Semilir angin menerbangkan rambut seorang gadis yang diikat asal.
Aisa duduk seorang diri ditaman sekolah hanya ditemani buku novelnya.
Dia tidak bisa fokus membaca karena memikirkan sang kakak yang belum ada kabarnya.
"Kak kamu dimana sekarang, sudah 2 hari kakak nggak pulang, apa kakak nggak sayang Aisa lagi?"
Dia sudah kebengkel menanyakan keberadaan Alan tapi tidak ada yang tau keberadaanya bukan dibengkel saja dia mencari Alan kepada teman temanya juga nggak ada yang tau.
Dan jauh dibawah pohon kira kira 25 meteran lah dari tempat Aisa duduk ada seorang laki laki memperhatikanya sejak tadi bahkan dia tak sedikitpun mengalihkan pandanganya atau ingin pergi dari sana, tangan yang dilipat kedada tubuhnya yang senderen menyamping.
Radit Pramuja ya dia adalah Radit yang memperhatikanya sejak tadi, anak kedua dari pasangan Ardi Pramuja dan Anggun Septi Pramuja, anak pertama bernama Renata Pramuja dan sudah menikah.
Ingin sekali dia datang menghampiri Aisa, entah apa yang membuat dia tidak berani mendekati Aisa, tak ada satu orang pun yang dia takuti tapi untuk menyatakan perasaanya tidak berani.
"Hah gue emang pengecut" berbicara sendiri.
Rasa suka sejak pertama Aisa masuk sekolah, senyumya yang manis mata hitam yang indah membuatnya terbayang terus, sebenarnya saat Radit berpapasan dengan Aisa jantung deg degan karena dia bisa mengendalikan agar lebih tenang jadi tak ada yang tau dia sedeng gerogi.
Radit memejamkan mata menghirup udara dalam dalam, dalam hati "Aku harus bisa, semangat" menyemangati diri sendiri.
POV Radit
Saat aku membuka mata aku berniat mendatangi Aisa, aku berjalan menuju tempatnya bersantai, aku lihat dia masih membaca buku entah apa yang dia baca dari tadi tak mengalihkan pandangan dari bukunya.
Sepertinya dia mendengar langkah kakiku yang mendekat kearahnya, dia menengok kesamping dan menatapku.
Deg.
Jantungku, aku berhenti berjalan sejenak dan mulai gelisah, detik berikutnya dia tersenyum padaku pemulaan yang bagus jadi aku punya harapan lalu aku balas senyumanya, kulanjutkan kakiku melangkah.
Setelah sampai jantungku semakin berdetak lebih cepat, dia masih senyum padaku.
"Duh manisnya" kataku tapi dalam hati saja.
"H...hai sa" sapaku memulai pembicaraan.
"Hai juga" balasnya aku senang sekali dia mau balas sapaku.
"Ee...b...boleh aku duduk disini" aku semakin gugup.
Ah sial kenapa aku seperti ini hanya menghadapinya saja jantungku tak karuan.
"Boleh" sambil mengangguk.
"Cantik" kataku dalam hati.
Lalu aku duduk disebelahnya, tau rasanya apa?
Ternyata begini rasanya berdekatan dengan orang yang paling aku sukai, bahagia aku bahagia aku bisa melihat dengan jelas matanya yang indah itu, hidungnya yang mancung, bibir yang tipis merah muda itu oh rasanya aku ingin merasakanya.
"Sa boleh aku mengatakan sesuatu" tanyaku mencoba memberanikan diriku, dia hanya mengagguk.
"Aisa..." panggilku.
"Ya" sebenarnya aku ingin segera memeluknya tapi sabar belum saatnya.
"Sebenarnya aku..." aku sedikit takut dia menolaku.
"Ya kamu kenapa?" tanyanya penasaran.
"Aisa, i love you" akhirnya aku bisa mengutarakan isi hatiku plong rasanya.
Dia diam sejenak sepertinya mencerna ucapanku ya semua orang pasti kaget ditembak dadakan begini.
"I love you to" jawabnya, yes dalam hatiku bersorak.
"Aku nggak salah denger" aku takut salah dengar.
"Tidak" dia menyakinkanku.
"Jadi kamu menerimaku jadi pacarmu" tanyaku sekali lagi memastikan.
Dia mengangguk
"Kita jadian"
"Iya"
"Terimakasih telah menerimaku"
Dia mengangguk lagi, lalu tanganku terangkat menyentuh rambutnya dan menyelipkan kebelakang telinga.
Aku mengusap pipinya yang mulus dengan jari jempolku dan turun kebibinya, aku tidak tahan, aku dekatkan kepalaku dan semakin memdekat bibirku dan bibirnya akan bertemu dan.
Puk.
"Sialan siapa yang berani ganggu gue"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments