Tangisan Seorang Istri
Pagi yang indah, tapi tidak bagi dewi, ia masih tidak percaya apa yang ia alami beberapa bulan yang lalu, dia meninggal kan orang tua nya dan datang ke kota untuk mengubah nasibnya dan keluarganya tapi allah berkata lain.
Dewi menangis mengingat ibunya saat ia akan menikahi bosnya, sedikit pun tak pernah dewi bayangkan akan menikah secepat ini, masih banyak yang ingin ia buktikan pada keluarganya.
"Gimana,apa kamu sudah siap? kalo sudah,kita berangkat sekarang." ajak iwan.
Dewi melihat kebelakang dan dewi hanya mengangguk saja tandanya sudah siap.
Dewi menatap pria itu penuh banyak pertanyaan,tanpa harus mengeluarkan kata kata,pria tersebut paham makna tatapan nya.
"Kamu tenang saja, keluargamu aman semua kebutuhan sudah terpenuhi" ucap pria itu. "terimakasih pak" ucap dewi singkat.
tepat 11 siang dewi meninggal kan kota G, menuju kota D.
Dewi berdoa dalam hati,
" Ya Allah lindungi lah aku semoga keputusanku ini benar." sambil memejamkan mata nya.
Iwan hanya melirik tanpa perduli apa yang dewi rasakan, usia mereka sangat jauh berbeda Dewi berusia 17 thun sedang kan Iwan sudah 25 tahun. setelah menempuh perjalanan selama 7 jam ahir nya dewi sampai di kediaman iwan "Aassalamualaikum ayah,ibu." sapa dewi ramah.
"Waalaikumsalam,eh kamu sudah pulang wan? kenapa tidak menelpon dulu?"
"namanya juga kejutan bu, oh ya bu,aku bawa calon menantu buat ibu"
mia dan suaminya gak bisa berbuat apa apa,hanya diam menyaksikan putra sulung mereka membawa gadis pilihan nya.
"bu...,ibu" iwan mengejutkan ibunya.
"haaah,i i iya" ibunya kaget dan terbata melihat calon menantunya yang sama sekali jauh dari kata sempurna.
Hendarawan menarik lengan iwan,dan mencoba bicara dengan iwan.
"kamu yakin itu calon menantu buat ayah dan ibu? kamu ketemu dimana?" tanya hendrawan sambil melihat kearah dewi,memastikan kalau dewi tidak mendengar kan obrolan mereka.
"kok ayah nanya nya gitu? ya yakinlah yah." "ayah cuma ingin pastikan kalau kamu gak salah pilih?" sambung hendrawan sedikit khawatir.
"ayah tenang saja,iwan yakin kok dengan pilihan iwan." jawab iwan sambil berusaha menenangkan sang ayah.
Di sisi lain dewi sangat ketakutan, "sepertinya mereka tidak menyukaiku,mana ada sih pria tampan mau sama wanita biasa sepertiku," gumam dewi.
"Ayo masuk,kamu istrihat dulu,aku tunjukkan kamar kamu, besok bangun pagi pagi kita cari perlengkapan untuk persiapan pernikahan kita besok." ajak iwan
akhirnya pagi pun tiba dan iwan langsung mengajak dewi mencari perlengkapan.
"tok tok tok...dewi,apa kamu udah siap?" iwan menanyakan dari depan pintu.
"iyaaa...sebentar" jawab dewi.
setelah keluar dari dalam kamar merekapun bergegas mencari perlengkapan.
setelah seharian berkeliling mencari perlengkapan,merekapun pulang istirahat.
dalam perjalanan iwan kembali mengingatkan dewi untuk tenang dan ikuti saja semua sesuai perkataannya.
"kamu tenang saja dan ikuti saja semua rencana saya,oke"
"i i iya pak" dewi menjawab dengan gugup.
setelah sampai dirumah dewi langsung kembali kekamarnya "Ya allah apa yang akan terjadi besok,semoga semua yang kulakukan benar" gumam dewi khawatir.
Hari pernikahan tiba,
Pagi pagi sekali dewi sudah bangun menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslimah,dewi bukan wanita solehah dan juga tidak berhijab, dia gadis sederhana, sangat jauh berbeda dari iwan yang sebentar lagi menjadi suaminya.
Iwan berasal dari keluarga kaya tapi tidak sombong,mereka berdua bagai api dan air, entah pernikahan apa yang akan mereka jalani hanya allah yang tau nasib pernikahan mereka.
tok tok tok suara ketukan pintu dari luar kamar dewi.
"Masuk" jawab dewi
"kenapa suara kakak parau? kayaknya kakak habis nangis ya? ada apa kak?" tanya saudaranya iwan,dewi pun tidak tau siapa nama nya.
dewi tidak menjawab hanya menggeleng kan kepala nya karna sejujur dia juga bingung apa sebenarnya yang terjadi kenapa takdir selalu mempermainkan hidup nya,dewi tak mampu lagi membendung air mata nya dia menangis sejadi jadi nya.
