Sudah satu minggu iwan pulang ke Indonesia tidak banyak yang berubah dengan nasib dewi, hanya saja iwan lebih menghargai nya
sedikit, tidak seperti biasa kali ini iwan pulang lebih awal.
Mia melihatnya dengan heran, "kamu sudah pulang wan?" tanya mia heran.
Iwan hanya menganggukkan kepalanya.
bi irah yang melihat itu bergegas memberitahu dewi.
"non, den iwan sudah pulang, coba non dewi lihat dulu, barang kali dia butuh sesuatu" ucap bi irah.
"tapi dewi takut bi."
"apa yang non takutkan? ayo non segera susul den iwan dikamar." paksa bi irah.
dengah langkah berat dewi masuk kamar melihat kearah iwan yang terbaring diranjang.
"apa yang harus aku lakukan membagunkan nya takut dia marah tapi kelihatannya dia kurang enak." badan batin
dewi membarani kan diri mendekati iwan meriksa suhu badannya.
"ternyata benar dia sakit" batin dewi.
dia turun mengambil air hangat buat ngomperes iwan, untuk pertama kalinya dewi menyentuh tubuh suaminya, dia mersa kasihan melihat keadaan iwan yang lemas, dibukanya semua pakaian suaminya, mengganti nya dengan baju santai, mungkin sebagian orang akan bergetar atau mungkin jantung nya berdetak kencang, tapi tidak dengan dewi dia menganggap dirinya hanya pembantu, jadi untuk merasakan cinta sungguh jauh sekali.
setelah semua nya beres dewi turun masak bubur buat iwan, agar dia bisa makan obat.
bubur pun siap.
"kak bangun kak, makan dulu baru minum obat" kejut dewi membangunkan iwan.
dewi membantu iwan bersandar di tepi tempat tidur.
"terimakasih kamu sudah merawatku"
"iya sama sama pak"
sebenarnya iwan kasihan melihat dewi, tapi entah kenapa dia tidak bisa menerima dewi dalam hidupnya, padahal yang membawa dewi kerumah ini dia bukan kemauan dewi.
"hhuuuufffffttttt" iwan menarik napas dalam dalam seoalah olah ada beban berat yang menghimpit dada nya.
setelah dewi yakin iwan sudah mendingan dia pun melanjutkan kerjaan nya di dapur.
makan malam pun tiba, "dewi, panggil iwan makan malam sudah siap" perintah mia.
dengan langkah cepat dewi memanggil suaminya "pak...di panggil ibu makan malam."
"aku makan disini saja buatkan aku bubur, sampaikan sama ibu aku kecapean mau istrihat dulu, makannya di kamar saja" perintah iwan kepada dewi.
"iya pak aku permisi dulu"
entah kenapa dia tidak suka dewi seperti pembantu.
"kenapa sih aku ini" batin iwan.
semangkin merasa kasihan, apa lagi dewi agak kurusan, "apa aku laki laki kejam? entah lah" batin iwan.
setelah beberapa menit dewi kembali membawa nampan berisi bubur, iwan pun makan di suap dengan dewi, tak pernah sekali pun dewi melihat iwan memperhatikannya, kulit wajah dewi sudah bersih sudah jauh berbeda dari pertama dia datang.
"apa kamu merindukan keluarga mu?" iwan tiba tiba menanyakan keluarga dewi, sepontan membuat dewi menatap wajah suami nya dengan serius mencari kebohongan ternyata iwan serius dengan ucapan nya, dewi hanya mengangguk kan kepala nya.
Tanpa terasa, setahun sudah pernikahan dewi dengan iwan, selama itu pula mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. sebenar nya iwan sudah mulai lelah dengan rumah tangga nya tapi dia tidak bisa jauh dari dewi, apa iwan sudah mulai mencintai dewi atau hanya kasian saja.
lagi lagi iwan menghela napas panjang.
seperti biasa dewi bangun lebih awal untuk sholat subuh dan dewi kaget melihat iwan disampingnya.
"apa dia semalaman tidur disampingku?" batin dewi heran.
"ada yang bisa saya bantu pak?" ucap dewi masih menetral kan pikiran nya.
"bersiap lah aku akan mengajakmu keluar" ajak iwan.
"iya pak"
setelah pekerjaan rumah selesai dewi kembali kekamar nya, membersihkan dan merapikan diri nya.
sementara iwan hampir selesai dengan pakaian formal nya.
akhirnya dewi juga selesai merapikan diri,mereka bergegas menuju mobil.
mia melihat mereka spontan bertanya, "loh kalian mau kemana?" tanya dewi heran.
