(4) Mandiri dan Niat Baik

Disebuah butik bernama Nurreen Muslimah Wedding Dress, seorang gadis remaja sedang sibuk menjahit kain putih yang sudah berpola gamis dengan teliti.

Ya, gadis itu adalah Jizah. Di usianya yang baru berusia 15 tahun, ia sudah memulai usaha gaun pernikahan muslimah hasil rancangannya sendiri. Sudah banyak pasangan yang mempercayakan pakaian hari spesial mereka di butik Jizah. Bahkan, para customer nya tidak sedikit yang dari luar pulau.

Selain kesibukannya sebagai seorang pelajar dan seorang desainer, ia juga seorang manager dari SSB yang berada di kotanya.

Setiap pulang sekolah Jizah selalu menyempatkan waktu kelapangan untuk sekedar mengecek dan memantau atau terkadang ikut bermain sepakbola bersama laki-laki lainnya. Tapi, ia selalu ingat batasan antara laki-laki dan perempuan. Berada di butik hanya setiap hari Sabtu dan Ahad saja, atau bila ada satu hal yang penting.

Keseringannya bersama laki-laki di lapangan, membuat tak sedikit dari mereka menaruh rasa terhadapnya dan ia hanya menanggapinya dengan senyum. Tapi ada seorang laki-laki yang begitu dekat dengannya, ia bernama Riandi. Mereka berteman baik. Laki-laki lain yang bisa membuat seorang Jizah merasa nyaman selain keluarganya.

..._____________...

Siang itu, Jizah baru saja selesai makan siang disalah satu kafe di Tangerang bersama empat orang temannya.

Riska, satu-satunya wanita yang merangkap jabatan sebagai seorang sahabat dan juga partner kerja. Ketiga orang lainnya adalah laki-laki, Riandi, Bagus dan Rendy. Rendy adalah sepupunya.

"Ku sama Riska mau pergi ke toko buku, kalian mau ikut atau mau pulang duluan?" tanya Jizah

"Gua langsung pulang aja deh, pr sekolah belom kelar dikerjain." Sahut Bagus

"Kebiasaan buruk luh tolong ilangin lah, kayak gua gitu yang mengerjakan tugas tepat waktu." Ucap Rendy membanggakan diri

"Ck, kebetulan aja itu mah." Ucap Riska menyahuti ucapan Rendy

Keduanya selalu seperti itu, bagaikan tom and Jerry – tidak pernah akur.

"Yailah sensi amat si luh." ucap Rendy

"Udahlah, gua cabut. Assalamualaikum," pamit Bagus yang sudah terlalu bosan mendengar keributan antara Riska dan Rendy

"Waalaikumsalam warahmatullahi."

Kini tinggallah mereka berempat. Riandi tersenyum mengangkat kedua pundaknya.

"Ayo kita berempat ke toko bukunya. Ku takut ada apa-apa nanti, sama kalian berdua." ujar Riandi

"Kak, sama kakak aja deh jadi kita bertiga ke toko bukunya. Jangan ngajak si kucrut nyebelin ini." ucap Riska melirik Rendy yang berada disebelahnya

"Ngapa sih luh? ngatur-ngatur orang, terserah gua mau ikut apa enggak. Lagian kan gua dikasih amanah sama Abah buat jagain Jizah, bukan eluh." Balas sinis Rendy

"Masya Allah, udah deh kita langsung pulang aja. Beli bukunya lain kali aja." ujar Jizah kesal dan berlalu meninggalkan mereka

...____________...

5 tahun berlalu, begitu banyak hal telah terjadi. Kedekatan Jizah dengan Riandi kini perlahan menjauh. Sebuah hubungan yang tidak memiliki kejelasan pasti—hanya sebatas teman, tidak lebih.

Jizah, Hadi dan Rendy kini sedang berada di Yogyakarta. Mereka datang ke salah satu universitas yang berada disana untuk mengisi seminar. Dan ada beberapa masjid yang mengundang mereka mengisi tausiyah akbar.

