03. Jadi Menantu Sahabat Karib

Daun pintu rumah keluarga Ned Alvero terbuka. Sepasang mata sembab itu berusaha sumringah kala mendapati Riswan datang. Ned tak banyak bicara, ia mempersilahkan Riswan masuk begitu saja.

Di ruang tengah, Tria memeluk tubuhnya. Wanita dengan rambut panjang yang biasa diurai rapi itu tampak berantakan. Riswan tidak yakin sudah berapa lama Tria duduk di sana.

"Maaf, suasana rumahku sedang kacau, Riswan. Ada apa?" tanya Ned begitu Riswan mengambil duduknya.

Riswan terdiam sejenak. Ia berusaha mencuri udara sebanyak mungkin sebelum memberanikan diri berbicara. Jantungnya berdegup kencang, ia bahkan mencoba pasrah jika memang ini adalah hari kematiannya.

"Soal Binar," kalimat Riswan menghantung di udara.

Seketika Ned memalingkan muka. Pria itu membuang jauh pandangannya. Dari gelagat itu Riswan paham, bahwa Binar telah mengungkapkan kehamilannya.

Tangan Riswan tiba-tiba gemetar. Ia tidak sanggup menyaksikan raut wajah Ned dan Tria ketika ia mengungkap kebenaran. Ternyata, dalam keadaan seperti ini, puluhan tahun menjabat sebagai kepala eksekutif tidak menguatkan nyalinya.

"Binar kenapa?" sahut Ned yang tidak sabar menanti kelanjutan ucapan Riswan, "Dia di kamar, nggak boleh keluar untuk sementara. Lagipula tumben kau mencarinya."

Riswan terenyak. Kelu lidahnya tak kuasa melanjutkan kata. Agaknya, Ned memberi Binar hukuman. Remaja delapan belas tahun yang seharusnya masih gembira mengenyam pendidikan itu terpenjara. Riswan menyadari kebodohannya sekarang.

Alih-alih menjelaskan lewat kata, Riswan turun dari kursi tamu dan berlutut di hadapan Ned yang memasang wajah heran. Melihat reaksi itu, perhatian Tria ikut teralihkan. Sepasang suami istri itu beradu pandang.

"Binar mengandung anakku, Ned. Dia nggak salah."

Kalimat yang diucap dalam satu tarikan napas itu lolos dari bibir Riswan. Pandangannya menunduk dalam, ia tak sanggup menyaksikan reaksi Ned dan Tria yang tercurah penuh pada dirinya.

Tria mendekat, ia meraih kerah kemeja Riswan dan mencengkramnya.

"Sekali lagi, coba kau bilang sekali lagi," bisiknya lebih terdengar seperti rintih.

"Tolong jangan kurung Binar. Aku akan bertanggung jawab penuh akan hidupnya," ujar Riswan tak sekalipun mengangkat pandangan.

Dari ekor matanya, Riswan bisa melihat Tria terduduk lemas. Wanita itu tampak akan pingsan. Namun ketika lengan Riswan hendak menahan tubuhnya, satu pukulan mendarat di pipi kiri Riswan.

*Brukh*

Riswan tersungkur ke belakang. Ned yang berada di atasnya terus menghujamkan pukulan. Tidak ada kata yang diucapkan. Pria itu membabi buta.

Jerit histeris dari Tria menggema pada seisi rumah. Tangis wanita itu pecah sejadi-jadinya. Isak yang pelan berubah menjadi raungan bak lolongan serigala.

Kekacauan itu mengundang rasa penasaran Binar. Ia memberanikan diri keluar kamar. Perlahan namun pasti, Binar menghampiri asal suara. Dan betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan aliran darah sudah merembas dari tubuh Riswan.

"Papa! Sudah, Pa!"

Binar berusaha melerai perkelahian mereka. Ia meraih tangan sang papa dan menggenggamnya. Akan tetapi pria itu menepisnya. Ned menghampiri Tria lantas menuntun wanita itu kembali ke sofa.

Tubuh Riswan masih terpakar pasrah. Kening, pelipis, dan sudut bibirnya berdarah. Tampak lengannya juga menjadi sasaran kala berusaha membangun perlindungan. Binar yang tak tega menyaksikan pria itu pun hendak menolongnya.

Setidaknya sampai Ned mempertegas kecaman, "Biarkan dia, dan duduk di sini selagi aku masih waras!"

Binar memandang Riswan sekilas, dan pria itu memberi tanda bahwa dirinya baik-baik saja. Ia kemudian duduk di samping Tria, berada di sofa yang berukuran panjang.

Tentu respon ini sesuai dengan dugaan Riswan. Ia malah merasa aneh jika Ned tidak menghajarnya hingga tewas. Sebab, mau dipikir bagaimanapun juga, ia pantas mendapatkannya. Riswan sudah gila.