"hiks hiks hiks...astagfirullahhallazidm, bimbinglah aku ya allah,ini kulakukan demi keluargaku" gumam dewi ditengah tangisnya.
tanpa mengetuk pintu iwan pun masuk, "kenapa lama sekali? apa kamu berfikir mau kabur dari sini?" tanya iwan sedikit kesal.
"Apa yang kamu pikir kan? apa kamu akan menggagalkan rencanaku?" sambung iwan dengan kesal.
"saya sama sekali tidak berfikir seperti itu pak,sungguh" jawab dewi.
"ingat.! didepan semua orang kamu tidak boleh memanggilku pak ,panggil aku kakak ngerti kamu? iwan memberi peringatan
Dewi mengangguk tanda mengerti.
"Bagus,siapkan dia dalam 5 menit bi,bawa dia keluar" perintah iwan kepada pembantunya.
"baik tuan."
"Yang sabar non" ucap pembantu iwan menenangkan dewi.
"Iya bi, terimakasih ya"
"Sama sama non,mari kita keluar nanti keburu tuan marah lagi"
" ayo bi"
Semua orng sudah perkumpul di ruangan semua mata tertuju pada dewi,mereka berbisik "kok bisa iwan yang tampan dapat istri..."
"ssssssst diam,sudah jodohnya dia, doa kan saja mereka langgeng"
iwan ijab qabull dengan fasih dan lancar, hanya satu kali ucapan.
wali dan saksi mengucapkan sah bersamaan.
dewi memcium punggung tangan suami nya.
tidak banyak undangan yang disebarkan, hanya teman dekat,keluarga dan tetangga yang hadir dan seluruh staff kantor.
Dewi permisi masuk kamar membersihkan dirinya, dia begitu lelah, setelah berapa menit akhirnya dewi selesai membereskan dirinya, dia merebahkan tubuhnya di sofa, dia tau diri bahwa sebenar nya iwan hanya menikahinya di atas kertas.
entah sudah berapa lama dewi tertidur iwan pun masuk kekamar nya, langsung menuju kamar mandi membersihkan diri nya, barganti pakaian lalu tidur di tempat tidurnya, dia tidur dan tidak membangunkan istri nya.
Tidak ada yang terjadi di malam pertama mereka,dan mungkin tidak akan pernah terjadi, masih subuh dewi sudah bangun untuk sholat, setelah itu turun kebawah membantu bibi masak dan memberes kan rumah,sampai semua selesai tidak satupun di keluarga iwan yang melarang nya bekerja.
setelah semua selesai akhir nya bangun dan turun menuju meja makan.
"Selamat pagi semua" sapa iwan.
"selamat pagi" jawab mia dan hendrawan.
"ayah,ibu besok aku akan keluar negri."
"apa kamu pergi sendirian?" tanya sang ayah.
."iya ayah, ini urusan kerja" jawab iwan singkat.
"Kirain mau bulan madu" sambung mia membuat iwan terbatuk batuk .
"Uuhuuuk uhuuuk"
dewi mengambil kan air minum buat suami nya.
"ini,minum dulu"
"Kamu ikut aku kekamar ya,ada yang ingin aku jelas kan." ajak iwan.
"Baik pak... eeh kak." dewi terbata bata. dewi pamit sama bi irah,
"saya ke atas dulu bi"
"silahkan non"
"kasian sekali kamu non" gumam bibi, pembantu rumah iwan.
"kenapa ngeliatin dewi kayak gitu bi? Emang nya ada yang salah ya sama dewi?" tanya anisa yang merasa kalau iwan itu tidak mencintai dewi.
"kayaknya mereka gak saling mencintai,ya kan bi? tanya anisa.
bibi hanya mengangkat bahu nya tanda tidak tau.
Dikamar iwan menjelaskan bahwa dia akan pergi.
"Dewi besok aku akan pergi,dan aku gak tau kapan aku kembali, jika kamu ingin pulang aku tidak akan melarangmu, jika kmu ingin tetap disini juga tidak apa apa" jelas iwan.
"oh iya,satu lagi, jangan terlalu berharap padaku, aku tidak akan bisa mencintaimu" sambung iwan, iwan menjelaskan panjang lebar.
Disinilah awal penderitaan dewi.
"jika kamu ingin bekerja,bekerjalah dirumah ini, aku akan membayarmu" peringatan iwan.
"terimakasih pak" jawab dewi singkat.
tidak ada yang bisa dewi ucapkan selain terimakasih,dia pun tidak menangis.
"kamu boleh tempati kamar ku"
dewi menganggukkan kepala nya,
"aku pergi kerja dulu, jangan tunggu aku pulang"
Dewi masuk kekamar mandi menyiram seluruh tubuh nya sampai puas sambil menangis sejadi jadi nya.
"Ya Allah hukuman apa yang kau berikan padaku, Ya Allah hiks hiks hiks" gumam dewi dalam tangisannya.
dewi mengingat setiap kata yang diucapkan iwan.
tak terasa sudah satu jam dewi didalam kamar mandi setelah merasa puas dia pun keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Selita Awini
apa sih tujuan iwan nikahi dewi
2021-11-25
0
YuliaBilqis
Nyimak dulu ...
2021-08-11
0
An-nur
diatas namanya gibran disini namanya iwan
2021-08-01
0