Gadis itu kembali melihat dari balik gorden, berharap temannya datang, namun tidak datang juga. Dia lalu mengambil ponselnya menghubungi Rakhes. Tidak ada sinyal rupanya.
Tiba-tiba dia punya harapan ketika melihat dari balik gorden ada orang memandangnya. Orang itu berdiri di bawah pohon beringin. Tidak jelas wajahnya karena hujan mulai turun rintik-rintik.
Padahal baru pukul 14.30 diluar sudah terlihat remang-remang dan berkabut. Dia kesal menunggu, itu adalah pekerjaan yang paling bikin emosi dan menyakitkan juga sangat membosankan. Devaly kembali merebahkan badannya, tapi tidak mau tertidur.
Pukul. 17.15 teman-temannya satu persatu datang dengan wajah lelah dan basah kuyup.
"Kalian benar-benar kurang ajar, sampai hati meninggalkan aku seharian. Kalian harus di laporkan ke polisi karena melalaikan tugas!!" teriak Devaly marah. Dia meluapkan amarahnya dan turun dari mobil.
"Nona masuk ke mobil, cuacanya buruk. Sebentar lagi hujan. Angin sangat kencang takut ada pohon tumbang." teriak Made mendorong Devaly ke mobil.
Tidak satupun temannya menjawab, ocehan Devaly yang marah. Mereka sibuk membersihkan diri mengganti pakaian di tempat permandian yang ada di sekitar situ. Ada lima toilet dan lima permandian umum. Ketika Made masuk ke mobil kembali di omelin sama Devaly.
"Made, apa kau tuli bisu, aku ngoceh kau tenang-tenang saja. Kau tidak punya empaty sedikitpun. Harusnya kau jadi kuli bangunan, tidak jadi guide."
"Maaf nona, aku mendengarkan apa yang nona katakan. Aku kedinginan jadi tidak konsentrasi." sahut Made sambil menyiapkan kopi panas dan burger untuk teman-teman yang kedinginan.
"Harusnya kau siapkan Vodca atau Martini, Red Wine. Ini malah kopi."
"Dilarang minum beralkohol di mobil bisa di pidana. Kalau mau minum ada tempatnya di Bar, Club atau di rumah." sahut Made tetap sopan
Perdebatan mereka terhenti saat teman-temannya semua masuk ke mobil. Aditya memutar bangkunya menghadap ke belakang supaya bisa minum kopi bersama teman yang lain, sekalian mengisi perutnya dengan burger.
Hujan turun semakin deras. Sambil minum kopi mereka saling bercerita tentang keindahan pemandangan di atas awan. Aditya memencet tombol AC mobil ke Dry supaya hawanya lebih hangat.
"Sayang sekali kakiku tidak kuat bergerak karena saking dinginnya. Kalau tidak hujan aku pasti sampai di awan. Untung bawa jaket, kalau tidak badan bisa beku." Rakhes mulai membuka pembicaraan.
"Dingin banget diatas, kita salah musim kesini, harusnya bulan mei, Juni atau Juli." keluh Aditya masih nenggigil.
"Lain kali bisa diulangi lagi. Tumben cuacanya tidak bersahabat, mungkin karena ada diantara kita berbicara kurang pantas." kata Made melirik Devaly.
"Kalian tidak tahu penderitaan ku ditinggal sendiri. Aku mimpi buruk, saat bangun suasana sudah gelap dan tiba-tiba lampu mobil semua menyala. Ada hantu yang menatap ke mobil ini." ceritanya berapi-api.
"Kalau lampu tiba-tiba menyala karena mobil ini memakai sensor cahaya. Kalau malam lampu akan otomatis menyala." jelas Aditya membuat Devaly menunduk.
"Bagaimana kalau nona Devaly tadi melihat di seberang sana ada hantu berdiri?"
"Sering tamu salah lihat, itu dikira hantu padahal itu patung. Sengaja di letakan disitu supaya pengendara mobil tidak nyelonong ke pembatas pagar orang."
Devaly bertambah malu ketika Adit menjelaskan secara detail tentang lokasi ini yang masih termasuk area tempat suci, tidak mungkin akan ada hantu. Kecuali berbuat aneh-aneh mungkin akan ada gangguan dari monyet-monyet yang berkeliaran disini.
"Makanya jangan suka ngomel, jadi diganggu sama pikiran sendiri. Kita ikut kena getahnya gara-gara nona berbicara kasar. Harusnya kita bisa bikin konten bagus, tadi mendadak mendung dan gerimis. Kehindahan alam diatas sana lenyap tidak terlihat, karena disuguhi embun." mata Basabi jengkel.
"Ngapain kau menyalahkan aku, bisa saja suatu kebetulan. Sopirnya yang tolol tidak bisa membaca situasi. Dia harus tahu kapan tidak hujan untuk pergi ke suatu tempat." Devaly tambah marah.
"Nona jangan kebiasaan menghina orang, sebagai publik figure jaga tutur katanya. Semua daerah punya peraturan, jadi hormati peraturan daerah itu. Tidak boleh semau gue berada di negeri orang." Made ikut berkomentar.
