4.Brisik

Huaaa.

Aisa menguap dilihatnya sudah jam 10 malam ternyata dia belajar sampai lupa waktu walau belum terlalu kemalaman.

Dia keluar kamar tuk mencari kakaknya apakah sudah tidur apa belum, ternyata yang dicari tidak ada, dikamar didapur ataupun diluar.

Setelah menutup pintu dia hendak masuk kamar lagi pas melewati meja ada amplop.

Untuk adiku yang paling manis😘

Aisa tersenyum.

kakak ada urusan sebentar jaga dirimu baik baik, mungkin beberapa hari kakak tidak pulang tidak apa - apa kan dirumah sendiri, kakak baru gajian ini uang buatmu terserah kamu buat apa, mis u🥰

Aisa sedih kakaknya selalu pergi entah kemana dan untuk urusan apa dia tidak tau kalau di tanya hanya bilang ngumpul sama teman temanya.

Setelah amplop dibuka isinya beberapa uang, Aisa menghela nafas panjang, dia takut kakaknya kenapa napa.

Keesokan harinya disekolah.

"Sa ayo kekantin" ajak rita.

"Kamu duluan aja, aku bawa bekal aku mau makan ditaman"

"O ya udah"

"Mmm" sambil mengangguk lalu Rita pergi kekantin.

Sering Aisa duduk ditaman bukan cuma makan tapi kadang juga hanya baca buku.

*

Suit suit suit suit...

Suitan Pandu, setiap kali ada cewek lewat depanya dan tidak lupa dengan matanya yang menggoda mereka.

Radit bersama gengnya sedang nyantai duduk dikursi panjang dilantai bawah kelas 9.

"Nggak ada cewek yang mau sama lo" ejek Beni.

"Cowok keren gini pasti banyak yang naksir" narsisnya karena Pandu merasa tak kalah tampan sama Radit, sambil menarik kerahnya dan juga mengusap rambutnya keatas.

"Paling juga yang naksir bernama kunti, wewe dan lampi" canda Heri.

"Bah siapa tu siswi sini ya? Namanya baru denger gue" tanya Beni.

"Gue tau" triak Roga tepat ditelinganya Pandu, yang bikin semua kaget.

Plak.

Pukulan dari Pandu, karena triakan dadakan dari Roga.

"Tu mulut apa toa, volumenya keras bener" kesal Pandu.

"Sorry bro nggak sengaja" Roga mengangkat kedua tangannya.

"Budek ni kuping" Pandu menyentuh telinganya.

Pis. Roga menunjukan dua jarinya.

"Kalau lo tau, apa coba?" tanya Heri.

"Beneran lo pengen tau?" tanya balik Roga.

"Jangan berbelit belit" kata Pandu.

"Apa ya gue lupa" Roga sambil cengengesan.

"Ah sialan lo" Pandu hampir mukul lagi tapi tidak kena karena Roga lebih dulu menghindar.

"Hah sok tau lo" kesal Beni.

"Terus apa?" tanya Pandu.

"Kalian penasaran?" tanya balik Heri.

"Lo mau gue pukul juga?" Pandu.

"Haa haa...nama panjangnya kuntilanak, wewe gombel dan mak lampir hhhh..." mereka tertawa serempak kecuali Radit dan Pandu.

"Ah sialan lo mau ngerjain gue" marah Pandu, mereka masih tertawa.

Radit menatap mereka dengan tajam, Heri yang melihat tatapan Radit terus diam dan menyikut Beni yang lain ikut berhenti tertawa.

"Brisik" hanya cuma satu kata dari Radit bikin semua menelan ludah.

Dia tidak begitu suka bercandaan, ah membosankan sih tapi sikapnya yang dingin dan cuek tidak banyak bicara itu tetep diidolakan banyak cewek - cewek.

Tiba tiba ada seorang cewek datang dan meluk Radit secara spontan Radit dorong cewek itu dengan kasar hingga tersungkur.

Dan pas Aisa lewat disana melihat kejadian tadi.

"Gue udah peringatkan berulangkali sama lo, jangan pernah nyentuh gue, kalau ingin masih hidup, ngerti" peringatan dar Radit. Terus Radit pergi begitu saja melangkahi kaki cewek itu, dan disusul gengnya.

"Ayo cantik gue bantu" bantuan Pandu sambil mengulurkan tanganya.

"Nggak usah gue bisa sendiri" tolak cewek itu.

"Ayo jangan malu - malu" ajak pandu masih menunggu cewek itu menerima uluran tangannya.

"Gue bilang nggak usah ya nggak usah" bentaknya.

"Ta..." Pandu belum selesai bicara bajunya sudah ditarik Beni menjauh.

"Ser lo nggak papa?" tanya teman - temanya datang bantuin berdiri.

"Bre**sek tu Radit" marah Serli, geng cewek cewek yang bernama Cantik terdiri dari 3 orang, Serli ketua gengnya Tika dan Sonia, mereka juga paling terpopuler paling cantik juga banyak cowok - cowok yang suka padanya tapi dia hanya mau Radit, tapi sayang dia juga tidak bisa menaklukan Radit.

Saat ini dia malu sekali karena banyak orang yang menyaksikan dia tersungkur, sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia dipermalukan, dia selalu mengejar ngejar Radit tapi Radit selalu menolak dengan cara kasar tapi Serli tidak menyerah dia terus berusaha agar bisa dapetin Radit.

Radit beserta gengnya berjalan terus, Aisa menundukan kepala saat melewatinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!