Azka menyibak selimut, dan terkekeh pelan. Tak ingin mengulur waktu, ia bergegas turun dari ranjang, lalu mengambil pakaian ganti. Setelah itu, sebuah remote di atas nakas ia atur, hingga suara benda bergeser mengalihkan perhatian Rose. Wanita itu berbalik untuk melihat apa yang terjadi dan sekali lagi hanya bisa berdecak satu kata *wow*.
Dibalik dinding sisi kiri ternyata ada sebuah ruangan tersembunyi dan itu adalah ruangan dapur. Deretan peralatan masak dengan merk ternama. Mesin pembuat kopi, oven dan lain-lain. Belum lagi di atas meja panjang besar begitu banyak bahan makanan dan juga buah-buahan. Sungguh benar-benar lengkap.
"Apa makanan favoritmu?" tanya Azka seraya mengambil celemek dari dalam laci, lalu ia pakai begitu saja seperti sudah terbiasa.
Rose berjalan menghampiri Azka. Dimana pria itu dengan cekatan menyiapkan talenan, pisau dan beberapa mangkuk ke atas meja tempat eksekusi bahan masakan. Siapa sangka pria dengan titel raja mafia bisa bersikap seperti pria rumahan yang mandiri. Satu kenyataan yang dunia saja tidak mungkin tahu.
"Rose, kenapa kamu diam? Katakan apa yang mau kamu makan?" tanya Azka lagi dengan menatap wanita yang kini berdiri di seberang meja.
Rose melihat bahan makanan, tapi hanya ada sayuran hijau berbagai jenis. Sementara moodnya menginginkan makanan yang berbeda. Makanan yang bisa memberikan sensasi segar menggoda dengan rasa pedas. Bibir manyun dan tatapan mata tak minat yang ditunjukkan sang wanita, membuat Azka menahan tawanya.
"Duduklah di kamar dan lakukan apapun yang kamu mau. Beri aku waktu tiga puluh menit, okay." ucap Azka memberikan perhatian agar wanitanya tetap bahagia.
"Duduk? Aku pengen buat mie, ada gak?" tanya Rose menatap Azka seperti anak kecil.
Wajah cantik itu semakin menggemaskan karena puppy eyes yang ia tunjukkan. Tak ingin mengecewakan hati wanitanya. Azka menghampiri sebuah lemari hitam, lalu di bukanya. Deretan mie instan dari berbagai merk tersedia, bahkan termasuk ramen yang hanya tinggal seduh.
''Pilih mie yang kamu mau, tapi jangan banyak. Aku tidak mau kamu mengalami gangguan pencernaan," Azka mempersilahkan sekaligus mengingatkan Rose.
Semua jenis mie yang tersedia sungguh tidak bisa ditolak. Langkah kaki berjalan cepat, rasanya ingin sekali memakan semua mie itu. Drama perebutan mie pun tak terelakkan. Rose yang khilaf mengambil lima jenis mie, sedangkan Azka bergegas menyingkirkan dua mie lain.
"Aku mau semua itu," rengek Rose berusaha meraih mie yang ada di belakang punggung Azka.
Azka memindahkan mie yang ia pegang ke atas. Tangannya terangkat hanya untuk mengamankan mie. Lihat saja mie yang dipilih semuanya adalah mie pedas. Bagaimana bisa wanita dengan tubuh ideal menatap mie begitu rakus seperti makanan mewah.
"Rose, makan mie dengan porsi banyak itu tidak baik. Aku akan masakin mie dengan citarasa yang jauh lebih baik dari semua mie instan itu, tapi duduk dengan tenang," Azka merayu wanitanya agar mau menurut, tapi Rose terdiam berpikir sejenak.
"Lebih enak dari semua mie yang aku pilih?" tanya Rose memastikan ucapan Azka benar adanya.
Azka mengangguk dan menurunkan mie, rasanya pegal juga mengangkat tangan selama beberapa menit. Tatapan serius menelisik Rose, membuat pria itu mengusap pipi wanitanya. Lalu, ia membimbing si cantik agar duduk menunggu di depan jendela yang memiliki pemandangan luar gedung. Tirai di sibak membiarkan kaca hitam menunjukkan suasana di luar sana.
"Bukankah itu mall?" tanya Rose mengamati satu bangunan gedung pencakar langit yang tingginya hampir sejajar dengan bangunan tempatnya kini berada.
Azka yang mulai sibuk dengan menyiapkan bahan makanan hanya berdehem mengiyakan pertanyaan Rose. Ia tak ingin menjelaskan apapun terlalu jauh. Lagipula dimana dirinya berada bukan satu-satunya tempat untuk bermalam. Kesibukan membuat masakan spesial, membuat Rose memilih mengamati seluruh ruangan dapur.
