Tamu Tak Diundang

Keesokan paginya, seperti biasa, Pras dan Zakira berangkat bekerja bersama, Pras mengantar Zakira lebih dulu.

Sesampainya di pabrik, Zakira mendapatkan protes dari Ana.

"Sekarang berangkatnya siang mulu, sih!"

"Iya, kan aku sekarang ngurus mertua juga, Kak," sahut Zakira yang sedang membuka loker untuk menyimpan tasnya.

"Aku jadi kesepian, sarapan enggak ada kamu!" jawab Ana dengan nada sedikit sedihnya.

"Ututuuuu, sini peluk," kata Zakira seraya membuka tangannya dan Ana tidak mau masuk ke pelukan Zakira.

"Ra, aku masih normal, enggak mau peluk-peluk kamu, nanti ada cowok yang lihat bisa salah sangka terus enggak jadi naksir aku, kamu mau tanggung jawab?"

"Astaga, Kak Ana... segitunya!" Zakira mencubit pinggang Tatiana dan Tatiana meminta ampun, Zakira pun segera melepaskan cubitannya.

Tidak lama kemudian, bel kerja pun berbunyi, semua karyawan yang masih berkumpul di luar pabrik itu segera membubarkan diri dan bersiap.

Di pintu masuk, Zakira, Bertemu dengan Rama, Rama adalah teman kerja Zakira. Rama bekerja sebagai HRD.

"Hai... Ra!"

"Juga, Ram," sahut Zakira dan Ana yang ada di depan Zakira segera menarik lengan Zakira.

"Tau enggak?" tanya Ana pada Zakira.

"Enggak," jawab Zakira.

"Kamu itu polos apa gimana, sih?" protes Ana dan Zakira sama sekali tidak tau maksud Ana.

"Apaan dah, Kak Ana kadang-kadang enggak jelas!" Setelah itu, Zakira melepaskan tangan Ana dari lengannya dan sekarang semua orang sudah disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.

****

Di tempat kerja Pras, pria itu yang baru datang sudah mendapatkan curhatan dari temannya yang selalu mengeluhkan keluarga istrinya.

Pras sendiri bekerja di salon mobil.

"Kenapa lagi, bro?" tanya Pras seraya melepaskan jaketnya lalu menyimpannya di loker.

"Biasalah, bini gue enggak bisa dikasih tau!" gerutu Fery teman Pras.

"Enggak kelar-kelar urusannya?" tanya Pras seraya menatap Fery, keduanya masih berdiri di depan loker.

"Makin jadi, diajak pindah enggak mau, masa gajian full gue kasih dia semua enggak sampai sebulan habis buat ngempanin keluarganya!" Fery yang kesal itu merogoh saku celananya, mengambil rokok lalu menyulutnya, menghisap dalam rokok itu dengan kesalnya, seolah rokok itu adalah pelampiasannya.

Fery pun menawarkan rokok itu pada Pras.

"Gue enggak ngerokok, gue mah sayang sama paru-paru!" jawab Pras apa adanya.

"Halah!" kata Fery.

"Gue kasih tau, Pras. Nanti kalau lo berumah tangga, sebisa mungkin dah jangan mau dekat-dekat sama keluarga istri, ribet!" kata Fery seraya menatap Pras dan Pras menjawab kalau itu tidak akan terjadi.

"Enggak lah. Gue mah istri yang harus nurut sama gue!" kata Pras, setelah itu, keduanya mulai bekerja.

****

Singkat cerita, sore pun tiba. Zakira yang masih menunggu dijemput itu duduk di bangku kantin. Di sana sudah terlihat sepi. Lalu datanglah Rama yang baru saja keluar dari kantor.

"Ra, masih di sini?" tanya Rama seraya ikut duduk di bangku panjang kantin.

"Iya, nunggu dijemput, Ram."

"Mau gue antar?" tanya Rama seraya memakai jaketnya.

"Enggak usah, kalau enggak dijemput, aku balik sendiri aja," jawab Zakira seraya memainkan ponsel.

Zakira terlihat acuh pada Rama yang diketahui menyukainya.

Berulang kali, Zakira mengecek ponselnya, barangkali ada pesan masuk dari Pras.

"Iya udah, gue temenin sampai laki lo dateng, ya!" kata Rama.

"Enggak usah, Ram. Aku takut nanti jadi fitnah," jelas Zakira.

"Iya, gue lupa kalau lo udah nikah, Ra!" ucap Rama seraya bangun dari duduk.

"Gue duluan, Ra." kata Rama yang berlalu begitu saja.

Pupus sudah, belum sempat menyatakan cintanya ternyata gadis pujaan hatinya itu menikah dengan pria lain.

"Lo kurang gercep!" kata teman Rama yang ternyata sedari tadi memperhatikan.

"Iya, gue enggak berani nyatain perasaan, gue merasa kalau dia sangat sempurna dan aku enggak pantas buat dia," kata Rama yang sekarang sudah duduk di atas motornya.

"Alah, giliran udah enggak ada kesempatan nyesel lo!" kata teman Rama yang juga sedang duduk di atas motor.

