Ayah Arini terdiam mendengar ucapan dari Devandra, disisi lain dia sangat bahagia mendapatkan mantu orang yang cukup berada dan ada yang bersedia menjaga Arini, namun disisi yang satunya sangat berat melepaskan Arini, mengingat Arini adalah anak semata wayang mereka dan ayah Arini khawatir setelah mendapatkan Arini, Devandra akan membuang Arini dan mencari yang baru begitu mereka bosan
"Begini saja nak, saya menyerahkan sepenuhnya di tangan Arini, dan jika nanti Arini setuju maka kamu akan setuju, tapi jika tidak maka kami tidak bisa berbuat apa apa" jawab Pak Agus dengan nada bijak
"Saya berharap Arini mau menikah dengan saya pak " jawab Devandra, entah kenapa dia merasa tidak yakin dengan perkataannya padahal kalau dipikir pikir banyak wanita yang bersedia antri untuk bisa mendapatkan cintanya namun Devandra selalu menutup hati dan bersikap dingin terhadap semua wanita cantik yang mengejar dirinya, dan hanya kepada Arini hati pria tampan itu tertambat
Cukup lama juga Arini berada di dalam kamar ibunya, hingga hari sudah menuju ke siang
"Nak Devandra akan menginap disini?" tanya pak Agus dengan sopan
Devandra langsung berpikir keras lalu dia langsung menganggukkan kepalanya "Saya siapkan tempat dulu ya nak buat nak Devandra beristirahat dan biar Arini menyiapkan makan siangnya" kata pak Agus kepada Devandra
"Tidak usah repot repot pak " kata Devandra sopan
"Gag direpotkan kok, tuh kan bapak sampe lupa kasih minum buat tamu bapak ini" ujar Pak Agus sambil tertawa
"Bapak permisi dulu sebentar mau ke dalam" pamit pak Agus kepada Devandra, meninggalkan Devandra seorang diri di ruang tamu
Tidak lama kemudian Arini keluar dari kamar ibunya, lalu duduk di ruang tamu berhadapan dengan Devandra
"Bagaimana dengan kondisi ibumu?" tanya Devandra penuh rasa ingin tahu
"Ibu baik Tuan " jawab Arini sopan
"Baguslah kalau begitu " jawab Devandra lega mendengarnya
"Tuan maaf kalau tuan ijinkan saya mau ambil cuti dulu buat merawat ibu saya selama satu minggu" kata Arini meminta ijin kepada Devandra dengan takut takut
Devandra terdiam sebentar lalu dia langsung menganggukan kepalanya
" Boleh saja" jawab Devandra sambil tersenyum misterius
"Terima kasih Tuan " jawab Arini sopan
Tidak lama kemudian Pak Agus datang membawa minuman untuk Devandra
"Silahkan diminum nak Devan" kata Pak Agus sambil menaruh cangkir gelas berisikan teh ke atas meja
"Oh iya pak terima kasih banyak" jawab Devandra dengan sopan
Devandra langsung mengambil gelas cangkir yang sudah ditaruh di atas meja dan kemudian meminumnya hingga tandas
"Arini, kamu belikan makan siang untuk nak Devan, di tempat yang biasanya saja" perintah pak Agus kepada Arini
"Aduh pak, jangan repot repot, biar nanti saya cari makan sendiri" kata Devandra sungkan
"Tidak apa apa, lagian ini juga sudah siang kok, harusnya sudah waktunya untuk makan siang" kata pak Agus, menatap Arini untuk segera membelikan makan siang untuk tamunya lewat tatapan matanya
"Iya ayah, Arini akan belikan di tempat biasanya " ucap Arini patuh
"Kalau begitu aku ikut" ucap Devandra sambil berdiri
"Tapi Tuan, ini agak sedikit jauh, saya kesana mau naik sepeda motor saja" balas Arini menolak secara halus jika Devandra ikut dengannya
Sebenarnya Arini sangat sungkan dengan Devandra, karena Devandra selain adalah majikannya, Arini merasa Devandra tidak pantas melakukan itu untuknya karena dia adalah salah seorang pelayan yang bekerja di rumahnya Devandra, Arini tidak ingin ada gosip miring darinya meskipun dia sendiri sudah ternodai oleh anak majikannya
Arini sendiri akhir akhir ini sering melamun semenjak kejadian malam itu, dia tidak bisa melupakannya karena kejadian itu masih membekas dalam hati dan pikirannya, dan Arini takut jika Devandra akan mengulanginya lagi seperti malam itu, malam dimana kesuciannya terenggut paksa dan dia sangat takut jika dia hamil nantinya