"saya mau ajak dewi keluar sebentar bu" jawab iwan sambil melangkah keluar rumah, dewi tersenyum kecil melihat mia.
mereka masuk ke dalam mobil dan segera melaju, sepanjang perjalanan tidak ada yang bersuara,suasana didalam mobil begitu hening, dewi mau pun iwan sama sama larut dalam pikiran mereka masing masing.
"apa yang akan pak bos lakukan sama aku di hotel ini? Ya Allah lindungilah aku kali ini, seperti nya kali ini pak bos akan... sampai kapan aku harus menangis Ya Allah?" batin dewi khawatir,dia mengira iwan membawanya ke hotel, padahal itu apartemen.
iwan membuyarkan lamunan dewi setelah sampai ditempat tujuan.
"ayo masuk, kita akan membeli apartemen disini, aku sudah memikirkannya tadi malam, aku akan menerima pernikahan ini seutuhnya, semoga kamu juga demikian" iwan menjelaskan sambil tersenyum kecil.
"apa kah aku bermimpi?" tanya dewi heran.
"kamu tidak bermimpi, ini kenyataan, apa kamu perlu bukti?" jawab iwan
iwan mencubit pinggang dewi, "aowwww sakit pak".
"mulai sekarang jangan panggil aku pak lagi panggil aku kakak saja" ucap iwan.
dia menggandeng tangan dewi,dewi masih tidak percaya perlakuan suaminya,
"apa pun itu semoga saja ini yang terbaik". batin dewi.
"apa kamu menyukai nya?" iwan menanyakan pendapat dewi.
"iya pak, eh kak, apartemen nya bagus"
"besok kita pindah kesini, kita mulai hidup kita yang baru, hanya ada kamu dan aku" ucap iwan.
dewi masih tak percaya apa yang dia dengar,
"lalu bagaimana dengan ibu dan keluargamu kak? apa mereka setuju?" tanya dewi.
"tentu saja, kamu kan istriku, siapa yang akan melarangku membawamu".
malam pun tiba, setelah seharian melihat lihat apartemen, mereka pulang kerumah, kediaman pak henderawan.
"kalian sudah pulang?" hendrawan langsung bertanya kepada iwan dan mengajaknya bicara, dewi langsung masuk kamar.
"iya yah" jawab iwan.
"duduk wan, ayah sama ibu mau bicara" ucap hendrawan.
"ada apa bu?" tanya iwan heran.
mia mengeluar kan sebuah map warna coklat.
"jelaskan sama kami, apa kamu akan pindah wan?" tanya mia.
"iya bu,aku akan memulai hidup baru bersama dewi, do'ain ya bu, ayah" jawab iwan serius.
"apa kamu yakin wan?" tanya hendrawan.
"sangat yakin ayah"
"kapan tencana nya kalian pindah?" sambung mia.
"besok bu"
"secepat itu?"
"iya bu,bukankah lebih cepat lebih baik"
"ya sudah istirihat sana, besok pasti melelah kan"
"semua nya sudah siap bu, tinggal pergi saja besok"
"hmm yasudah kalau begitu" mia menghela nafas.
"ayo kita tidur" ajak hendrawan kepada mia.
dengan berat hati mereka menyetujui keputusan iwan,karna mereka tau iwan keras kepala dan tidak akan mendengarkan mereka.
Pagi pun tiba,
"apa kamu sudah siap wi" tanya iwan.
"Insya Allah siap kak" jawab dewi.
setelah selsai sarapan, iwan sama dewi pamit.
"kami pamit yah,bu" iwan mencium tangan kedua orang tuanya.
"bi irah" dewi memeluk bi irah tak dapat membendung air matanya.
"saya pamit ya bi, terimakasih banyak selama ini bi irah sudah sangan baik sama saya".
"iya non,baik baik disana ya" pesan bi irah.
"ayok kita berangkat" ajak iwan.
setelah menempuh perjalanan 30 menit mereka pun sampai.
"selamat datang di istana kecil kita" ucap iwan sambil tersenyum kecil, dewi hanya diam.
"Ya Allah, jika ini mimpi maka aku tidak mau bangun, mimpi ini terlalu indah untuk seorang gadis miskin seperti ku" batin dewi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
YuliaBilqis
Teyap semangat thooor .... dari banyaknya komen pasti ada pelajara bagus d sana 👍👍👍
2021-08-11
0
Lisa
lanjut
2021-07-21
0
Pur Waningsih
semoga bahagia
2020-11-04
2