Kecewa

Zakira mengulangi ajakannya, gadis berambut panjang itu mengira kalau suaminya tidak mendengar.

"Mas, besok-"Dan ucapan Zakira terpotong saat Pras menjawabnya.

"Aku capek, lain kali aja!" jawab Pras seraya terus bermain game online.

"Capek juga enggak setiap hari libur, kan. Masih ada hari minggu buat kamu santai nanti," kata Zakira yang masih mencoba membujuk suaminya. Ia hampir menangis karena sangat merindukan ibu dan ayahnya.

"Kalau aku bilang enggak berarti enggak!"

Mendengar jawaban itu, air mata Zakira lolos begitu saja. Ia pun segera mengusapnya.

Zakira yang merasa kecewa itu tak menunggu suaminya untuk tidur. Gadis yang sudah rapih dengan piyamanya itu meringkuk, menangis tanpa sepengetahuan suaminya.

Tetapi, dari gerak tubuh Zakira, Pras mengetahui kalau istrinya sedang menangis.

Entah apa yang dipikirkan oleh Pras sehingga ia tetap melanjutkan permainannya tanpa menenangkan istrinya lebih dulu.

Selesai dengan game, Pras memindahkan Wisnu ke kamarnya. Ia tidak ingin Wisnu mengganggu malamnya bersama Zakira.

Setelah itu, Pras kembali ke kamarnya dan membalikkan tubuh istrinya.

Terlihat mata sembabnya karena menangis.

Zakira pun membuka matanya, terlihat wajah suaminya yang berada di dekat wajahnya.

Pras mengecup kening istrinya dan mengucapkan kata maaf.

"Maaf, aku udah bikin kamu nangis!"

Zakira menjawab dengan menganggukkan kepala.

Setelah itu, Zakira pun masuk ke pelukan Pras dan Olahraga malam pun terjadi.

Keesokannya, Zakira yang sudah selesai dengan mandi dan melaksanakan sholat subuh. Zakira mulai berperang di dapur.

Zakira memasak untuk suami dan mertuanya. Di sela-sela masaknya, Damar mencium aroma wangi masakan itu dan terdengar kalau Damar merengek meminta pada Ninik.

Mendengar Damar yang merengek, Zakira pun berjalan ke ruang tengah untuk menawarkan sarapan bersama pada Damar, tetapi, Damar hanya diam saja, membuat Zakira tidak tau harus berbuat apa.

Terlihat Ninik sedang membawa buku penjualan ibunya, Zakira pun menyapa dan menawarkan sarapan yang diinginkan Damar.

Tetapi, Ninik sama sekali tak menjawab tawaran itu.

"Mungkin dia enggak suka serumah sama aku," batin Zakira.

Entah, sudah berapa kali Zakira diabaikan oleh kakak iparnya.

Zakira tak mengambil hati, ia yang berdiri di ruang tengah itu kembali ke dapur.

Zakira mulai menyiapkan sarapan untuk suaminya di meja makan, tidak lupa menyiapkannya juga untuk Ibu dan Ayah mertuanya.

Selesai dengan itu, Zakira segera mengantarkan sarapan yang berupa tumis sawi hijau dengan ayam goreng.

"Makasih, Ra. Udah repot-repot, itu di kulkas banyak sayuran, kalau mau makan tinggal ambil aja buat masak!" kata Norma yang sedang bersiap untuk pergi ke pasar.

"Masak apa ini? Kayanya enak," kata Darma yang baru selesai dengan tadarusnya. Terlihat, ayah mertuanya itu masih lengkap menggunakan sarung dan koko, pria tua itu mulai duduk untuk menatap sarapannya sebelum pergi ke pasar.

"Iya udah, Rara balik dulu, mau nyuci, sama nanti Rara sama Mas Pras mau pergi," kata Rara seraya merapikan kembali rantang di meja makan.

"Kemana, Ra?" tanya Norma yang mulai ikut duduk di kursi meja makan.

"Mau cari mesin cuci, Bu."

"Beli mesin cuci yang biasa aja, enggak usah mahal-mahal, yang penting bisa dipakai buat nyuci!" kata Norma dan Zakira hanya bisa menjawab iya.

Setelah itu, Zakira pun benar-benar pergi dari rumah mertuanya.

Ia memikirkan orang tuanya, di sini, Zakira memperlakukan mertuanya dengan baik, tetapi, kenapa hanya sekedar menjenguk orang tuanya sendiri tidak bisa.

Zakira merasa kalau suaminya itu tidaklah adil.

Zakira yang sudah kembali ke rumahnya itu mencuci perabotan, berdiri di depan wastafel ditemani air mata kerinduan atas ibu dan ayahnya.

Dan Pras yang hendak membuang air kecil itu melihat istrinya berdiri sedang mencuci piring pun memeluknya dari belakang.