"Zah, nih bocah satu aneh banget. Masa tiba-tiba mau nyusul kita kesini." Ucap Rendy menunjukkan bukti chat nya dengan Bagus

"Ya udah sih Ren, mungkin dia ada pekerjaan juga disini." Ucap Hadi dan diangguki oleh Jizah

Sepulang dari Yogyakarta tiga hari lalu, Jizah masih memikirkan apa yang terjadi disana soal pernyataan laki-laki tersebut.

......

Jizah, Hadi, Rendy dan Bagus sedang duduk di sebuah cafe untuk sekedar berbincang. Tiba-tiba, Bagus mengutarakan sesuatu dengan serius.

"Zah, gua punya temen nih, dia mau kenalan sama luh. Namanya Aldi, keknya luh kenal dia deh." Ucap Bagus

"Aldi? Ku kenal? tunggu," Jizah mencoba mengingat. "Aldi pemain volley itu?" Tanya Jizah

"Nah itu luh tau, boleh nggak dia kenalan sama loh lebih deket lagi? tanya Bagus melihat ekspresi wajah Jizah yang menunduk

"Zah, loh harus hati-hati kalo mau kenalan sama orang, jangan sembarangan." Ujar Rendy yang di angguki oleh Hadi.

Sebenarnya Rendy sudah lama menaruh hati kepada Jizah, namun segera ditepis perasaannya karena Jizah dan dirinya saudara sepupu. Kini yang bisa ia lakukan hanya menyayangi serta menjaga Jizah dari sembarang laki-laki.

Bagus berdecak, "Emang gua pernah ngenalin orang jahat ke luh-luh pada?" kesal Bagus dan Rendy hanya memutar matanya malas

"Kalau mau kenalan ya kenalan aja, asal niatannya baik dan kalian disini temani aku, yang paling penting lagi bang Hadi bolehin." Ujar Jizah melirik Hadi

" Iya, nggak apa-apa." Ucap Hadi tersenyum

"Oke, kalo gitu sekarang aja gua chat dia buat kesini nggak papa kan?" tanya Bagus melirik mereka

"Harus sekarang juga? emang dia tinggal disini?" tanya Rendy

"Iya, nggak jauh dari sini kok."

...__________...

30 menit berlalu, seseorang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Jantungnya berdebar, ketika seseorang yang ia kagumi kini berada didekatnya.

"Assalamualaikum, maaf ya udah buat kalian nunggu lama." ucapnya sedikit gugup

"Waalaikumsalam warahmatullahi." Mereka melihat laki-laki yang baru tiba itu

"Silakan duduk." Ucap Hadi dan langsung diangguki

"Luh mau pesen minum apa Al?" tanya Bagus

"Apa aja." Jawabnya

Selama laki-laki itu benar-benar menghabiskan minumannya. Tidak ada obrolan sedikitpun. Jizah sibuk membalas chat dari sahabatnya.

Laki-laki itu bergumam, mencoba menetralkan suasana. "Apa kamu udah kenal aku?" tanyanya pada Jizah masih sibuk dengan handphonenya

"Ann, ada yang bertanya sama kamu." Ucap Hadi, seketika Jizah langsung menaruh handphonenya

"Maaf, kamu bertanya dengan saya?" Cicit Jizah

"iya."

"Tentu saya tahu kamu, karena saya dan keluarga sering melihat pertandingan volley di tv." Ujar Jizah menipiskan senyumnya

Sungguh, jantung Aldi dibuat berdesir tak karuan melihatnya.

"Tapi aku belum mengenalmu lebih jauh."

"Ck, masa sih belum kenal Jizah secara lebih? dia kan seorang motivator, ustadzah, desainer, bahkan seorang manager tim bola lagi." Ujar Rendy sedikit kesal, karena menurutnya laki-laki itu hanya modus saja.

"Ren, dia kan ngomongnya baik-baik. Kamu nggak boleh gitu." Ujar Hadi dan Rendy bungkam seketika

"Bagaimana Zah? tanyanya pada Jizah tanpa memperdulikan Rendy yang berbisik pada Bagus

Jizah terdiam, matanya menatap Hadi agar ia yang menjawabnya.