"Tidak apa apa, kita kesana naik mobil, atau kamu mau kita berboncengan naik sepeda motor kamu?" tanya Devandra sambil mengerlingkan matanya ke arah Arini, Arini hanya diam saja tidak menjawab apapun
"Ya sudah jika kamu tidak mau menjawab, aku yang memutuskan karena aku sangat lapar" kata Devandra sambil berjalan mendekati Arini yang masih terdiam
"Pak mohon maaf kami ijin pamit dulu, mau mencari makan siang dulu" kata Devandra yang langsung menarik tangan Arini didepan ayah Arini
Arini langsung kaget begitu tangannya ditarik oleh Devandra
"Tuan lepaskan tangan saya " seru Arini
"Siapa suruh kamu diam saja ketika diajak ngobrol, aku kan bukan patung" kata Devandra kesal
"Maaf tuan, maaf" kata Arini dengan penuh ketakutan
Devandra langsung menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik menatap Arini, namun genggaman tangannya ke Arini tidak dia lepaskan
"Kamu tahu Arini, saya paling tidak suka didiamkan, terus satu lagi jangan panggil saya Tuan, terserah kamu mau panggil saya apa" kata Devandra masih menatap Arini lekat lekat, sementara yang ditatap wajahnya bersemu merah salah tingkah
"Jika kamu panggil saya Tuan, maka saya akan kasih hukuman buat kamu" kata Devandra lagi dengan wajah yang serius
"Terus saya harus memanggil apa?" tanya Arini dengan nada bingung
"Terserah kamu, mau panggil saya apa pokoknya jangan panggil saya dengan sebutan Tuan, paham kamu?" kata Devandra sambil balik bertanya
Arini hanya menganggukkan kepalanya seperti kucing kecil yang patuh pada tuannya
"Oke sekarang kita mau naik apa, motor apa mobil?" tanya Devandra masih menatap Arini
"Motor saja Tuan karena tidak terlalu dekat juga tidak terlalu jauh" jawab Arini
Namun tiba tiba keningnya dikecup oleh Devandra membuat Arini kaget dan menatap Devandra dengan pandangan bertanya
"Kamu tau kan kenapa?" tanya Devandra dengan wajah jahilnya
Arini menggelengkan kepala, bingung
"Ingat jika kamu masih memanggil saya Tuan, maka hukumannya adalah itu dan tadi kamu memanggil tuan kepada saya" kata Devandra tersenyum melihat wajah Arini yang bingung bercampur malu
"Jadi gimana kamu mau naik apa?" tanya Devandra lagi
"Naik motor saja, saya akan ambilkan kuncinya dulu" jawab Arini sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggamannya Devandra
"Ya sudah jangan lama lama, saya tunggu disini" ucap Devandra, Arini menganggukkan kepalanya lalu bergegas menuju ke kamar ibunya lagi untuk mengambil kunci sepeda motor yang digantung di kamar orang tuanya
Dan tak lama kemudian Arini kembali ke tempat dimana Devandra sedang menunggu dirinya
"Ayok mas" kata Arini malu malu
Devandra yang mendengar Arini memanggil dirinya mas, langsung tersenyum lebar
"Aku suka dengan panggilan itu" kata Devandra dengan wajah senangnya
Sebenarnya Arini sendiri merasa malu memanggil Devandra dengan sebutan mas, karena dia merasa tidak terlalu dekat dengan Devandra, dan yang kedua dia juga merasa sangat tidak sopan memanggil sebutan mas karena status sosialnya khawatir jika terdengar oleh orang tuanya Devandra, Mungkin dia akan diberikan peringatan dan yang terakhir dia merasa terlalu intim, tapi daripada dia mendapatkan ancaman berupa ciuman seperti tadi jadi lebih baik dia memanggil dengan sebutan 'mas' agar Devandra tidak menghukumnya dengan ciuman seperti tadi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Semangat author dan jaga kesehatan biar updatenya lancar 😉💪
2023-05-28
0
khey
cie ciee...
aku juga mau dong dihukumm..
.
ups🤭🤭
jangan sampai paksu ku dengar..
2023-02-05
2
khey
typo ya kak.. maksudnya kami gitu, bukan kamu
2023-02-05
1