Gemericik air mancur bagai musik alam yang menenangkan. Ikan koi dengan berbagai corak berenang kesana kemari. Sesekali mereka berenang ke permukaan membuka dan mengatupkan mulutnya menghasilkan gelembung yang pecah hanya dalam sepersekian detik.
Atalie tampak serius membaca buku bersampul kuning yang ia dapatkan sore ini. Taman belakang rumah adalah tempat favoritnya menghabiskan waktu senggang, membaca buku, mendengarkan musik, menonton film atau sekadar melamun.
Samar-samar Atalie mendengar mama nya memanggil namanya dari dalam rumah. Perlahan suaranya semakin dekat, tanpa mengalihkan pandangan dari buku itu Atalie tahu jika mama nya berada disini.
"Atalie, menurut kamu bagus yang mana, biru atau merah?" Renata—mama Atalie datang dengan membawa dua dress berwarna biru dan merah.
"Merah." Jawab Atalie tanpa melihat mama nya, ia tahu Renata menyukai warna merah. Kalaupun Atalie menjawab biru, Renata akan tetap menggunakan dress merah tersebut.
"Kamu bahkan belum lihat, coba lihat dulu."
Atalie mendengus meletakkan buku di meja kecil di dekatnya. Ia melihat dua dress yang mama nya bawa.
"Biru bagus." Atalie jujur, ia lebih menyukai model yang sederhana.
"Tapi merah bikin kulit Mama kelihatan lebih cerah."
Atalie memutar bola mata jengah, ujung-ujungnya Renata pasti akan memilih merah. Percuma ia bertanya pada Atalie jika dari awal sudah menentukan jawabannya.
"Kulit Mama udah cerah, pakai apapun tetap cerah."
"Oh ya?" Renata menyulitkan matanya menatap Atalie.
"Ya, aku sudah belajar dunia fashion sejak SMP, Mama nggak seharusnya meragukan kemampuan ku dalam menilai penampilan."
Renata tersenyum lebar, "kalau gitu kamu besok juga harus pakai baju warna biru."
"Siap!" Atalie mengacungkan tangannya, ia menautkan ibu jari dan telunjuknya membentuk huruf O.
"Ayo deh siap-siap makan."
"Bentar dulu, aku belum selesai baca." Atalie kembali mengambil buku yang ia letakkan di meja barusan. Ia biasa membaca buku dalam sekali duduk, jika belum selesai rasanya ada yang mengganjal. Lagi pula buku itu tidak terlalu tebal, hanya sekitar 200 halaman.
"Buku apa sih yang kamu baca, Mama lihat dari tadi sore kamu serius baca itu sampai nggak gerak dari kursi."
"Aisyah judulnya." Atalie menunjukkan sampul depan buku tersebut.
"Nama yang bagus." Renata terlihat tidak terlalu peduli dengan buku yang Atalie baca, yang penting anak sulungnya itu tidak membaca sesuatu yang buruk.
Renata kembali ke dalam rumah untuk meletakkan pakaiannya lalu bersiap-siap makan malam.
Atalie menyusul ke ruang makan setelah menyelesaikan buku Aisyah hingga halaman terakhir. Di ruang tamu sudah ada papa Atalie—Jaya, Renata dan Daniel—adik Atalie.
Atalie duduk di kursi kosong dan mengambil sedikit nasi.
"Mari berdoa dulu." Jaya mengangkat tangan untuk memimpin doa diikuti oleh yang lain. "Percaya, Iman, dalam Jesus, haleluya, Amin."
"Amin." Jawab Atalie, Daniel dan Renata serentak.
"Mama, mau semur." Atalie sudah ngiler ingin makan daging kecap yang hampir setiap hari ada di meja makan tapi ia tak pernah bosan.
Renata meletakkan dua potong daging di piring Atalie, ia juga memberikan porsi yang sama pada Daniel tanpa diminta.
"Daniel besok pakai baju biru ya ke gereja."
"Iya Ma." Jawab Daniel singkat.
"Papa juga." Renata melirik Jaya.
Jaya mengangguk, setiap Minggu Renata memang selalu riweh soal pakaian yang akan mereka kenakan ke gereja. Harus berwarna senada agar terlihat kompak katanya. Mereka tak punya pilihan selain menuruti kemauan Renata.
"Atalie, hari ini kamu kemana aja?" Jaya mengajukan pertanyaan pada Atalie, ia tidak melihat putrinya tersebut seharian ini.
"Keliling-keliling Mall sama Khanza dan Ayana, makan juga terus—" Atalie menghentikan kalimatnya, ia tak boleh memberitahu jika dirinya juga pergi ke masjid. Walaupun hanya iseng tapi Atalie takut Jaya marah.
"Sama mereka berdua aja?"
"Sama Gracia juga." Atalie tidak berbohong soal itu, ia pergi bersama Gracia tapi setelah selesai berbalanja, Gracia pulang lebih dulu.
"Kamu jangan sering bergaul sama mereka, Atalie." Renata memberi nasehat.
"Memangnya mereka kenapa Ma, kan Mama sendiri yang bilang kalau kita berteman tuh nggak boleh pandang agama, ras dan suku lagian mereka temen satu kampus aku jadi wajar kalau aku berteman sama mereka berdua."
