Arini langsung memberikan kunci motornya kepada Devandra, begitu mereka sampai di halaman rumah Arini, Devandra langsung mengambil kunci motor tersebut dan menghampiri motor bebek dan dia langsung menyalakan motornya Arini, motor Arini sangat terawat dan itu membuktikan jika motornya sama ayahnya Arini sering dirawat,motor itu dibelikan oleh Arini, dengan kerjanya sebagai pelayan di keluarga kata, dia bisa mengumpulkan uang untuk bisa membelikan motor yang bagus untuk ayahnya di kampung biar kalau kemana mana kedua orang tuanya Arini tidak perlu repot repot meminjam motor kepada tetangga mereka atau berjalan kaki
"Arini ayok naik" perintah Devandra kepada Arini yang sedang berdiri termangu disana, Arini langsung menghampiri Devandra dan tanpa banyak cakap, Arini langsung naik sepeda motornya
"Kamu pegangan yang erat erat ya" perintah Devandra kepada Arini
"Sudah kok " jawab Arini polos, dia tidak berbohong, dia memang sudah berpegangan tapi dia memegang bamper belakang motornya
"Ya sudah aku jalan ya" ucap Devandra, yang langsung diiyakan oleh Arini, namun tiba tiba Devandra mengerem motor bebeknya dengan sengaja, dan itu membuat Arini dengan reflek langsung memeluk erat pinggang Devandra
Devandra tidak berucap apa apa, dia langsung melajukan kendaraan motor milik Arini sambil tersenyum, sementara itu dibelakangbya wajah Arini sudah seperti tomat yang direbus
Arini menunjukkan jalan dimana warung makan itu berada
"Warungnya ada di depan, nanti kita berhenti disitu" kata Arini lagi kepada Devandra yang fokus mengendarai motor bebek milik Arini
Tidak lama kemudian Devandra dan Arini sudah berada tepat di warung makan, warung makan itu tidak terlalu ramai oleh pengunjung jadi Devandra dan Arini bisa dengan leluasa memilih makanan
"Aku mau makan disini saja" kata Devandra sambil duduk di kursi dekat jendela agar bisa melihat pemandangan dari luar
Warung makan itu merupakan warung prasmanan, dengan menu yang dapat dipilih sendiri
"Kamu mau makan apa?" tanya Arini kepada Devandra
"Apa saja asal kamu yang pilih, aku pasti makan" kata Devandra menggoda Arini
Arini langsung tersenyum lembut kepada Devandra
"Ya sudah saya kesana dulu" kata Arini yang langsung berlalu dari hadapan Devandra
Devandra duduk menikmati pemandangan hamparan sawah hijau yang sudah siap dipanen terbentang dengan luas, dia merasa suasana alam pedesaan sangat menyejukkan matanya bahkan dia ada berencana untuk membangun sebuah rumah di daerah situ, biar kalau mau beristirahat dari hiruk pikuknya kota bisa ada tempat buat menenangkan hati, jiwa dan pikirannya
Begitu Devandra sedang asyik menikmati itu semuanya, Arini datang membawa dua piring nasi berisi dengan lauk Pauk, Devandra membantu Arini mengambil dua buah piring yang berisi nasi dan lauk pauk dari tangan Arini
"Terima kasih banyak" kata Arini mengucapkan terima kasih kepada Devandra
Mereka berdua langsung makan dengan lahap, karena perut mereka sudah sangat lapar dan tubuh mereka juga sangat lelah, mereka menikmati makanan dalam diam sambil memandangi sawah sawah yang sudah menguning
"Kamu tahu Arini, aku ingin punya tempat peristirahatan disini, kamu lihat rasanya seperti menenangkan jiwa, disaat kamu lelah dan kamu ingin beristirahat, disinilah tempatnya" kata Devandra menatap lurus ke arah luar sana, setelah mereka berdua menyelesaikan makanannya
"Tapi kan disini sangat sepu, habis Maghrib jarang ada orang yang berlalu-lalang, mereka sudah berada di rumahnya masing masing dan tinggal didalam sana, khawatir kamu tidak akan betah" ucap Arini kepada Devandra
Devandra langsung menoleh ke arah Arini
"Kamu ada benarnya tapi untuk sekedar menenangkan pikiran apa ada yang salah?" tanya Devandra serius
"Biasanya orang kota tidak akan tahan hidup di perkampungan atau di desa mengingat mereka lebih menyukai kehidupan yang hingar bingar dibandingkan kehidupan yang sepi di desa" jawab Arini dengan yakin
"Kamu sepertinya sedang meremehkan orang kota" sindiri Devandra
Arini tertawa pelan
"Kamu salah, biasanya tipikal orang kota dengan orang desa itu berbeda, orang desa lebih menyukai ketenangan dan itu berbanding terbalik dengan orang kota" balas Arini tidak mau kalah