"Jika kamu berniat mengenal lebih adik saya? maka tanyakanlah pada saya kakaknya yang lebih berhak atas dirinya. Dan jika kamu hanya berbicara dengan menatap adik saya tanpa mempedulikan orang lain yang berada disini? lebih baik tidak usah." Ujar Hadi dengan tegas

"Maafkan saya, kalau seperti itu saya akan menanyakan banyak hal tentang Jizah kepada ustadz dan saya berniat mengajukan CV ta'aruf kepada Abang." Ujarnya dengan jelas dan membuat keempat orang dihadapan nya terkejut

"Loh serius Al? nggak lagi bercanda kan?" tanya Bagus yang masih tak percaya soal pernyataan Aldi

"Insya Allah gua serius dan itupun, jika ustadz mau menerimanya." Ucapnya menatap Aldi

"Dengan senang hati saya terima niat baik kamu tapi..." Hadi menggantungkan ucapannya

"Bukan kamu saja yang mengirimkan CV ta'aruf kepada saya atau Abang saya yang lain, bahkan banyak yang sudah menyampaikannya secara langsung kepada Abah sebagai wali Jizah." Lanjutnya

Aldi hanya tersenyum, karena hatinya merasa yakin bahwa ia diterima.

Sementara, Jizah hanya bisa terdiam mendengar interaksi para laki-laki dihadapannya.

Flashback off

...____________________...