Sambil sesekali mendesis, Riswan mencoba bangkit. Luka pada sebujur tubuhnya mengalir, menimbulkan bau anyir. Tapi tentu Ned tidak peduli. Kondisi itu tidak cukup pantas untuk memaafkan Riswan barang sekali.

Pandangannya yang bunar silih berganti menatap Ned, Tria dan berakhir pada Binar. Keluarga kecil sahabat karibnya yang tak pernah dirundung kesedihan itu telah ia hancurkan.

Terlepas dari bagaimana kebenaran malam itu, Adrian benar. Seharusnya sejak awal Riswan bertanggung jawab. Kekacauan ini tidak akan terjadi jika malam itu ia pulang ke rumah.

"Ijinkan aku menghidupinya, Ned. Binar dan calon bayi dalam kandungannya menjadi tanggung jawabku sekarang," kata Riswan dengan nada serendah mungkin.

Akan tetapi, Ned menjawab kalimat itu dengan tawa mencibir. Mereka sudah saling tahu satu sama lain.

"Memangnya kau bisa menikahi dia?"

Hening. Tentu Ned paham betul dengan jawaban Riswan. Mereka sudah berteman sejak bangku sekolah menengah atas, seluk beluk bagian mana yang tidak dipahaminya?

Persahabatan yang terjalin puluhan tahun lamanya. Mereka bahkan memperkenalkan Riswan sebagai ayah kedua bagi Binar. Tapi apa? Lihatlah sekarang! Putri tunggal mereka malah jadi santapan lezat bagi Riswan.

"Nikahi dia, atau aku akan cari calon lain untuk bertanggung jawab," tandas Ned berhasil membuat Riswan mendongak.

Pandangan mereka bersitegang. Yang Riswan maksud dengan bertanggung jawab bukanlah pernikahan. Kedua kata itu memiliki makna berbeda. Hal yang kembali mengundang senyum getir di bibir Ned.

"Kenapa? Susah ya?"

"Aku bersumpah akan menjamin seluruh hidupnya," kata Riswan tidak terima.

"Menikah, Riswan! Kami sepeduli itu dengan anggapan budaya dan aturan untuk dua manusia!"

Ya. Itu adalah penilaian Riswan terhadap pernikahan. Pria itu menganggap bahwa pernikahan tak lebih dari budaya masyarakat yang mengikat dua manusia dalam aturan. Itulah alasan terkuat baginya untuk tidak menikah.

Bahkan Riswan menertawakan keputusan Ned dan Tria yang menikah pada usia muda. Seskeptis itu Riswan terhadap pernikahan.

"Aku tidak masalah walau tidak menikah, Pa," celetuk Binar. "Paman Riswan mau bertanggung jawab saja sudah cukup untuk Binar."

"Lalu apa? Membiarkan anakmu hidup tanpa ayah?" bentak Ned tak mampu lagi menguasai amarah, "Kami yang membesarkanmu dengan penuh kasih sayang saja gagal! Apalagi kalau kamu menbesarkan bayi itu sendirian!"

Kilat mata tajam milik Ned menatap Riswan lekat, "Itu adalah penawaran terbaikku, Riswan. Nikahi dia atau kukirim dia pada laki-laki lain yang mau merima kondisinya seperti itu!"

"Hidupnya sudah rusak. Tak masalah kalau rusak sekalian di rumah suami yang bukan ayah dari anaknya sendiri," Ned menancap sebilah pedang lagi.

Tentu Riswan bisa memahami, hati Ned telah hancur berkeping-keping. Ia sama sekali tidak keberatan bahkan jika mendapat pukulan, atau kalimat sinis. Tapi Binar, relungnya pasti teramat sakit.

Dalam proses pertumbuhan Binar, Ned tak pernah sekalipun meninggikan suara. Pria itu amatlah sabar, memfasilitasi putri tunggalnya dengan kasih sayang tak terbatas.

Namun sayang seribu sayang. Nasi terlanjur menjadi bubur dan Riswan mengacaukan segalanya. Dalam hening panjang yang sengaja ia diamkan, akhirnya Riswan bicara.

"Baiklah. Aku akan menikahinya."

"Kalau begitu aku tunggu sampai lusa. Bawa kakekmu atau kesepakatan kita kuanggap batal."

