajunya kembali untuk menengok anak-anak.

Yang ia khawatirkan adalah, anak-anaknya yang sudah pada bangun atau belum karena dia kesiangan hari ini.

Ketika Widya mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi tampak Raga yang muncul menghampirinya.

Namun Widya tetap pergi meninggalkannya untuk menengok anak-anak.

Padahal Raga terlihat akan berbicara dengannya, namun ia terburu-buru pergi.

Tepat sekali,saat ia membuka pintu kamar ia berpapasan dengan ibu mertuanya yang sedang lewat di depan pintu kamar putranya.

Melihat Widya yang muncul dari kamar itu membuat ibu mertuanya terbelalak tak percaya.

Terlebih dengan penampilan Widya yang basah habis keramas karena membersihkan diri.

"Kau??? Kau dari kamar putraku? Penampilan apa ini?!"

Ibu Raga benar-benar tidak percaya dengan penampilan Widya yang habis keramas di pagi hari.

Yang lebih mencengangkan lagi ialah Widya keluar dari kamar Raga.

Setahu ibunya tidak ada seorangpun yang berani masuk ke kamar itu tanpa seizin dari putranya.

Jangan bilang dia habis tidur bersama Raga!,apa Raga benar-benar tidak waras!.

"Apa yang kau lakukan di kamar Raga? Kau habis tidur denganya semalam? Kenapa kau bisa dari dalam kamar Raga?"

"Tanyakan sendiri kepada putra anda. Saya tidak berhak untuk menjelaskan itu semua Bu, permisi"

Lancang sekali dia!, beraninya dia berbicara seperti itu kepadaku!.

Raut wajah ibu mertuanya terlihat semakin masam mendengar jawaban santai Widya.

Jika bukan karena anakmu mabuk dan memaksaku semalam aku pasti juga tidak akan tidur di kamar itu...!

Widya pergi begitu saja meninggalkan mertuanya untuk mengecek ke kamar amar anak-anak.

Mereka terlihat sudah berguling-guling di atas ranjang, menandakan mereka sudah pada bangun dari tadi.

Ya ampun ternyata mereka sudah pada bangun.

"Hay Sayang... selamat pagi.."

Widya langsung mengurus anak-anaknya seperti biasa, walaupun sejatinya pikiran sedang melayang kemana-mana setelah kejadian ini.

Sementara Raga yang baru saja keluar kamar langsung turun ke bawah untuk breakfast dan minum kopi.

Pikirannya masih kacau balau tentang apa yang dilakukannya bersama Widya semalam.

Sementara ibunya sudah terlihat masam duduk di kursi ruangan makan itu.

"Apa yang di lakukan perempuan itu di kamarmu Raga? Jangan bilang kau habis bermalam dan tidur dengannya!." Menatap tajam putranya. Wanita itu terlihat marah sekali melihat kenyataan ini.

Sementara Raga dengan santainya menyeduh kopi sambil mengambil roti.

"Apa salahnya tidur dengan istri sendiri Ma.."

"Kau sudah gila! Apa kau benar-benar menyukainya,jangan bilang kau benar-benar sudah melupakan Rebecca. Bukankah kau sangat mencintai Rebecca Raga, bagaimana dengan gampangnya kau menggantikannya dengan wanita itu bukanya Mona?"

"Tidak ada satu wanita pun yang dapat menggantikannya Ma,aku benar-benar muak dengan semua ini!"

Raga terlihat marah dan justru pergi meninggalkan sarapan paginya untuk bersiap-siap ke kantor.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!