"apa yang harus aku lakukan,kalau pulang gak mungkin,ya allah beri aku kekuatan menghadapi cobaanMu ini" batin dewi.
"tok...tok...tok" tiba tiba pintu dibuka,dewi memejamkan matanya,seakan dia tidur.
Iwan masuk langsung tidur,seperti biasa dewi bangun lebih pagi dari iwan,sekarang dia sadar suaminya tidak akan pernah menganggapnya istri, melainkan pembantu rumah saja.
"pagi non, kenapa gak bangunin bibi?" sapa bi irah.
"nggak apa apa bi,saya udah biasa kok" dewi tersenyum kecil.
Setelah beberapa jam bergelut dangan alat dapur akhirnya semua sarapan pun siap, semua sudah berkumpul di meja makan untuk menyantap sarapan yang sudah disiapkan.
"Wan jam berapa kamu berangkat?" tanya hendrawan.
"ini mau berangkat yah" jawab iwan singkat.
"kapan kamu kembali nak" lanjut mia.
"belum tau bu,kerjaan lumayan banyak hari ini" jawab iwan kepada mia.
"lalu bagaimana dengan istrimu?" mia lanjut bertanya.
untuk pertama kalinya mia menanyakan dewi pada iwan.
"dia akan tetap disini bantu bantu bi irah bu" jawab iwan dingin.
Mia melihat kearah dewi,pandangan yang sulit diartikan,seakan dewi mengerti tatapan ibu mertuanya, dengan cepat dewi memjawab.
"tidak apa apa bu disanakan kak iwan bekerja" dewi kembali tersenyum kecil.
"andai saja ibu tau bahwa anak ibu menikahiku hanya buat setatus saja, gak lebih" batin dewi.
setelah selesai sarapan ayah ibu juga dewi mengantar iwan pergi kebandara.
sepanjang perjalanan dewi hanya diam mendengar suami dan kedua mertua nya bercengkerama, tak terasa sampai sudah dibandara,iwan langsung masuk, dewi memegang tangan suaminya,memcium nya.
"aku berangkat yah, bu, assalamualaikum" iwan mencium tangan kedua orang tuanya.
"waalaikumsalam..da da da sayang cepat kembali ya nak" jawab mia dan hendrawan.
iwan hanya melambaikan tangan tampa menjawab ibu nya.
"hati hati kak" dewi melambaikan tangan sementara iwan hanya mengangguk kan kepala nya.
setelah iwan tak terlihat, dewi dan mertuanya pun pulang,diperjalanan ayah mertua nya mengajukan banyak pertanyaan.
"dewi apa boleh kami bertanya?" hendrawan memecahkan kesunyian,membuat dewi kaget, karna dia melamun sepontan dia menjawab, "oh boleh yah,soal apa?"
"berapa lama kamu kenal iwan?" tanya hendrawan.
"2 bulan yah" jawab dewi singkat.
"haaaa 2 bulan" sambung mia kaget.
"itu artinya kamu belum begitu mengenal sifat baik buruk suamimu, iya kan? lanjut hendrawan.
"lalu bagaimana klian bisa memutuskan untuk segera menikah? apa kamu sedang hamil?" lanjut mia.
dewi shok mendengar nya, spontan menjawab "sama sekali tidak ibu,kami sama sekali belum pernah melakukannya."
dewi tak sanggup lagi menahan air mata nya, "hiks hiks hiks" tangis dewi.
"lalu apa yang membuatmu menerima iwan menikahimu?" mia kembali bertanya.
kali ini dewi tak bisa menjawabnya, hanya mengelengkan kepalanya, dia juga tidak tau kenapa, karna keluarga atau memang dewi mencintai bos nya itu.
"ya sudah lah apa pun kesepakatan kalian, toh kamu sudah jadi menantu keluarga hendarawan, jaga sikapmu jangan buat suamimu malu, jangn bicara jika tidak penting, ngerti kamu?" peringatan mia.
Dewi semangkin ngerti bahwa di rumah besar ini tidak ada yang menganggapnya keluarga, selain pembantu rumah.
waktu pun cepat berlalu tidak ada yang berubah sama dewi, tak terasa sudah 3 bulan iwan disana, tak sekalipun dia menanyakan dewi, padahal hampir setiap hari ayah ibu serta adik nya menelpon selama itu pula dewi mengis tiap malam meratapi nasib nya juga merindukan keluarganya.
"Ya Allah semoga keluargaku baik baik saja, biarlah aku menderita asalkan mereka bahagia, lindungi lah orang Ya Allah." batin dewi.
kali ini dewi bangun agak siang, mungkin karna terlalu banyak nangis, kecapean makanya dia ketiduran sampai siang.
karna hawatir bi irah pergi ke kamar dewi. "tok...tok...tok, non dewi, bangun non, udah siang" panggil bi irah.
setelah beberapa menit akhirnya dewi membuka pintunya,.
"jam berapa ini bi?" tanya mia lemas.