Terima kasih, jangan lupa like, vote dan komen

Terpopuler

Comments

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

naa itu panggilan jizah ya

2021-01-20

2

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

👍

2020-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 (1) Keberkahan terindah
2 (2) Syukuran
3 (3) Khitbah
4 (4) Mandiri dan Niat Baik
5 (5) Ta'aruf
6 (6) Bismillah aku memilihmu
7 (7) Hari Yang di Nanti
8 (8) Tangis kebahagiaan
9 (9) Patah Hati
10 (10) Cemburu
11 (11) Ini Aku
12 (12) Tidak ingin menjadi yang kedua
13 (13) Lingkungan baru
14 (14) Muhammad Khairul Mufid
15 (15) Tamu Jauh
16 (16) Terlambat
17 (17) Ditinggal tanding
18 (18) Bertemu bukan untuk menyakiti
19 (19) Sabar
20 (20) Kejutan kerinduan
21 (21) Bertemu sebentar
22 (22) Do'a istri Sholehah
23 (23) Rumah Mertua
24 (24) Pintamu membuatku harus apa?
25 (25) Berubah
26 (26) Belum di Takdirkan
27 (27) Perempuan Teduh
28 (28) Satu Tahun Pernikahan
29 (29) Aku juga Ingin
30 (30) Cobaan
31 (31) Kekhawatiran Abah dan Ummi
32 (32) Hati ini Bagaimana?
33 (33) Rubah lah Musibah jadi Muhibbah
34 (34) Semua Rencana-Nya
35 (35) Semuanya Ibadah
36 (36) Wanita hebat menjadi Ibu
37 (37)Bersenda Gurau
38 (38) Mertua Ku
39 (39) Aldi khawatir
40 (40) Teman Aldi
41 (41) Kewajiban Istri
42 (42) Sidang dan dua orang menyebalkan
43 (43) Ruang Bersalin
44 (44) Mantan dan Awal jatuh hati
45 (45) Umroh dan Mapan Menikah
46 (46) Mengisi kajian Kembali
47 (47) Pendidikan dan Cibiran
48 (48) Wanita Yang Tak Sempurna
49 (49) Anak Perempuan
50 (50) Aneh
51 (51) Bahagia yang dinanti
52 (52) Buah Kesabaran
53 (53) Kado Terindah
54 (54) Kebahagiaan Mertuaku
55 (55) Sensitif
56 (56) Yang Lama Terulang
57 (57) 4 Bulanan
58 (58) Bertemu Dia
59 (59) Ini tentang Kita bukan 'Dia'
60 (60) Ummi Ku Juga
61 (61) Aldi Geram
62 (62) Tidak Bisa Menjadikan yang Kedua
63 (63) Takut Kehilangan
64 (64) Keperluan Baby Newborn
65 (65) Harapan kedua orang tua
66 (66) Duri itu Datang
67 (67) Amarah Keluarga Muhammad
68 (68) Perjuangan seorang ibu
69 (69) Diantara dua pilihan
70 (70) Bahagiaku adalah putraku
71 (71) Kehilangan yang dinanti
72 (72) Penyesalan bukan Akhir
73 (73) Butuh Waktu
74 (74) Menyesal dan memaafkan
75 (75) Harus Mengikhlaskan
76 (76) Senyum, Kecewa...
77 (77) Ikhlas Melepas
78 (78) Menikah yang kedua
79 (79) Jodoh Kedua?
80 (80) Cukup Sampai di Sini
81 (81) Melepaskan adalah keharusan
82 (82) Perpisahan
83 (83) Kekecewaan Abuyah
84 (84) Keputusan
85 (85) Sebuah Kesendirian
86 (86) Mencari Kebahagiaan
87 PENGUMUMAN
88 (87) Setelah tidak dengannya
89 (88) Kebaikan yang Tersembunyi