Atalie kenal dengan Khanza dan Ayana di kampus tempat mereka kuliah. Saat ini Atalie sedang menjalani program magister manajemen sedangkan Khanza dan Ayana berada di semester akhir program pendidikan strata. Meski demikian usia Atalie dengan keduanya tidak terpaut jauh. Atalie bisa mendapat gelar S1 diusia 21 tahun berkat program akselerasi saat sekolah menengah.
"Mama tahu, tapi kamu akrab banget sama Khanza dan Ayana, Mama cuma khawatir kamu—"
"Nggak bakal, Mama tenang aja." Potong Atalie sebelum Renata menyelesaikan kalimatnya.
Daniel melirik Atalie, tadi sore ia tak sengaja melihat kakaknya itu keluar dari masjid. Awalnya Daniel berpikir mungkin ia salah tapi setelah melihatnya dengan seksama, ia yakin bahwa itu memang Atalie. Namun Daniel tak mau memberitahu orangtuanya, bukankah itu hak Atalie? Atalie sudah dewasa sekarang.
"Kak Atalie, tunggu!" Daniel menahan tangan Atalie ketika mereka hendak masuk ke kamar masing-masing. Daniel menoleh ke kanan dan kiri memastikan tak ada orang lain disini kecuali mereka.
Atalie reflek ikut menoleh ke kanan dan kiri dengan bingung, mereka sudah seperti maling yang takut tertangkap basah oleh tuan marah. Kenyataannya mereka adalah tuan rumah itu sendiri.
"Aku lihat tadi Kak Atalie keluar dari masjid."
"Ssshhh!" Atalie melotot dan segera menyumpal mulut Daniel sebelum adiknya itu berkata-kata lagi. "Jangan bilang Papa Mama." Bisiknya.
Daniel menurunkan tangan Atalie dari mulutnya, "Kakak ngapain kesana, ah aneh-aneh aja!" Daniel ikut melotot, kini dua kakak beradik itu saling adu mata.
"Iseng doang ikut Khanza sama Ayana lagian asyik juga loh dengerin Ustadz nya cerita."
"Jangan macem-macem deh, nanti ketahuan Mama dan Papa baru tahu rasa." Daniel memperingatkan, masjid itu cukup dekat dengan tempat tinggal mereka. Daniel khawatir jika papa atau mama nya melihat Atalie saat berada di masjid tersebut.
"Pokoknya kamu bisa jaga rahasia."
"Kalau ketahuan aku nggak ikut-ikutan lo ya." Daniel mendekatkan wajahnya pada Atalie seolah mengancam padahal ia tak mungkin mengadu. Itu sama saja memasukkan Atalie ke dalam mulut buaya.
"Kalian ngapain disitu bisik-bisik?"
Atalie dan Daniel terkesiap mendengar suara Renata. Atalie langsung melepas tangan Daniel dan membalikkan badan melihat Renata yang melangkah ke arah mereka.
"Nggak apa-apa, aku cuma bilang sama Daniel kalau besok mau bawa mobil sendiri ke gereja."
Daniel mendelik, sejak kapan Atalie pandai mengarang cerita padahal pembahasan mereka jauh dari hal tersebut.
"Tumben?" Kening Renata berkerut.
"Aku mau balikin buku ke rumah temen setelah pulang dari gereja "
"Oke." Renata mengizinkan Atalie membawa mobil sendiri, ia melangkah menaiki tangga menuju lantai tiga dimana kamarnya berada.
"Ma, Kak Atalie punya pacar nih pasti bukan temen." Seru Daniel.
"Ih apaan sih, bohong Ma." Atalie melotot ke arah Daniel.
Renata mengehentikan langkah dan membalikkan badan melihat dua anaknya yang selalu ribut itu.
"Ya udah Niel, Kakak kamu kan udah dewasa jadi wajar kalau dia punya pacar."
"Dengerin tuh, kamu sekolah aja yang bener." Atalie menjulurkan lidah pada Daniel lalu melenggang pergi masuk ke kamar.
Atalie menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur, sekarang ia mengerti mengapa orang-orang mentertawakan dirinya tadi. Buku itu membuat Atalie belajar hal baru dari sosok Aisyah yang masih sangat muda saat mendirikan madrasah dan melahirkan banyak ulama terkenal hingga sekarang.
"Umar nggak cuma punya publik speaking yang bagus, dia juga baik." Atalie mengubah posisinya miring ke kanan melihat buku yang ia letakkan di atas nakas. Ia ingat semua orang mentertawakan nya kecuali Umar. Tidak heran jika kajian Umar selalu penuh oleh jamaah laki-laki dan perempuan.
"Apa dia udah punya istri?" Atalie tiba-tiba penasaran soal itu. "Kita cari jawabannya besok." Tukasnya penuh semangat, ia melihat ada alamat tertulis di halaman pertama buku tersebut. Atalie menduga itu adalah alamat rumah Umar. Atalie akan mengunjunginya besok sekaligus mengembalikan buku milik Umar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Bundanya Abhipraya
udh baca sampe cerita anaknya daniel br tau cerita ini pokoke capcus baca maraton
2024-06-15
0
Yun Yuningsih
ooh ini crita nya atalie sama mas Umar yah... waah keren ...
2023-08-03
0
૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ
perjalanan Ka atalie sampai menjemput hidayahnya ..
duh bakal tegang nih klo papa mama udah tau...
2023-01-25
0