"Terserah sama kamulah, yang jelas aku mau punya tempat peristirahatan disini" jawab Devandra bersikeras, Arini tidak mau berkata apa apa lagi, dia hanya diam saja mengingat apa yang Devandra mau itu tidak bisa dibantah apa dicegah, dia akan melakukan segala daya upaya biar keinginan lnya terkabulkan, bahkan dia rela rela melakukan segala cara seperti memperkosa dirinya pada saat itu, jadi Arini sudah tidak ingin membantah kata kata Devandra lagi
"Ayok kita pulang, aku ingin beristirahat tapi mau mandi dulu" ajak Devandra sambil menggandeng tangan Arini, Arini berusaha melepaskan gandengan tangannya Devandra namun gandengannya terlalu kuat untuk dilepas, dia sendiri sudah merasa lelah karena perjalanan jauh mereka jadi daripada membuang tenaga lebih baik dia mengalah saja
Hingga ketika mereka sedang menuju ke tempat parkiran sepeda motor, Arini disapa oleh seorang pria yang seumuran dengan Arini, pria berwajah tampan yang menjadi teman lama Arini
"Arini kapan kamu balik?" tanya Pria itu kepada Arini dengan antusias
"Barusan tadi pagi mas " jawab Arini tersenyum manis kepada pria tersebut
"Ada apa?" tanya pria tersebut penasaran
"Ibu sakit mas" jawab Arini sendu
Devandra yang melihat kedekatan mereka berdua langsung diterkam wajah cemburu, Devandra langsung memeluk pinggang Arini, sehingga Arini langsung merasa risih karena pinggangnya dipeluk
"Sayang kamu ga ingin memperkenalkan dia itu siapa?" tanya Devandra sambil berbisik namu suaranya sengaja dikencangkan, pria itu langsung menatap Devandra dengan pandangan bingung dan kembali menatap wajah Arini dengan tatapan bertanya, namun sebelum Arini menjawab tiba tiba Devandra langsung mengulurkan tangannya sambil berkata dengan tegas
"Perkenalkan nama saya Devandra, saya adalah calon suami dari Arini dan sebentar lagi kami akan menikah, Mungkin dalam waktu dekat ini"
Arini yang langsung mendengar itu merasa shock, tidak menyangka Devandra akan berkata seperti itu kepada sahabat kecilnya
"Saya adalah Anjas, teman sekaligus sahabat kecilnya Arini, senang berkenalan dengan kamu" jawab pria yang bernama Anjas itu, yang langsung membalas uluran tangan dari Devandra, dan tanpa dinyana sama sekali Devandra menggenggam tangan Anjas dengan genggaman yang sangat kuat dan mata yang sambil mengancam ke arah Anjas
Anjas sebenarnya menahan rasa sakit karena genggaman Devandra sangat kuat, namun dia tersenyum sambil berkata sinis
"Bagus kalau begitu, karena saya tidak suka sahabat kecil saya disakiti sedemikian rupa, dan jika ada yang berani menyakitinya maka saya tidak akan segan segan mengadakan perhitungan dengan dia, baik siapapun itu"
"Kamu tenang saja, saya akan menjaga Arini semampu saya" cibir Devandra
"Kalian ini kenapa sih?" tanya Arini kepada mereka berdua dengan tatapan kesalnya, karena Arini tidak mau terjadi perkelahian di tempat ini, Arini hanya ingin menjaga dari gunjingan para tetangga
"Kami hanya berkenalan, kamu tenang aja" jawab Devandra melepaskan genggaman tangannya
"Benar itu Arini, kami hanya ingin mengenal satu sama lain, lagian itu kan hanya salam perkenalan" timpal Anjas menatap Arini
"Iya tapi kalian seperti akan sedang mau berkelahi" ujar Arini polos dan sedikit khawatir
"Mana ada seperti itu, kami ini pria dewasa bukankah seperti itu Devandra?" tanya Anjas melirik tajam kearah Devandra
"Iya Arini, kami ini pria dewasa mana mungkin kami melakukan perkelahian di tempat umum" jawab Devandra membenarkan pernyataan dari Anjas sahabat kecilnya Arini itu
"Syukurlah kalau begitu, mas Anjas kami pulang dulu ya" kata Arini pamit kepada sahabat kecilnya yang beda usia dua tahun itu
"Kamu hati hati di jalan, nanti sore aku akan jenguk ibu kamu" jawab Anjas berusaha memanasi Devandra, Devandra yang mendengar itu langsung tersulut emosi
"Mohon maaf sepertinya Arini dan ibunya butuh istirahat apalagi kami habis dalam perjalanan jauh" jawab Devandra sebelum Arini menyela terlebih dahulu, karena Devandra tahu Arini pasti akan mengijinkan Anjas untuk mendatangi rumah Arini dengan alasan ingin menjenguk ibunya Arini
Karena tidak mau terjadinya perdebatan Arini langsung meminta Devandra untuk pulang, dan akhirnya dengan berat hati Devandra pulang ke rumah Arini meninggalkan Anjas sendirian disana, sebenarnya Devandra ingin sekali berdebat dengan Anjas karena rasa cemburunya tapi mengingat ada Arini disitu dia hanya bisa menahannya, namun berbeda dengan Arini selama di perjalanan Arini memasang tampang cemberut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Lanjut makin seru deh ceritanya
2023-05-28
0