90 (89) Teman Baru
91 (90) Setelah Sekian Lama
92 (91) Dipertemukan
93 (92) Tetaplah menjadi diri sendiri
94 (93) Ternyata Dia
95 (94) Dua laki-laki
96 (95) Harus Tahu
97 (96) Bakso Cinta
98 (97) Pengajian...
99 (98) Keyakinan Hati
100 (99) Serahkan padaNya
101 (100) Terlalu istimewa bukan sempurna
102 (101) Teringat Akan hari itu
103 (102) Cinta Pertama atas Ridho-Nya
104 (103) Kebahagiaan Keluarga Muhammad
105 (104) Persiapan Pernikahan
106 (105) Kaulah jawabanku
107 (106) Setelah Akad
108 (107) Jatuh Cinta
109 (108) Tak Ingin menyakiti Hati Istri
110 (109) Jodoh Itu Unik
111 (110) Kamu dan Aku itu Kita
112 (111) Bahagia yang Sederhana
113 (112) Liya dan Hasan
114 (113) Seorang anak
115 (114) Negara Kenangan
116 (115) Kenapa? Siapa?
117 (116) Penggemar?
118 (117) Abba dan Umma
119 (118) Tentang Yang Lalu
120 (119) Syukuran Pernikahan
121 (120) Dia...
122 (121) Suami, Menantu dan Ayah Idaman
123 (122) Lampu Merah
124 (123) UGD
125 (124) Dokter Kandungan
126 (125) Waktu adalah Ujian
127 (126) Hanya Masa Lalu
128 (127) Tendangan Baby “(K)”
129 (128) Kenyataan Menyakitkan
130 (129) Si Utun
131 (130) Operasi
132 (131) Lahirnya Yang Di Nanti
133 (132) Kebahagiaan yang Tak Terhingga
134 (133) Jangan Utun!
135 (134) Ajaran Tauhid Pertama pada Anak
136 (135) Lupa Tujuan
137 (136) Aqiqah jadi...?
138 (137) Dadakan
139 (138) Kheiran embul-embul
140 (139) Suasana Menegangkan
141 (140) Deraian air mata
142 (141) Karena Mantan
143 (142) Suami-Istri
144 (143) Duka Cinta
145 (144) Pinta Terakhir
146 (145) Bertemu Putramu
147 (146) Jaga Amanah
148 (147) Pulang tempat Kembali
149 (148) Kakak - Adik untuk Kheiran
150 (149) Dia Anakku
151 (150) Biarkan Berbeda
152 (151) Istri Tergantung Suami
153 (152) Pendarahan
154 (153) Laki-laki Misterius
155 (154) Doa Anak Yang Sholeh dan Sholehah
156 (155) Jangan Berhenti Jadi Baik
157 (156) Sikap Mufid
158 (157) Yogyakarta
159 (158) Salah Dalam Hidup
160 (159) Sebenarnya Jodoh
161 (160) Belum Waktunya
162 (161) Tempat Berbeda
163 (162) Semangat Juang Seorang Ibu
164 (163) Jagoan Kedua
165 (164) Awal dengan si Jagoan
166 (165) Ada Apa Dengan Naura?
167 (166) Apa Kami Salah?
168 (167) Kasih Tak Terganti
169 (168) Ke Makam Tsaqif
170 (169) Tegas Pada Kesalahan Sebagai Pembelajaran
171 (170) Khitan Masal
172 (171) Berkumpul Kembali
173 (172) 6 Melewati 5 Yang Indah
174 (173) Kekesalan
175 (174) Keajaiban Do'a
176 (175) Keempat Anak Yang Berbeda
177 (176) Bumbu-bumbu Cinta
178 Pengumuman
179 (177) Kebahagiaan, Kesedihan, Kesempurnaan
180 (178) Takdir Illahi
181 AUTHOR «J»
182 SEQUEL TAKDIR ILLAHI
183 Assalamualaikum
Episodes

