3.Bully

Upacara telah usai, karena hari ini hari pertama masuk sekolah jadi tidak terlalu banyak pelajaran.

Pukul 12.00 siang semua murid berhamburan keluar, waktunya istirahat banyak yang kekantin untuk mengisi perut.

Tidak dengan Aisa, dia masih didalam kelas masih asik dengan bukunya, Aisa anak yang rajin, dia suka menyendiri terkadang keperpustakaan.

Dia jarang kekantin ya terkadang dia bawa bekal sendiri, kali ini dia tidak bawa bekal nanti dia akan kekantin karena jam istirahat kali ini lebih lama jadi dia menunggu kantin sepi.

Sudah 30 menit Aisa didalam kelas masih bedah tidak tau apa yang dia kerjakan sepertinya dia sudah mulai capek.

Saat Aisa membereskan buku bukunya dia melihat diluar kelas orang orang pada lari sepertinya ada keributan, dia langsung buru buru memasukan bukunya dalam tas lalu keluar melihat apa yang terjadi.

Aisa berjalan melihat semua murid pada berkumpul dilapangan, dia penasaran ikut berkumpul diantara mereka.

Semua diam menyaksikan Radit berdiri dan dibawahnya ada seorang cowok berlutut tidak tau apa yang akan dilakukan.

"Cepat lakukan" perintah Radit dengan tatapan tajamnya kepada pria itu yang bernama Dani.

"A...ku minta maaf Dit, aku tidak sengaja" mohon Dani agar dimaafkan.

Bukan Radit namanya kalau melepaskan tawananya.

"Gue nggak peduli, lakukan atau gue bikin hidup lo nggak tenang, CEPAT..." triak Radit dengan suara yang lantang tatapanya yang semakin tajam, walaupun begitu tidak akan membuat ketampananya hilang, tapi membuat semua orang juga takut.

Lalu Dani menunduk semua terkejut termasuk Aisa, apa yang dilakukan membuat semua orang merasa jijik, dengan terpaksa Dani mau menjilati sepatunya Radit.

Entah kesalahan apa yang dilakukan Dani membuat Radit dengan tega menyuruhnya menjilat sepatunya Radit.

Semua takut sama Radit, tidak ada ampun kalau ada yang berani berurusan denganya baik laki laki, perempuan atau guru sekalipun juga tidak peduli kalau ada yang berani denganya , dia suka membulli banyak yang jadi korbanya, apa yang dilakukan Radit tak ada yang berani melarang, guru gurupun tidak yang berani menegurnya, karena Radit anak dari pemilik sekolahan ini, makanya dia bisa bebas melakukan semaunya dia.

Aisa tidak tega melihat ada orang jadi korbanya Radit lagi, lalu Aisa pergi dari situ lebih baik dia kekantin daripada menyaksikan pembullian.

Hampir setiap hari pasti ada yang dibulli oleh Radit, dan Aisa berusaha menghindar dari Radit dia tidak mau kena masalah denganya, dia hanya ingin belajar dan dia bersyukur tidak pernah berurusan dengan Radit.

Setelah Dani selesai menjilat lalu mengelap sepatunya Radit dengan seragamnya, Radit tersenyum licik seperti ada yang direncanakan lagi, karena Radit tidak akan puas telah apa dilakukan.

Radit menaikan dagunya, semua temanya mengerti dengan isyarat itu, lalu Dani dibawa tidak tau dimana hanya mereka saja yang tau.

"Semua bubar" perintah Heri salah satu gengnya Radit.

Dan semua bubar meninggalkan lapangan itu, Radit masih ingin bermain main lagi mungkin dia punya dendam sama Dani.

Dikantin sudah agak sepi karena semua sudah tidak ada yang datang kekantin lagi, Aisa menikmati makananya dengan tenang, dia masih kepikiran kejadian tadi.

Semua murid satu persatu meninggalkan gedung sekolahan itu, Aisa berjalan menuju halte kali ini dia pulang naik angkot, setelah sampai dia turun, hari ini melelahkan dia ingin cepat cepat mandi setelah sampai rumah.

"Assalamualaikum..." salam Aisa membuka pintu tapi tidak ada yang jawab, ya kakaknya belum pulang.

Setelah itu dia langsung kekamar mandi untuk bersih bersih, setelah selesai dia memasak sebentar untuk kakaknya seperti biasa dia menungu kakaknya pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!