Zakira hanya bisa diam saja, ia ingin marah, tetapi masih ia bisa tahan rasa kesal itu. Zakira takut akan menjatuhkan harga diri suaminya di depan kakaknya. Maka dari itu, Zakira ingin membicarakannya lebih dulu.

Zakira mulai melepaskan pelukan Pras.

"Kenapa?" tanya Pras yang kembali memeluk Zakira.

"Jangan begini, malu, nanti terlihat sama keponakan kamu!" kata Zakira dan Pras pun akhirnya melepaskan, pria yang sedikit tampan itu menarik kursi meja makan, ia memperhatikan Zakira yang menjadi pendiam.

"Kamu kenapa?" tanyanya.

Zakira menjawab kalau dirinya tidak apa-apa.

"Enggak usah bohong, kamu enggak bisa bohong sama aku!"

"Aku rindu sama orang tua ku!" jawab Zakira tanpa melihat suaminya.

"Iya sudah, besok kita ke sana, hari ini kita jalan dulu," kata Pras, Zakira sangat senang mendengar itu dan mulai menunjukan kembali senyumnya.

"Kamu siap-siap dulu, katanya mau beli mesin cuci biar enggak capek!" kata Pras seraya bangun dari duduk, ia pergi ke kamar mandi.

Dengan semangat 45, Zakira mulai bersiap, ia berdandan untuk suaminya, agar suaminya tidak malu saat mengajak Zakira keluar.

Baru saja Zakira keluar dari kamar, di depan kamar itu sudah ada Ninik.

"Mbak mau pergi, titip Wisnu, ya! Bapaknya Wisnu lagi jaga toko!" kata Ninik, terlihat, Ninik membawa beberapa barang di dalam plastik yang ia tenteng.

"Iya," Zakira hanya bisa menjawab 'iya'.

Berharap, setelah menurutinya, Ninik tidak lagi mengabaikannya saat diajak bicara.

Dan singkat cerita, hari sudah sore, Norma yang mendengar kalau anaknya baru saja membeli mesin cuci bagus itu segera datang.

Terlihat, mesin cuci bukaan depan itu menyita perhatian Norma.

"Berapa mesin cuci kaya gini?" tanyanya dan Zakira menjawab apa adanya.

"Mahal," ucap Norma seolah tak menyukai, wanita tua itu menganggap kalau Zakira membuang-buang uang anaknya.

"Iya, Mas Pras maunya yang ini, katanya biar masuk kering, keluarnya juga kering, sekali pencet-pencet tombol aja udah, bisa ditinggal ngerjain kerjaan yang lain," jawab Zakira seraya memberitahu kelebihan mesin tersebut.

Dan raut tak suka dari Norma itu semakin terlihat saat wanita tua itu pergi dengan mengucapkan kata, "Halah."

Zakira hanya bisa memperhatikan dari belakang. "Emaknya maunya ngirit, anaknya maunya beli yang mahal," batin Zakira.

"Alhamdulillah, udah kebeli mesin cuci, tinggal kulkas belum, mungkin bulan depan bisa kebeli," kata Zakira dalam hati.

"Tante... mesin cuci nya bagus, kaya yang di laundry!" celetuk Wisnu seraya membuka tutup mesin cuci baru tersebut.

"Iya, Wisnu mau masuk ke dalam?" ledek Zakira pada keponakannya itu.

Wisnu menjawab dengan tertawa renyahnya.

****

Malam ini, Zakira berharap kalau akan segera berlalu, ia ingin hari esok segera datang lalu pergi menemui ibu dan ayahnya.

Tetapi, tidak seperti yang diharapkan.

Pagi sekali, Norma sudah datang, ia menyuruh Zakira memasak untuk menyambut anak lainnya.

Benar saja, Zakira hanya bisa bersedih, bukan berarti ia tidak suka dengan kehadiran ipar-iparnya.

"Ra, lain kali aja, ya. Enggak enak, masa ada tamu kita pergi!"

Bersambung.

Like dan komen ya, all.

Terpopuler

Comments

𝐅𝐄𝐁𝐁𝐘

𝐅𝐄𝐁𝐁𝐘

ihhh Zakia emang disitu jadi PRT apa ??? Woooii Zakia itu menantu istri nya Pras bukan pembantu norma🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-01-21

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻upikabu💅👠💄

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻upikabu💅👠💄

Yang sabar ya Ra,itulah nikmatnya jadi menantu dan ipar satu atap tiga keluarga,jika gak menolak dan mengiyakan terus,yang ada bakal dimanfaatkan dan diinjak-injak terus, semangat Rara.

2023-01-21

0

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊

suami macam apa itu gak ngerti perasaan istrinya..hidih ogah banget punya laki kaya gt udh kere banyak maunya hilih

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!