Episodes
1 01. Kabar Kehamilan
2 02. Restu Orang Tua
3 03. Jadi Menantu Sahabat Karib
4 04. Menemui Greg Darmawangsa
5 05. Diusir Dari Rumah
6 06. Hari Pernikahan
7 07. Resmi Menjadi Darmawangsa
8 08. Kehidupan Baru Dimulai
9 09. Tiada Harapan
10 10. Mereka Berantakan
11 11. Pergulatan Di Rumah
12 12. Sesaknya Pikiran
13 13. Prosesi Makan Malam
14 14. Terkapar Lemah
15 15. Resiko Hamil Muda
16 16. Binar Keguguran?
17 17. Perhatian Kecil Riswan
18 18. Manis, Sepah Dibuang
19 19. Cemas dan Sisa Rasa
20 20. Rhea, Yang Begitu Dicinta
21 21. Keluarga Alvero
22 22. Memohon Kembali
23 23. Sumpah Tengah Malam
24 24. Dendam Terpendam
25 25. Cemburu Buta
26 26. Ragu Yang Mengembang
27 27. Tentang Kopi Hitam
28 28. Mengantar Kepergian Riswan
29 29. Kehadiran Teman Belajar
30 30. Telpon Darurat
31 31. Alasan Mengapa
32 32. Satu Lelaki dan Wanita
33 33. Bayang-bayang Rhea
34 34. Terbuai Cinta Masa Silam
35 35. Hutang Budi Pada Sean
36 36. Pesta Tahunan Sekolah
37 37. Sidang Dadakan
38 38. Jadwal Konsultasi
39 39. Huru-Hara Rumah Tangga
40 40. Ned dan Tria
41 41. Pro-Kontra Dua Permintaan
42 42. Dilema Batin Seorang Riswan
43 43. Ikatan Sebab Akibat
44 44. Hubungan Antar Karib
45 45. Penyesalan Tiada Akhir
46 46. Keluarga Kecil Alvero
47 47. Sepasang Yang Terpaksa Tuntas
48 48. Berita Duka
49 49. Pemakaman Terkasih
50 50. Melepas Hasrat
51 51. Rumah Kaca
52 52. Hubungan Suami-Istri
53 53. Duka Kedua Setelahnya
54 54. Bilik Kamar
55 55. Zue dan Yan
56 Surat Cinta ~ Setelah Kematian
57 BAB 01 - UPACARA PEMBUKA (BRIDE WITH BENEFITS)
58 BAB 02 - PANGGUNG SANDIWARA (BRIDE WITH BENEFITS)
59 BAB 03 - JADI PENGANTIN BAYARAN (BRIDE WITH BENEFITS)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
01. Kabar Kehamilan
2
02. Restu Orang Tua
3
03. Jadi Menantu Sahabat Karib
4
04. Menemui Greg Darmawangsa
5
05. Diusir Dari Rumah
6
06. Hari Pernikahan
7
07. Resmi Menjadi Darmawangsa
8
08. Kehidupan Baru Dimulai
9
09. Tiada Harapan
10
10. Mereka Berantakan
11
11. Pergulatan Di Rumah
12
12. Sesaknya Pikiran
13
13. Prosesi Makan Malam
14
14. Terkapar Lemah
15
15. Resiko Hamil Muda
16
16. Binar Keguguran?
17
17. Perhatian Kecil Riswan
18
18. Manis, Sepah Dibuang
19
19. Cemas dan Sisa Rasa
20
20. Rhea, Yang Begitu Dicinta
21
21. Keluarga Alvero
22
22. Memohon Kembali
23
23. Sumpah Tengah Malam
24
24. Dendam Terpendam
25
25. Cemburu Buta
26
26. Ragu Yang Mengembang
27
27. Tentang Kopi Hitam
28
28. Mengantar Kepergian Riswan
29
29. Kehadiran Teman Belajar
30
30. Telpon Darurat
31
31. Alasan Mengapa
32
32. Satu Lelaki dan Wanita
33
33. Bayang-bayang Rhea
34
34. Terbuai Cinta Masa Silam
35
35. Hutang Budi Pada Sean
36
36. Pesta Tahunan Sekolah
37
37. Sidang Dadakan
38
38. Jadwal Konsultasi
39
39. Huru-Hara Rumah Tangga
40
40. Ned dan Tria
41
41. Pro-Kontra Dua Permintaan
42
42. Dilema Batin Seorang Riswan
43
43. Ikatan Sebab Akibat
44
44. Hubungan Antar Karib
45
45. Penyesalan Tiada Akhir
46
46. Keluarga Kecil Alvero
47
47. Sepasang Yang Terpaksa Tuntas
48
48. Berita Duka
49
49. Pemakaman Terkasih
50
50. Melepas Hasrat
51
51. Rumah Kaca
52
52. Hubungan Suami-Istri
53
53. Duka Kedua Setelahnya
54
54. Bilik Kamar
55
55. Zue dan Yan
56
Surat Cinta ~ Setelah Kematian
57
BAB 01 - UPACARA PEMBUKA (BRIDE WITH BENEFITS)
58
BAB 02 - PANGGUNG SANDIWARA (BRIDE WITH BENEFITS)
59
BAB 03 - JADI PENGANTIN BAYARAN (BRIDE WITH BENEFITS)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!