"Sambil menunggu dewi sebaik nya aku istrihat aja dulu" iwan pun tertidur.
sementara dewi sudah bangun dan menyibukkan diri memasak buat makan malam, tak butuh waktu lama dewi pun siap memasak nya.
"hmmm laper banget ni, makan dulu ah" batin dewi. setelah selesai makan dia menuju teras rumah memastikan iwan hari ini sudah pulang belum, ternyata iwan sudah di atas, "dia pasti belum makan, biar aku masakin aja dulu, makan gak di makan itu urusan nanti" batin dewi.
Dikamarnya ,iwan masih tertidur pulas dan malam semakin larut, iwan pun bangun dari tidur nya, sebelum turun kebawah iwan membersih kan diri dulu, setelah selesai dia pun turun mencari istri nya, "sudah malam kok dewi belum pulang, kemana dia?" sambil melihat lihat dan ingin menuju kamar dewi, tapi sebelum melanjutkan langkahnya, dia melihat sudah ada hidangan makan malam, karna lapar dia makan dulu, "alhamdulillah sudah kenyang, ehh itu arti nya dewi sudah pulang dari tadi" batin iwan.
"Tok... tok... tok..."
"dewi membuka pintu tanpa bersuara, ada apa kak?"
"kamu kenapa terus menghindari aku?"
"aku tidak pernah menghidari kamu kak, hanya saja aku tau diri, aku hanya penjaga rumah mu, aku sudah iklas menerima takdirku, yaaahhh mungkin ini lah yang terbaik" iwan hanya terdiam mendengarkan dewi bicara.
"Apa aku membuat dewi sangat menderita ya" batin iwan.
"kak jika butuh apa apa atau mau makan apa apa kasih tau saja, nanti dewi siapkan"
"wii maafkan kakak ya?"
"sudahlah kak, saya udah lama kok maafin kakak"
"baiklah wi,gimana kalau kamu pindah kekamar atas?"
"saya sudah nyaman disini kak"
"ya sudah kalau suatu saat nanti kamu berubah pikiran, kamu boleh pindah kapanpun kamu mau".
dewi hanya mengangguk kan kepala nya tanda mengiyakan tawaran iwan, iwan pun berlalu meninggal kan istri nya.
Dewi masuk ke kamar dan matanya mulai berkaca kaca, "sampai kapan kamu mau membuat ku menagis kak? belum puaskah kamu menyiksa batin ku? ibu , bapak aku merindukan kalian, bagaimana keadaan kalian? semoga kalian tidak kekurangan apa apa pun, Ya Allah lingdungilah mereka" batin dewi sambil menangis.
Dikamarnya, Iwan gak bisa tidur memikir kan kata kata dewi, "sepertinya dewi sudah bisa hidup tanpa aku, tapi apa yang terjadi dengan ku? apa aku mulai mencintai nya? tidak tidak ini pasti salah, ini tidak benar, aku yakin aku cuma kasihan pada nya, itu saja." iwan mulai memejam kan mata nya.
Hari sudah pagi, iwan bergegas mandi, setelah selesai langsung memakai pakaian rapi dan iwan pun turun ke bawah untuk sarapan, dewi meninggal kan kertas buat suami nya.
"Aslamualaikum kak, saya udah buat sarapan untuk kakak, semoga kakak menyukai nya, dewi berangkat duluan, assalamualaikum."
iwan tersenyum kecil dan menjawab salam dewi dari dalam hati.
Dikantor, hari ini iwan kelihatan berbeda, lebih fresh, iwan bos yang baik dan ramah, tak heran semua orang menyangi nya, tapi jangan sesekali dia di khianati, dia akan berubah menjadi dari manusia serigaala, sekalipun itu orang tua nya sendiri.
Tok.. tok... tok...
"masuk, eh ris aku mau minta tolong, aku mau kamu cari tau di mana dia bekerja, kabari aku secepat nya ya"
"siap bos"
Sudah satu bulan iwan pulang kerumah nya dia mencoba merebut hati istri nya.
"semoga berhasil pak." ucap aris
ditempat kerja dewi, "dewi boleh bicara sebentar?"
"ada apa wa?"
"sebaik nya kita makan dulu ya?"
"tapi gak lama kan?"
"gak kok bentaran doang"
sesampai nya di sebuah restoran mereka memesan makanan, pelayan pun datang membawa makanan.
"kenapa cuma pesan nasi goreng wi?"
"iya, ini makanan faforit saya"
"oh gitu"
"apa yang ingin kamu tanyakan wa?"