"sudah siang ini non,bentar lagi tuan dan nyonya bagun, buruan mandi dan turun." jawab bi irah.
"terimakasih bi."
"bi, hari ini pergi kepasar ya" mia menyuruh bi irah ke pasar karna putranya akan segera pulang.
"Iwan akan pulang, kamu masak makanan kesukaan dia, bawa dewi bersama mu" perintah mia.
"tapi non dewi tidak enak badan nyonya." jawab bi irah.
belum sempat mia menjawab, dewi lebih dulu memjawabnya.
"saya gak apa apa kok bi,saya bisa kok ikut bibi ke pasar" dewi tersenyum kecil.
Di perjalanan bi irah bertanya kepada dewi dengan nada khawatir.
"non, bibi boleh nanya?"
"boleh bi"
"sampai kapan non dewi mau kayak gini? bibi gak tega lihat non kayak gini, setiap malam non dewi berselimut air mata, bibi tau non dewi memderita, gimana kalau non dewi pulng saja, bibi akan membantu." bi irah bicara panjang lebar
"saya tidak apa apa kok bi, asalkan orang tua saya tenang, adik adik saya bisa sekolah,saya akan bertahan dalam keadaan apapun." jawab dewi sambil tersenyum kecil menyembunyikan rasa sakitnya.
"apa maksud non dewi?" tanya bi irah heran.
"nanti ya bi,dewi ceritakan, yang penting sekarang do'akan agar saya tetap kuat" jawab dewi.
"amiiiiiiiiiinnnnnnn" jawab bi irah.
setelah berkeliling,akhirnya selesai sudah mereka belanja, mereka pun pulang.
sesampai nya dirumah, dewi terkejut melihat iwan sudah pulang, tapi agak kurusan.
dewi menyalami suaminya, walaupun iwan tidak menganggapnya istri, tapi dewi tetap memperlakukannya layaknya seorang istri kepada suaminya.
"gimana kabar kamu kak?" tanya dewi.
"saya baik baik saja" jawab iwan singkat.
"gimana urusanmu disana nak? sudah beres?" tanya mia.
"alhamdulillah udah bu" jawab iwan.
tanpa terasa malam pun tiba, waktu nya makan malam, seperti biasa dewi makan bersama pembantu rumah, setelah selesai makan iwan langsung kekamar nya.
"non,sana urus den iwan, kasian dia, pasti capek" saran bi irah.
"tapi bi?"
"sudah non,disini biar bibi yang bereskan, non susul den iwan saja" paksa bi irah.
dewi pun pasrah menuruti bi irah, dan segera menyusul iwan kekamarnya.
sesampai nya dikamar dewi membersihkan diri dulu agar tidak mengganggu penciuaman iwan karna dewi sadar hampir separuh waktu dihabiskan dipasar dan didapur, pasti bau rempah.
setelah selesai dewi keluar dari kamar mandi, sudah rapi kali dia harus tidur disofa lagi,
berniat mengambil bantal sama selimut nya, tiba tiba iwan menyapa dan membuat dewi kaget.
"dewi apa kabar kamu?" tegur iwan.
"astagfirullahhalazdim, Ya Allah kaget aku, belum tidur kak?"
"belum,kamu apa kabar?" iwan mengulangi pertanyaannya.
"aku baik seprti yang kakak lihat, kakak sendiri gimana? sepertinya agak kurusan" dewi memberanikan diri bertanya.
"iya, aku jarang tidur, makan tak tepat waktu,pekerjaan sangat banyak" jelas iwan.
dewi hanya diam dan gak tau lagi apa yang harus dia bicarakan.
"terimakasih ya wi" senyum iwan kecil.
dewi terheran heran mendengar ucapan suaminya, kenapa iwan berterimakasih pada nya.
"apa maksud kakak? dewi gak ngerti"
iwan mengingat 2 hari disingapura, ayah menelfon, "assalamualaikum wan"
"iya ayah ada apa?"
"ayah hanya ingin tau apa tujuan kamu menikahi dewi" tanya hendrawan.
"maksud ayah? iwan gak ngerti" iwan heran.
"kamu jangan pura pura gak tau ya?"
seketika iwan menebak apa saja yang dewi ceritakan sama keluarganya, "semoga saja tidak menceritakan yang sebenarnya", batin iwan.
"wan apa kamu masih mendengarkan ayah?" hendrawan membuyarkan lamunan iwan.
"i i iya yah" jawab iwan terbata.
"aku menikahi dia karna dia wanita tangguh yah, aku salut sama dia,emang ada apa yah?"
tanya iwan.
"tidak apa apa, hanya heran saja kenapa kamu tidak pernah melihat dia lebih tepat nya kamu menganggapnya seperti pembantu, ya kan?"
FlASH ON
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Selita Awini
dewi bodoh knpa ngak pulang aj sih kekeluarganya
2021-11-19
0
YuliaBilqis
😔😔
2021-08-11
0
Lisa
sedih ceritanya
2021-07-21
0