Lea melihat pantulan dirinya di cermin, menyambar tas yang ada di atas ranjang, lalu berlari kecil menuju halaman rumah, menemui Dayyan yang sudah menunggu sejak lima belas menit lalu.
Begitu membuka pintu, gadis itu langsung menyipitkan mata karena terkena sinar matahari, dengan cepat dikenakannya helm yang sudah disiapkan oleh Dayyan.
Pagi ini, matahari bersinar sangat cerah, seolah ikut memberi semangat pada Lea yang kini resmi menjadi karyawan magang perusahaan CSC. Salah satu perusahaan perintis yang didirikan oleh idol terkenal tanah air. Meskipun, menjadi karyawan magang di CSC karena terdesak keadaan, tapi hal itu justru memberikan keuntungan untuk Lea. Selain CSC adalah perusahaan perintis yang sedang berkembang pesat, gajinya juga lebih besar dibanding kerja paruh waktunya.
“Kakak lama sekali, aku bisa terlambat ke sekolah” Protes Dayyan.
“Maaf”
“Jika aku terlambat, kakak yang harus bicara pada guru!”
“Kakakmu ini bahkan tidak sempat sarapan, kau malah menggerutu. Dasar adik durhaka!”
“Itu salah kakak sendiri, sudah tahu mau bekerja malah bangun terlalu siang”
“Kerja paruh waktu sebelumnya saat sore, jadi kakak belum terbiasa kerja di pagi hari. Jangan protes lagi, ayo jalan” Ujar Lea sambil menepuk pundak adiknya.
.
.
Mata Lea mengedar, lalu memperhatikan setumpuk kertas di depannya, ‘Aku harus memulai dari mana? Kenapa tidak ada yang membimbingku?’ Gumamnya pelan.
Tuk...tuk...tuk...
Lea menoleh pada seseorang yang tadi mengetukkan jari telunjuknya pada meja. Sambil tersenyum canggung, Lea bertanya, “Ada apa?”
“Kau karyawan baru, ya?”
“Benar. Saya baru hari ini bekerja”
“Kenapa kau bisa ada di divisi keuangan? Apa kau punya saudara di sini?”
Kening Lea mengkerut mendengar pertanyaan wanita itu, “Tidak” Jawabnya kemudian.
“Menurut kabar yang beredar, kau masih kuliah. Apa itu benar?”
Lea dan wanita itu menoleh bersamaan saat seorang lelaki muncul dari balik kubik meja kerjanya.
“Membuat kaget saja!” Protes wanita itu. Sementara, tersangkanya malah tertawa tanpa rasa bersalah.
“Kau belum menjawab pertanyaanku!” Seru lelaki itu pada Lea.
“Benar, saya masih kuliah. Tapi, saya sudah semester akhir dan sedang menunggu untuk kelulusan. Jadi, saya magang di sini” Terang Lea.
Lelaki serta wanita itu kompak menganggukkan kepala, “Karyawan magang rupanya” Ujar keduanya.
“Ehemmm... apa kalian dibayar untuk mengobrol?!”
Melihat Felix berdiri dengan tegak, kedua karyawan itu langsung kembali fokus pada pekerjaan masing-masing.
“Aku akan mengajarimu” Ujar Felix sambil menarik kursi dan duduk di samping Lea.
Felix mengajari Lea dengan sabar, tapi Lea yang pada dasarnya pintar, tanpa butuh waktu lama sudah paham dengan apa yang diajarkan. Bahkan, keduanya terlibat dalam diskusi seru. Hingga tanpa disadari, seseorang telah berada diantara mereka.
“Sepertinya, obrolan kalian sangat seru!”
Lea dan Felix menoleh bersamaan, nampak terkejut dengan kehadiran Chan.
“Sebagai manager perusahaan sekaligus asisten pribadiku, kau nampaknya masih punya banyak waktu luang. Apa sebaiknya, aku memberimu pekerjaan tambahan?!”
Felix menundukkan kepala saat Chan menatapnya dengan lekat, “Maaf” Ujarnya.
Tanpa diberi komando, Felix segera berpamitan dan kembali ke ruang kerjanya.
Chan memutar badan, berlalu dari hadapan Lea sambil berkata, “Ikut ke ruanganku sekarang!”
.
.
Chan memberikan dokumen berupa profil perusahaan pada Lea, meminta perempuan itu untuk menghafal nama dan wajah jajaran perusahaan terutama yang ada pada divisi keuangan.
Sebenarnya, Chan ingin membalas perbuatan Lea yang telah memberinya kopi asin, tapi melihat gadis itu tengah serius mempelajari dokumen perusahaan, membuatnya mengurungkan niat tersebut.
Empat puluh lima menit berlalu, Chan melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan waktu untuk makan siang. Ia bermaksud mengajak Lea untuk makan bersama.
“Maaf, tapi saya tidak bisa. Anda mengatakan agar kita berpura-pura tidak saling kenal, jika kita makan bersama, para karyawan akan semakin yakin jika kita sudah saling mengenal. Selain itu, Anda bisa menjadi bahan gosip media dan saya akan mendapat serangan dari penggemar Anda” Ujar Lea dengan tegas.
