Pagi itu, setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka tiba di Indonesia dengan selamat. Mereka dijemput oleh si sulung, beserta sopir dari keluarga mereka.
Awwal memeluk Abah dan Umi bergantian, orang tua yang begitu ia rindukan. Tak lupa dengan keempat adiknya.
"Kalian cepat sekali besarnya, padahal hanya beberapa bulan disana. Dhana? kamu menjaga adik-adik dengan baik." ujar Awwal menatap Dhana yang hanya tersenyum, lalu mengangkat Hadian ke gendongannya.
Di dalam mobil, si kecil Jizah tertidur pulas dipangkuan Umi tercintanya, tanpa terganggu dengan suara tangis sang Abang, Hadian. Bocah laki-laki itu ingin duduk juga dipangkuan Umi hingga akhirnya si cantik Jizah yang masih terlelap di berikan kepada Awwal.
Dipandanginya betul-betul wajah adik perempuan satu-satunya, yang ia harap benar-benar menjadi bungsu. Mirip sekali dengan dirinya dan juga Abah.
"Umi, kenapa wajahnya mirip sekali dengan Abah dan Abang ya? hidung, bulu mata, kedua alisnya dan bibir kecilnya. Lucu sekali." ujar Awwal yang tiada henti mencium wajah meneduhkan sang adik
"Iya, umi nya hanya kebagian warna kulitnya saja." ucap Umi terkekeh
Tidak lama mereka sudah tiba dikediaman Abah, rumah berlantai tiga dengan taman yang luas, kolam renang terletak di bagian belakang, garasi yang cukup untuk empat mobil, dilantai dua terdapat kamar Dhana dan Banni serta ruang perpustakaan yang diisi buku tafsir dan buku-buku yang tebal lainnya. Sedangkan dilantai tiga yaitu ruangan khusus olahraga dan bersantai.
Mereka disambut oleh Hamzah serta sanak saudara yang berada di Padang dan Bandung. Mereka sengaja hadir karena di undang oleh Abah untuk mengadakan syukuran.
...____________________...
Setelah dua hari dirumah mereka telah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk mengadakan syukuran serta aqiqah putri semata wayangnya itu, para tamu undangan hadir memenuhi kediaman keluarga Muhammad acara demi acara pun telah dilaksanakan sekarang waktunya pemberian nama.
"Bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Yang telah menganugerahkan kepada kami dengan hadirnya seorang putri cantik dan sholehah insya Allah. Alhamdulillah telah kami beri nama Jizah Nurreen Ahmad, yang memiliki arti? Hadiah yang bercahaya dan terpuji," ujar Abah memandang sekilas putrinya yang sedang berada dalam dekapan sang istri
"Lalu, adik saya sempat bertanya kemarin. Kenapa dikasih nama Jizah? bukan nama-nama wanita pada zaman Rasulullah saja? Lalu saya menjawab, ini adalah hadiah luar biasa dari Allah, sesuatu yang sangat kami nantikan setelah memiliki lima orang anak laki-laki. Sedangkan, Nurreen saya sematkan karena mengambil bagian dari nama ayah saya. Lalu Ahmad? sebagai tambahan agar seperti nama-nama yang sudah ada. Dan kenapa tidak ada nama Al-Fakhri? itu biarlah menjadi alasan tersendiri dari ayah saya." tutur Abah panjang lebar
Beliau pun menambahkan, bahwa putrinya memiliki panggilan khusus yang tidak ada bagian itu pada namanya yaitu Anna. Lagi-lagi itu adalah keinginan ayahnya.
Acara pun telah selesai dan para undangan telah kembali kerumahnya masing-masing. Kini diruang keluarga tersisa keluarga besar saja. Yang sedang bercengkrama.
Si kecil Jizah sedari tadi sudah digendong kesana-kemari dan sekarang nampaknya bayi itu sudah lelah.
"Masya Allah, udah dulu ya Amma? Ammi? Anna sudah capek banget nih kelihatannya." dengan suara lembutnya umi mengambil Jizah dari gendongan Sarah adik iparnya
"Iya Umi, Anna sudah mengantuk sekali ini."
"Yaudah Sarah? teteh bawa Anna tidur dulu yaa kasihan dia sedari tadi sudah kesana-kemari."
"Iya teh, kasihan dia takut kecapean." ucap Sarah tersenyum
Baru umi memasuki kamar dan menutup pintu, terdengar dari luar suara kedua putranya memanggil. Jizah yang terkejut pun akhirnya menangis.
Pintu terbuka, memperlihatkan senyum tak berdosa dari kedua putranya.
"Astagfirullah sayang kalian ini? adiknya jadi nangis niihh cupp... cuupp sayang," umi mencoba menenangkan putrinya, hingga tak sadar kalau ada dua anak laki-laki nya yang sedang murung karena memperhatikan umi nya yang sedari tadi menghiraukan
Didekatinya kedua putranya
"Ya Allah maafin umi yaa?" beliau mengelus kepala kedua bocah lelaki tersebut "Kalian lai kali? kalau manggil umi tidak perlu berteriak yaa."
"Iya umi maafin Abang sama Hadi yaa? kita janji dehh GK akan mengulangi lagi." ucap Bani menundukkan kepalanya
"Iya sayang, kalian kan anak sholeh nya Umi dan Abah. Jadi sekarang kalian ada apa memanggil umi? hhmm,"
"Kita mau main sama adikk." jawab Hadi dengan polosnya
Terdengar helaan nafas, Umi tersenyum dan mengecup kening kedua putranya.
"Adik sudah waktunya untuk istirahat, sekarang Abang Bani, Abang Hadi main sama Abang Dhana atau yang lainnya dulu ya?"
Tanpa banyak komentar lagi, kedua bocah itu menurut. Setelah kedua anak tersebut pergi umi Salma pun menidurkan Jizah lagi.
Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam juga menjelaskan pengertian aqiqah dalam sabdanya :
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَ يُحْلَقُ وَ يُسَمَّى
“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama.”
[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]
Terima kasih, jangan lupa like dan komen 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
𓆩🤭𓆪
maasyaaAllah kak,baru mampir tpi Alhamdulillah sdh suka.ada ilmu jg yg bisa diambil... semangaaat kak author 🤗🤗
2021-03-09
1
Rahma Husnul
Awal yang baik jizah, Tetep semangat. yuk saling dukung sesama Author. mampir di karya bunda ya Jiza, 🥰
Klik profile saya aja. Semoga Readers yg lain juga berkenan. InsyaAlloh selain hiburan, ada faedah juga di dalamnya.🥰🥰🥰
2021-02-21
1
Muti Mutia
assalamualaikum aku cuma mau kritik, pas Ada percakapannya itu titik komanya kadang gak Ada kadang Ada 😊 mksih, & mohon maaf sebelumnya
2021-01-19
1