"sudah lama aku perhatikan kamu, sebenar nya kamu itu ada masalah apa? aku yakin kamu punya masalah, berbagi cerita lah, Insya Allah beban mu akan sedikit lebih ringa" pujuk dewa.
Dewi tertunduk lesu, mungkin sudah saat nya meluahkan isi hati.
"tapi janji ya jngan tertawakan aku, oke"
" janji"
dewi mulai bercerita,
"aku sudah menikah, tapi suamiku tidak pernah mencintaiku karna memang pernikahan kami bukan karna cinta tapi karna kami saling membutuh kan"
"maksudnya?"
"tidak seperti yang kamu pikir kan, suami ku memiliki uang sedangkan keluargaku sangat miskin, ketika dia datang memberikan penawaran awal nya aku tidak mau tapi setelah bapak terbaring di rumah sakit aku pun pasrah menerima ide bodoh ini dan menerima tawarannya"
"sudah berapa lama kamu menikah?"
"hampir 2tahun tahun wa"
"waaow boleh tahan juga suami kamu bisa tahan gak gituan"
"gimana gak tahan orang dia jarang pulang, lagian kami gak satu kamar"
"kok bisa? kasihan sekali nasib mu wi"
"biasa aja tu, pulang yuk dah malam ni"
"oh iya, ayo"
"Assalamualaikum"
Sesampai nya di rumah, dewi langsung masuk setelah memberi salam,
"waalaikumsalam" iwan menjawab datar.
"kok lama pulang nya? dari mana aja kamu?"
"aku pergi sama teman sebentar kak"
"kira kira teman nya dewi cewek apa cowok ya? aku kenapa sih cinta kah aku tapi rasa penasaran ku gak bisa aku tahan lagi, besok aku akan menyelidikinya siapa aja teman dewi" batin iwan.
"kak makan yuk, makan malam udah siap"
"kamu makan sama saya ya dewi" mengangguk tanda setuju,
"Ya Allah rasa apa kah ini? ternyata begini rasa nya makan di temani istri" batin iwan.
Selesai makan seperti biasa dewi merapi kan dapur kemudian bergegas masuk kamar, tapi sebelum dia masuk iwan sudah memanggil nya.
"Dewi kemari lah"
"ada apa kak?"
"duduk lah dulu wi, pernikahan kita hampir 2 tahun dan kita masih jadi orang asing apa kamu tidak lelah wi?"
"kalau bicara soal lelah, aku lah orng paling lelah kak,kamu cuekin aku, kamu tinggalin aku berhari hari, bahkan berminggu minggu, maaf ni kak sebelum nya aku sakit kak melihat mu tidak menganggap ku" dewi tak kuasa menahan air mata nya, iwan merangkul nya. "maaf kan kakak ya, kita mulai dari awal lagi ya, kakak janji tidak akan meninggalkan mu apa pun yang terjadi"
"apa kakak yakin mau menerima ku sebagai istri? gimana dengan keluarga mu? mereka tidak bisa menerimaku"
"soal itu kamu jangan hawatir, aku yang akan mengurus nya, malam ini tidur dikamar atas ya?"
"beri aku waktu kak, aku belum yakin"
"baik, aku beri kamu waktu satu bulan"
"berikan jawapan mu, jangan mengecewakan ku"
malam semakin larut, mereka kembali kekamar masing masing.
baik iwan mau pun dewi tidak bisa tidur, "bagaimana ini apa kah dia serius atau hanya..., entah lah kuserahkan semua nasib ku pada mu Rabb" batin dewi.
berbeda dengan iwan, "aku harus mempertahan kan rumah tangga ku, bagaimana pun cara nya, ayah sama ibu itu urusan nanti lah" batin iwan.
setelah iwan lelah berfikir ahir nya dia pun tertidur.
Pagi pagi sekali dewi sudah siap dan rapi, sarapan juga sudah siap, sebelum pergi kerja dia mengetuk pintu kamar iwan,
"Tok... tok... tok"
"kak bangun, udah siang, aku berangkat kerja dulu ya? sarapan udah siap tu, sarapan lah sebelum kekantor" teriak dewi dari luar kamar iwan dan dewi pun berlalu meninggal kan kamar iwan, dia tidak mendengar kalau iwan memintanya untuk menunggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Rena Agustina
apa si Dewi gak dikasih jatah bulanan ya..ya walaupun kerja kan mesti dapat jatah bulanan
2021-11-08
0
YuliaBilqis
Sabar y Wi
2021-08-11
0
MUKAYAH SUGINO
Sabar wi😢😢😢😢😢
2020-11-06
2