2.SMA LENTERA BANGSA

Bis telah sampai dihalte dekat sekolahan, sebagian orang turun dari bis termasuk Aisa disini cuma Aisa saja memakai seragam sekolah dimana tempat Ia sekolah kalau yang lain beda sekolahnya.

Aisa berjalan menuju gerbang dengan senyum manisnya, kalau ada orang yang melihat pasti akan terpesona tapi sayang tak ada satu orang pun yang melihat, karena banyak orang yang memandang rendah Aisa.

Hari ini, hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan, saat ini Aisa baru kelas 10.

Aisa berhenti didepan sekolahan, melihat sejenak gedung sekolahan yang megah bertuliskan SMA LENTERA BANGSA, sekolah terfavorit dan sangat terkenal, Aisa beruntung bisa sekolah disini walaupun hanya dengan bantuan beasiswa Aisa termasuk anak yang pintar tapi disini sainganya banyak, yang bisa sekolah disini hanya kalangan atas saja.

Aisa menghirup udara dalam dalam dan mengepalkan tanganya menyemangati diri sendiri.

Lalu ia berjalan melewati parkiran, ruang ruang disekolah.

"Hai sa..." sapa salah satu teman Aisa sambil melambaikan tanganya.

"Hai juga" balas Aisa sambil tersenyum.

Lalu mereka jalan beda arah karena memang beda kelas ada orang yang mau menyapanya saja ia sudah senang walaupun tidak begitu akrab denganya, tak banyak orang menyapanya memang Aisa tipe orang pendiam dan tidak mudah bergaul disekolah kalau dirumah ia akan banyak bicara sama kakaknya saja.

Disini Aisa tidak punya teman layaknya pertemanan masa masa sekolah, teman 1 kelas denganya tidak ada yang mau berteman denganya karena Aisa orang miskin, mereka hanya bicara seperlunya saja dan hanya bahas tentang pelajaran sama Aisa, Aisa sadar siapa dirinya jadi ia tidak terlalu mengharapkan bisa berteman dengan mereka.

Aisa memelankan jalanya, ia melihat orang orang pada bisik bisik dan senyum senyum, ternyata mereka melihat orang yang dibelakang Aisa.

Aisa pun berhenti dan menengok kebelakang, ia melihat ada segrombolan cowok cowok menuju kearah Aisa, ya mereka adalah gengnya Radit cowok terpopuler diseluruh sekolahan ini, banyak cewek cewek yang suka denganya tapi si Radit susah sekali ditaklukan.

Sebenarnya Aisa memgaguminya hanya sebatas menggumi tidak seperti mereka yang berlebihan sampai mengharapkan suatu saat bisa menikah denganya.

Aisa sekilas melihat Radit dan teman temannya setelah itu ia masuk kelas ya sebenarnya ia sudah sampai dikelasnya.

Dengan gaya coolnya Radit bersama gengnya berjalan melewati cewek cewek yang berjejer menunggunya, mereka tak menghiraukan cewek cewek itu, sikap yang dingin dan acuh sama mereka, itu tak membuat mereka surut mengagumi mereka.

"Lama tak melihat sitampanku, dia semakin tampan, oh pujaanku..."

"Pangeranku"

"Calon imamku"

"Kak Radit lope yu"

Ya begitulah mereka tapi tak ada satu orang pun yang berani mengatakanya didepan lansung.

Dikelas Aisa duduk dikursi deretan no 3 dari depan.

"Hai sa apa kabar?" tanya teman sebangkunya yang baru datang langsung duduk disebelah Aisa.

"Alhamdulillah baik, kalau kamu ta?" sambil tersenyum.

"Sama aku juga baik" jawab Rita.

Rita yang melihat Aisa tersenyum, mungkin akan terpesona kalau dia laki laki, lalu dia juga tersenyum pada Aisa.

"Sebenarmya kamu cantik lo" Aisa yang dipuji seperti itu senyum lagi.

"Cantikan kamulah Ta"

"Ih beneran lo cantikmu asli tanpa mak up, tapi sayang tak ada yang melihatmu dengan jelas"

"Ah kamu bisa aja"

"Ya mereka menganggap orang cantik tu pake mak up, sama aja kan bohong cantiknya"

Aisa manggut manggut memang bener yang dikatakan Rita cantik itu bukan karena mak up.

"Ayo kita siap siap upacara" ajak Aisa.

"Kamu duluan aja aku ketoilet dulu"

"Ya udah aku duluan ya"

"Ya"

Aisa jalan duluan menuju lapangan karena hari ini masuk pas hari senin jadi semua seluruh murid pada upacara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!