"Sudah-sudah, stop berdebat intinya kita saling nenghormati. Mari kita pulang hujan semakin deras." Thasy menengahi. Adit membalikan kursi dan duduk di belakang setir.
"Go..go..go..." mereka serentak berteriak sambil mengikuti suara Rema dengan lagu Calm Down.
Hujan yang deras menghalangi penglihatan Adit. Dia merubah suhu AC kembali ke Cool untuk mengusir embun yang menutupi kaca mobil. Mobil berjalan merayap memakai Headlight High Beam.
"Made kau tinggal dimana, aku mau menginap di rumahmu, boleh?" terdengar suara Basabi renyah.
"Orang tuaku fanatik dan pemarah."
"Maksudmu apa, aku kesana bukan sebagai pacar tapi sebagai teman. Tidak mungkin orang tuamu marah."
"Aku tidak dikasi bergaul dengan orang yang memakai tatto, apalagi seorang wanita."
"Eleehh...dasar kampungan!!" kata Devaly mencibir.
"Nona, Itu hak seorang individu, kita tidak boleh menjudge aturan orang lain. Harus saling menghormati prinsip orang lain." Rakhes menutup perdebatan itu dengan bijak.
Angin kecang membuat beberapa pohon roboh. Jalan menjadi tambah sulit ketika beberapa ruas jalan macet total. Adit memutar mobilnya mencari jalan lain. Rupanya jalan baru yang ditempuh lebih parah. Ada tanah longsor yang menutupi jalan. Aditya menjadi bingung. Akhirnya dia membelokan mobil ke sebuah bangunan kosong.
"Kita terjebak disini." kata Aditya dengan wajah kuyu. Lampu jalanan mati tertimpa pohon. Karena gelap jalanan menjadi sulit ditempuh. Dia takut ada pohon menimpa mobilnya.
"Dimana ini, kita belum makan dan kedinginan. Coba saja jalan perlahan atau cari jalan alternatif siapa tahu disana bagus jalannya." Thasy mulai kesal. Dia tidak cukup dengan satu burger, dia betul-betul kelaparan.
"Aku tidak mau diam disini, aku lapar juga dan ingin tidur nyenyak." Devaly ikut protes.
Rasa kecewa membelah jiwa, Devaly langsung turun dari mobil dengan wajah masam. Dia berlari kedalam rumah kosong itu. Hatinya panas mendengar mulut Aditya menyuruh rombongan berteduh disini.
"Devaly kenapa kamu berlari kesini, kita tetap di mobil, lebih aman. Adit memasukan mobil kesini supaya terhindar dari pohon-pohon yang rubuh. Cuma berteduh sebentar saja." kata Basabi mengejar Devaly.
"Kalian tidak memperhatikan aku, semua terbius dengan setan itu, aku yang mengajak kalian kesini. Kalian tidak tahu trimakasih." pekik Devaly marah. Tiba-tiba dia menampar Basabi dan Thasy.
"Devaly, kurang ajar kau, beraninya kau menamparku." Thasy balik menampar Devaly.
"Berhenti!! apa kalian sudah gila. Apa maksud kalian saling pukul, sudah jadi jagoan." Rakhes datang melerai.
"Jangan aku dipegang kalian setan semua, otak kalian dimana." teriak Devaly mengamuk.
"Devaly, bicara apa kau. Otak kau yang oleng, berani sekali kau menampar Thasy." Kenny datang membela Thasy. Dia mengajak Thasy ke mobil.
Abisheka dan Made ikut memberi pertolongan kepada Devaly. Dan anehnya Devaly semakin mengamuk dan berteriak tidak karuan.
"Aku merasa ada yang salah, lihat matanya seperti mau membunuhku." bisik Basabi ketakutan.
"Sepertinya dia kemasukan roh jahat Cepat pegang sebelum dia lari ke hutan." kata Made setengah teriak. Dia panik ketika Devaly menunjuk ke arah hutan yang berada di belakang bangunan itu.
"Cepat bawa naik ke mobil, disini gelap sekali takutnya ada ular." kata Aditya tenang. Dia sudah terbiasa dengan tamu-tamu yang bandel, bicara sembarangan dan akhirnya kesurupan.
"Devaly sadarlah, kamu tidak boleh lemah. Lawanlah pikiran marahmu dengan kekuatan yang ada di tubuh mu. Jangan mau di perbudak oleh bisikan setan yang menyuruhmu mengamuk." perintah Made sambil membantu Rakhes menggiring Devaly ke mobil.
"Aku tidak mau kerumahmu, aku mau diam disini." kata Devaly marah memakai bahasa Indonesia. Semua kaget dan heran, biasanya memakai bahasa Inggris, makanya mereka percaya kalau Devaly kemasukan roh jahat.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung. hormati orang lain
2023-03-13
4
APRILIA
di daerah2 tertentu memang tutur kata mesti dijaga, daripada kena imbasnya
2023-03-06
7
𝐂𝐈𝐌𝐔𝐓🌠 ✾ ⍣⃝కꫝ 🎸
kapokkk dev kerasukan
makanya bicara itu diatur percuma punya wajah cantik kalau bicaranya gak baik.
2023-02-27
4