Updated 183 Episodes

1
(1) Keberkahan terindah
2
(2) Syukuran
3
(3) Khitbah
4
(4) Mandiri dan Niat Baik
5
(5) Ta'aruf
6
(6) Bismillah aku memilihmu
7
(7) Hari Yang di Nanti
8
(8) Tangis kebahagiaan
9
(9) Patah Hati
10
(10) Cemburu
11
(11) Ini Aku
12
(12) Tidak ingin menjadi yang kedua
13
(13) Lingkungan baru
14
(14) Muhammad Khairul Mufid
15
(15) Tamu Jauh
16
(16) Terlambat
17
(17) Ditinggal tanding
18
(18) Bertemu bukan untuk menyakiti
19
(19) Sabar
20
(20) Kejutan kerinduan
21
(21) Bertemu sebentar
22
(22) Do'a istri Sholehah
23
(23) Rumah Mertua
24
(24) Pintamu membuatku harus apa?
25
(25) Berubah
26
(26) Belum di Takdirkan
27
(27) Perempuan Teduh
28
(28) Satu Tahun Pernikahan
29
(29) Aku juga Ingin
30
(30) Cobaan
31
(31) Kekhawatiran Abah dan Ummi
32
(32) Hati ini Bagaimana?
33
(33) Rubah lah Musibah jadi Muhibbah
34
(34) Semua Rencana-Nya
35
(35) Semuanya Ibadah
36
(36) Wanita hebat menjadi Ibu
37
(37)Bersenda Gurau
38
(38) Mertua Ku
39
(39) Aldi khawatir
40
(40) Teman Aldi
41
(41) Kewajiban Istri
42
(42) Sidang dan dua orang menyebalkan
43
(43) Ruang Bersalin
44
(44) Mantan dan Awal jatuh hati
45
(45) Umroh dan Mapan Menikah
46
(46) Mengisi kajian Kembali
47
(47) Pendidikan dan Cibiran
48
(48) Wanita Yang Tak Sempurna
49
(49) Anak Perempuan
50
(50) Aneh
51
(51) Bahagia yang dinanti
52
(52) Buah Kesabaran
53
(53) Kado Terindah
54
(54) Kebahagiaan Mertuaku
55
(55) Sensitif
56
(56) Yang Lama Terulang
57
(57) 4 Bulanan
58
(58) Bertemu Dia
59
(59) Ini tentang Kita bukan 'Dia'
60
(60) Ummi Ku Juga
61
(61) Aldi Geram
62
(62) Tidak Bisa Menjadikan yang Kedua
63
(63) Takut Kehilangan
64
(64) Keperluan Baby Newborn
65
(65) Harapan kedua orang tua
66
(66) Duri itu Datang
67
(67) Amarah Keluarga Muhammad
68
(68) Perjuangan seorang ibu
69
(69) Diantara dua pilihan
70
(70) Bahagiaku adalah putraku
71
(71) Kehilangan yang dinanti
72
(72) Penyesalan bukan Akhir
73
(73) Butuh Waktu
74
(74) Menyesal dan memaafkan
75
(75) Harus Mengikhlaskan
76
(76) Senyum, Kecewa...
77
(77) Ikhlas Melepas
78
(78) Menikah yang kedua
79
(79) Jodoh Kedua?
80
(80) Cukup Sampai di Sini
81
(81) Melepaskan adalah keharusan
82
(82) Perpisahan
83
(83) Kekecewaan Abuyah
84
(84) Keputusan
85
(85) Sebuah Kesendirian
86
(86) Mencari Kebahagiaan
87
PENGUMUMAN
88
(87) Setelah tidak dengannya
89
(88) Kebaikan yang Tersembunyi
90
(89) Teman Baru
91
(90) Setelah Sekian Lama
92
(91) Dipertemukan
93
(92) Tetaplah menjadi diri sendiri
94
(93) Ternyata Dia
95
(94) Dua laki-laki
96
(95) Harus Tahu
97
(96) Bakso Cinta
98
(97) Pengajian...
99
(98) Keyakinan Hati
100
(99) Serahkan padaNya
101
(100) Terlalu istimewa bukan sempurna
102
(101) Teringat Akan hari itu
103
(102) Cinta Pertama atas Ridho-Nya
104
(103) Kebahagiaan Keluarga Muhammad
105
(104) Persiapan Pernikahan
106
(105) Kaulah jawabanku
107
(106) Setelah Akad
108
(107) Jatuh Cinta
109
(108) Tak Ingin menyakiti Hati Istri
110
(109) Jodoh Itu Unik
111
(110) Kamu dan Aku itu Kita
112
(111) Bahagia yang Sederhana
113
(112) Liya dan Hasan
114
(113) Seorang anak
115
(114) Negara Kenangan
116
(115) Kenapa? Siapa?
117
(116) Penggemar?
118
(117) Abba dan Umma
119
(118) Tentang Yang Lalu
120
(119) Syukuran Pernikahan
121
(120) Dia...
122
(121) Suami, Menantu dan Ayah Idaman
123
(122) Lampu Merah
124
(123) UGD
125
(124) Dokter Kandungan
126
(125) Waktu adalah Ujian
127
(126) Hanya Masa Lalu
128
(127) Tendangan Baby “(K)”
129
(128) Kenyataan Menyakitkan
130
(129) Si Utun
131
(130) Operasi
132
(131) Lahirnya Yang Di Nanti
133
(132) Kebahagiaan yang Tak Terhingga
134
(133) Jangan Utun!
135
(134) Ajaran Tauhid Pertama pada Anak
136
(135) Lupa Tujuan
137
(136) Aqiqah jadi...?
138
(137) Dadakan
139
(138) Kheiran embul-embul
140
(139) Suasana Menegangkan
141
(140) Deraian air mata
142
(141) Karena Mantan
143
(142) Suami-Istri
144
(143) Duka Cinta
145
(144) Pinta Terakhir
146
(145) Bertemu Putramu
147
(146) Jaga Amanah
148
(147) Pulang tempat Kembali
149
(148) Kakak - Adik untuk Kheiran
150
(149) Dia Anakku
151
(150) Biarkan Berbeda
152
(151) Istri Tergantung Suami
153
(152) Pendarahan
154
(153) Laki-laki Misterius
155
(154) Doa Anak Yang Sholeh dan Sholehah
156
(155) Jangan Berhenti Jadi Baik
157
(156) Sikap Mufid
158
(157) Yogyakarta
159
(158) Salah Dalam Hidup
160
(159) Sebenarnya Jodoh
161
(160) Belum Waktunya
162
(161) Tempat Berbeda
163
(162) Semangat Juang Seorang Ibu
164
(163) Jagoan Kedua
165
(164) Awal dengan si Jagoan
166
(165) Ada Apa Dengan Naura?
167
(166) Apa Kami Salah?
168
(167) Kasih Tak Terganti
169
(168) Ke Makam Tsaqif
170
(169) Tegas Pada Kesalahan Sebagai Pembelajaran
171
(170) Khitan Masal
172
(171) Berkumpul Kembali
173
(172) 6 Melewati 5 Yang Indah
174
(173) Kekesalan
175
(174) Keajaiban Do'a
176
(175) Keempat Anak Yang Berbeda
177
(176) Bumbu-bumbu Cinta
178
Pengumuman
179
(177) Kebahagiaan, Kesedihan, Kesempurnaan
180
(178) Takdir Illahi
181
AUTHOR «J»
182
SEQUEL TAKDIR ILLAHI
183
Assalamualaikum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!