Chan tercengang mendengar perkataan Lea, “Kau pikir aku sengaja mengajakmu? Jika bukan karena ibu dan Chayra yang terus merengek, aku tidak akan mau bersikap sebaik ini padamu!”
Lea mengatur napas agar emosinya tidak meluap, terpaksa tersenyum meskipun sangat kesal melihat ekspresi Chan yang menyebalkan.
“Saya akan keluar lebih dulu. Sekali lagi, terima kasih atas tawaran Anda. Selamat makan siang, Pak CEO” Ujar Lea sebelum keluar dari ruangan Chan.
Chan mengepalkan kedua tangan, wajahnya memerah menatap Lea yang menghilang dari balik pintu.
‘Apa dia sudah tidak waras? Bisa-bisanya menolak ajakanku, padahal ada ribuan bahkan jutaan perempuan yang ingin makan siang bersamaku!’
‘Akh!!!... memalukan, kenapa juga aku mengajaknya!’ Gerutu Chan sambil mengacak rambut.
Ponsel Chan berbunyi, menandakan ada pesan dari seseorang. Matanya langsung berbinar saat melihat nama Tara pada aplikasi ‘Say Hello’.
Tara :
“Ayo, makan siang bersama!”
Matahari :
“Wahhh... ada apa ini? Kenapa tiba-tiba?”
Tara :
“Aku belum punya teman di sini, jadi aku makan sendirian 😥”
Matahari :
“Hahaha... akan ku temani. Ayo!”
‘Lama-lama, aku jadi penasaran pada Tara. Apa sebaiknya, aku ajak saja dia bertemu?! Tapi... bagaimana cara memberitahunya jika aku artis? Entahlah... aku pusing!’ Ujar Chan sambil mengurut pelipisnya.
***
Jam kerja telah selesai, semua karyawan bersiap untuk pulang tak terkecuali Lea. Setelah selesai membereskan meja kerjanya, Lea bergegas keluar kantor agar tak ketinggalan bus. Ia harus berjalan sekitar sepuluh menit untuk sampai di halte bus tersebut. Berulang kali, Lea menoleh ke kanan-kiri namun tak ada tanda-tanda bus akan tiba.
‘Padahal belum terlambat, tapi kenapa busnya lama sekali?’ Monolog Lea.
Gadis itu mendongak, menatap langit yang mulai gelap karena mendung, ‘Padahal tadi pagi langitnya sangat cerah, kenapa sekarang jadi gelap begini? Apa aku minta jemput Dayyan saja? Tapi... dia bisa kehujanan jika ke sini’
“Sore ini, busnya tidak akan datang karena jalan SN sedang diperbaiki. Sebaiknya, Anda cari kendaraan lain saja sebelum hujan turun” Ujar seorang wanita yang hendak menyeberang jalan.
Lea menganggukkan kepala, “Terima kasih atas informasinya” Jawabnya.
‘Pantas saja. Aku jadi sia-sia menunggu sejak tadi’ Gumam Lea sambil menatap wanita yang tadi ada di sampingnya, namun kini sudah ada di seberang jalan.
Langit semakin gelap, butiran bening juga mulai turun. Lea masih menunggu di halte bus sambil mengotak-atik ponsel memesan taksi online. Ia mulai frustrasi karena sudah tiga kali memesan taksi online namun tak ada jawaban.
‘Bagaimana ini?!’ Monolog Lea sambil mengusap wajah dengan kasar.
Sementara itu... dari kejauhan, Chan melihat seorang wanita tengah mondar-mandir seperti setrikaan di halte bus. Setelah semakin dekat, ia menyadari bahwa orang itu adalah Lea. Mulanya, Chan ingin mengabaikan dan berpura-pura tidak melihat Lea karena masih kesal atas penolakan makan siangnya. Tapi saat melirik kaca spion dan melihat Lea ketakutan karena suara petir, ia segera berbalik arah dan menepikan mobil tepat di depan gadis itu.
Chan sedikit berteriak agar terdengar oleh Lea, “Ayo, naik!”
Lea segera menuruti perkataan Chan sebelum pria itu berubah pikiran. Dalam hitungan menit, ia sudah duduk di kursi penumpang.
“Terima kasih, sudah memberi saya tumpangan” Ujar Lea dengan lirih.
Chan berdecak, “Aku terpaksa melakukannya karena tak mau kau mengadu pada Chayra dan ibuku”
‘Rasanya, ingin sekali aku memukul orang ini!’ Gumam Lea pelan. Namun, ia hanya bisa menahan kekesalan melihat ekspresi Chan yang tengah mengejeknya.
...***...
Happy reading...
Jangan lupa like, comment, vote, gift, and subscribe 🙏🏻😁
Terima kasih🤗😘🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Nana
Lea🔥🔥🔥
2023-01-26
1
Bintang
ngajak Lea makan siang ditolak, tapi diajak makan siang sama Tara, ngakak aku thor🤣🤣🤣
2023-01-26
1