Dan dari kejauhan, Rama masih memperhatikan Zakira yang masih duduk di kantin.

"Aah!" desah Rama seraya memarkirkan motornya. Pria itu merasa sakit setiap kali melihat Zakira.

****

Setelah tidak ada balasan, Zakira pun memutuskan untuk pulang.

Zakira memesan ojek online dan sesampainya di rumah, Zakira membuka ponselnya yang bergetar, pesan masuk dari Pras itu dianggapnya telat.

"Maaf, aku enggak bisa jemput, lagi banyak kerjaan." Isi pesan Pras.

"Telat, aku udah sampai rumah, kamu baru balas chat aku!" kata Zakira yang sedang membalas chat dari Pras.

"Iya, enggak papa, aku udah sampai rumah," balas Zakira.

Zakira yang masih di depan pagar itu melihat banyak sandal di depan rumahnya. Zakira juga mengenal siapa pemilik sandal-sandal itu.

"Mama, Bapak." Zakira segera membayar ojek tersebut lalu segera mengucapkan salam dengan semangat, Zakira masuk, memberi senyum pada Mar dan Jalen.

Zakira mengulurkan tangan pada kedua orang tuanya.

"Mama dari jam berapa? Kok enggak ngabarin? Kalau ngabarin, Rara bisa cepat-cepat pulang tadi." Zakira mencium pipi Mar dan juga sebaliknya.

Sementara itu, tak terlihat Ninik atau Anto menemani orang tuanya.

Hanya ada Wisnu yang sedang bermain mobil-mobilan di ruang tamu.

"Tante, Wisnu lapar, Wisnu mau makan sama tante," kata Wisnu yang merengek pada Zakira.

"Tante mau ngobrol dulu sama Mbah, ya. Sore ini kamu makan sama mama kamu dulu, sana!" kata Zakira dengan lembut.

"Enggak mau, Wisnu maunya sama tante," kata Wisnu dengan kekehnya.

"Aku sambil nyuapin Wisnu, ya, ma, pa." Zakira pun pergi ke dapur dan di dapur Ninik tidak ada makanan.

Zakira kembali ke ruang tamu, berpikir akan memesan makanan online sekaligus untuk ibu dan bapak.

Dan Zakira memesan nasi padang untuk semua orang. Kecuali Wisnu, anak kecil itu meminta dibelikan ayam krispi.

Sore ini, Zakira sangat senang karena ibunya datang menjenguk.

"Ra, kamu kok kurusan,?" tanya Mar seraya memperhatikan Zakira.

"Masa, sih? Rara enggak merasa kurusan," jawab Zakira seraya memperhatikan tubuhnya.

"Rara kecapean kayanya, Ma," kata Rara dalam hati, ia tak mau mengatakan itu lantaran tak mau membuat ibunya khawatir atau mengira kalau anaknya tidak bahagia.

"Gimana enggak kecapean, pagi sebelum kerja harus ngurus suami dan mertua, setelah pulang udah ada bocil yang nungguin, belum lagi kalau disuruh ini dan itu sama ibu mertua," keluh Zakira dalam hati.

Dan lagi, Zakira mendapatkan pertanyaan yang belakangan ini sering ia dapat.

"Udah hamil? Mama udah pengen nimang cucu," kata Mar seraya memperhatikan Zakira dan Zakira menjawab, "Belum."

"Sabar, ya, Ma. Do'ain Rara biar cepat hamil," pinta Rara seraya memperhatikan Mar.

Tidak lama kemudian, makanan yang dipesan pun datang, semua orang makan bersama.

Dan bukan hanya makanan yang datang, tetapi, Darma yang mendengar ada tamu itu pun segera bergegas pulang. Darma mendengar kabar itu dari tetangganya.

"Oh, besan. Kenapa enggak ngabarin? Dari tadi?" tanya Darma seraya mengulurkan tangan dan uluran tangan itu dibalas Jalen dan Mar.

Lalu, Zakira mengajak Darma untuk ikut makan bersama. Malam ini menjadi malam panjang bagi Zakira, ia menemani ibu dan bapaknya yang malam ini menginap.

Sebenarnya, Mar dan Jalen menolak untuk itu, tetapi, Darma mengatakan kalau akan kemalaman di jalan dan itu dibenarkan oleh Zakira.

Mar yang sedang membantu Zakira melipat cucian pakaian bersih di kamar itu menanyakan keberadaan Ninik yang sedari tadi tak terlihat dan karena Ninik yang tak mau membaur itu, membuat Mar berpikir kalau Ninik juga bersikap acuh pada anaknya.

Bagaimana perasaan Mar setelah melihat keadaan anaknya yang seperti tidak bahagia?

Bersambung

Like dan komen ya, all.

Terpopuler

Comments

𝕽𝖆𝖎𝖓𝖎

𝕽𝖆𝖎𝖓𝖎

apa Rama ada rasa ya

2023-01-17

0

𝕽𝖆𝖎𝖓𝖎

𝕽𝖆𝖎𝖓𝖎

wuih tau juga keren cwok gk perokok

2023-01-17

0

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

hmm di sinilah masalah berasal..🙄🙄

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!