Bintang langit malamku terlalu misterius. Aku tidak tahu dunianya jauh dari kata darah. Apa semua yang kulihat benar-benar nyata? Jika iya, kenapa divisi memintaku mengejarnya? Kenapa juga pemimpin hanya ingin aku yang menjalankan misi ini?~batin Rose merenungi awal mula dirinya menerima misi rahasia yang saat ini tengah ia jalani.
Setahun yang lalu. Ada seorang agen rahasia dengan cara kerja cepat bahkan untuk meringkus gerombolan perampok bank hanya diperlukan waktu sebulan. Kinerja yang luar biasa karena agen itu hanya bekerja seorang diri. Meskipun memiliki team khusus. Tetap saja eksekusi hanya dilakukan sang agen tanpa melibatkan orang lain yang memiliki peluang berkhianat.
Dialah Rose Aliya Arham. Agen rahasia divisi kriminal dengan segudang prestasi dalam waktu enam bulan. Suatu hari setelah penangkapan seorang pembunuh bayaran. Wanita itu dipanggil menghadap pimpinan pusat. Hari dimana satu file tergeletak di atas meja menjadi karir yang akan membawa namanya jauh lebih harum.
"Agen Rose, di dalam file yang ada di depanmu itu. Ada seorang buronan dengan kejahatan yang tak bisa terhitung lagi. Seorang pria pemain ulung. Taktik, tindakan, cara pikir tak seorangpun bisa menebaknya. Pria itu bernama Azka Dirga Dewantara sang raja mafia. Pekerjaan ceo di siang hari, dan pekerjaan ilegal di malam hari."
"Trek records mu sangat bagus di dunia kriminalitas. Agent yang digadang-gadang akan menjadi anak emas. Aku sebagai pemimpin tertinggi memberikan misi ini padamu. Harapan kami sangat tinggi padamu. Apa kamu siap menerima tugas negara dengan misi *PENANGKAPAN RAJA MAFIA*."
Sungguh suatu kebanggaan tersendiri ketika bisa dipuji oleh pemimpin pusat, tapi misi sebesar itu? Bukankah terlalu cepat. Jika mengingat sekilas, jelas banyak agen lain yang jauh lebih berpengalaman. Yah, itu yang Rose pikirkan, tapi tatapan mata serius dan penuh harap sang pemimpin tak bisa ditolaknya.
"Saya, Agen Rose Aliya Arham bersedia menerima misi *PENANGKAPAN RAJA MAFIA*." jawab Rose setengah hati dipenuhi keraguan.
Begitu berkas ia tanda tangani. Misi dimulai dan demi pekerjaannya. Rose harus berulang kali berpindah tempat dengan penyamaran yang tidak bisa orang lain bayangkan. Meskipun begitu perjuangannya tidak sia-sia. Hingga akhirnya perlahan tapi pasti. Semua informasi bisa terkumpul dan disinilah awal perjuangan baru yang harus dibayar mahal.
Kepulan asap beraroma menggoda menyebar ke seluruh ruangan, membuat Rose sadar kembali dari lamunan akan masa lalunya. Apalagi Azka sudah datang dengan membawa nampan. Dua mangkuk ukuran jumbo mengisi nampan itu.
"Maaf lama, ayo makan!" ajak Azka meletakkan satu mangkuk di depan Rose dan satu lagi untuknya.
Mie dengan toping berjubel terlihat begitu menggiurkan, rasanya sudah tidak sabar untuk menyantapnya. Tanpa menunggu kepulan asap mereda. Rose menyendok kuah lalu bersiap untuk menyeruput, tapi tangannya ditahan.
"Aku laper, lepasin tanganku." pinta Rose tak sanggup menunda menikmati makanan yang ada di depannya.
Azka hanya menggelengkan kepala seraya mengambil sendok yang ada di tangan Rose. Kemudian, ia dengan sabar meniup kuah itu agar bisa dinikmati wanitanya. Perlakuan manis pria itu menghadirkan senyuman tulus yang selama ini jarang terlihat.
"Azka, siapa kamu sebenarnya?" tanya Rose, membuat Azka mengembalikan sendok ke tangan wanitanya.
"Aku hanya Azka. Cukup itu saja yang harus kamu tahu. Makanlah!"
Jawaban tegas Azka menghadirkan pertanyaan baru. Akan tetapi lebih baik diam dan menikmati mie karena suara perut sudah meronta minta jatah makanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Seuntai Mimpi
terlalu misterius kamu Azka
2023-01-12
1
Seuntai Mimpi
cari tahu sampai titik kebenaran Rose. semangat
2023-01-12
1