Bab. 3

Pulau Bali memang kecil udaranya terasa kering, karena di kelilingi oleh laut. Sebelum mereka breakfast ke Restoran, Basabi mengajak teman- temannya menuju lobby. Sampai disana mereka tertawa.

"Hahaha...ternyata oh ternyata ini hanya ondel-ondel yang terbuat dari karton." kata Rakhes tertawa ngakak Mereka semua tertawa merasa lucu. Pantas mata ondel-ondel itu merah karena memakai lampu yang ada batrenya.

"Makanya jangan suka minum kalau mau kelayakan." kata Devaly mesem.

Akhirnya mereka kembali menuju Restoran. Sepanjang koridor mereka tersenyum mengingat kejadian tadi malam.

"Hallo...kapan kalian mau pentas?" dua orang bule menghampiri mereka.

"Kami tamu seperti kalian." jawab Rakhes tersenyum.

"Sangat cantik." puji mereka berdua dengan senyum tidak dimengerti.

"Trimakasih." sahut Basabi tidak senang, seolah mereka mengolok- olok pakaian Devaly dan temannya.

"Panas sekali udara disini, kalau Lama di pulau ini kita bisa gosong." keluh Devaly menatap Basabi.

"Tadi aku sudah jelaskan, tapi nona menolak berpakaian casual. Nona malah meminta berpakaian lengkap. Sekarang nona kepanasan. Lihat tamu-tamu lainnya, mereka hampir semua berpakaian khas Bali yang adem dan minim."

"Aku juga menyesal memakai Jas, disini orang berpakaian casual semua." Rakhes ikut nyeletuk.

"Malah bule-bule itu memakai kaos oblong dan ada juga yang telanjang dada. Wajah-wajah mereka merah padam terkena paparan matahari. Disini masih pagi sudah panasnya bukan main." Kenny juga mengeluh.

"Orang memandang kita bukan karena aku Miss Favorite Dunia, tapi karena dandananku memalukan dan wajahku yang berkeringat." gerutu Devaly menahan malu. Serta merta dia menghapus butiran keringat di wajahnya.

Sampai di Restoran mereka menjadi tontonan para tamu. Suasana cukup ramai, sampai ngantri. Menu pagi ini prasmanan. Mereka lalu mengambil piring dan memilih menu sesuai selera. Ada menu Kontinental dan Oriental.

Rakhes mencari tempat duduk di belakang, setelah duduk barulah senyum mereka mengembang. Dari tadi Devaly menahan tawa ketika ingat dengan pertanyaan dua orang bule yang tadi papasan. Kapan mau pentas? bule itu mungkin bercanda.

Hanya Basabi yang tenang karena pakaiannya casual dan modis, enak dipandang mata. Memang gadis itu sabar dan bijaksana. Mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Asalnya dari negeri China, tapi lama menetap di Los Angeles. Ketika dia mencari juru rias dan Asisten pribadi Basabi melamar dan diterima.

Akhirnya mereka buru-buru makan untuk menutupi rasa malu menjadi pusat perhatian. Walaupun menjadi Miss Favorite, tapi baru kali ini dia ke Bali. Begitu juga yang lain. Jadi tidak begitu mengenal alam disini yang sangat panas.

Selesai breakfast mereka kembali ke kamar hotel. Untungnya tamu hotel dan karyawan yang papasan dengan mereka tidak begitu peduli. Padahal yang datang Miss Favorite dan model Victori's Secret, biasanya orang ngantri untuk minta tanda tangan dan selfe. Tapi disini orang pada acuh. Apa orang disini sudah bosan melihat publik figure? ntahlah.

Sekitar pukul. 11.15 wita bell kamar berbunyi. Rakhes membuka pintu. Dia tersenyum senang melihat dua orang agen travel sudah datang. Dua orang iitupun 3i,i berpakaian gaul. Baju kaos abu-abu, celana pendek Cargo serta topi Eiger dan sepatu kets.

"Selamat pagi Tuan, apa semuanya sudah ready. Jika sudah siap, kita akan mulai perjalanan." sapa pria tampan yang ada didepan Rakhes.

"Apakah semua penduduk disini setampan anda?" tanya Rakhes menatap pemuda itu dengan kagum.

"Penilaian tampan dan cantik itu relatif Tuan. Aku juga menilai Tuan ganteng." jawab pria itu sopan.

"Namaku Rakhes dan kau?"

"Aditya Mahendradatha Suryaningrat dan ini temanku Made Tirta Utama."

"Nama yang panjang dan bagus ke dengaran, aku bingung memanggil."

"Panggil aku Adit dan temanku Made." ucap Aditya dengan bahasa Inggris yang fasih. Aditya fasih lima bahasa asing, karena dia dulu kuliah bisnis di Singapura, kerja ke Dubai, keliling sampai Maldives.

"Senang berkenalan denganmu, aku harap kamu akan mengajak kami ke obyek wisata yang indah, kami perlu refreshing supaya membuat otak kami rilax kembali."

"Anda tinggal riquest. Disini sudah ada daftar destinasi yang bisa kalian kunjungi. Kami siap mengantarkan kalian sampai ketempat tujuan. Tergantung keinginan kalian." sahut Aditya ramah.

Rakhes masuk kedalam memanggil Devaly dan teman yang lain. Mereka keluar lalu mengerubuti Aditya yang memberi pilihan mobil yang di pakai. Akhirnya mereka memilih satu mobil Van yang sudah di variasi dengan sangat mewah dan apik. Didalam mobil itu ada kulkas, tv, toilet, dan bed untuk istirahat.

"Sopir nya ganteng sekali." celetuk Thasy ketika mereka sudah berada di mobil. Hatinya meleleh melihat Aditya yang super macho.

"Kamu sudah lama menjadi sopir travel?" tanya Rakhes yang duduk disamping Aditya.

"Sudah lama." jawab Aditya pendek.

Sedangkan Made Tirta di belakang sibuk menjelaskan destinasi yang akan mereka kunjungi. Tidak luput dia digoda Kenny dan Thasy. Made yang sudah biasa melayani tamu, biasa saja, tidak terpengaruh. Dia sudah biasa dengan artis Korea dan manca negara.

Made mulai membagikan minuman ringan sesuai permintaan. Ada juga snack dan bermacam buah. Mobil Van ini dalamnya lengkap, seperti kamar. Ada kamar mandi, kulkas dan segala macam makanan beku yang tinggal dimasukkan ke dalam microwave.

"Susah sekali hidupmu adit, dari kecil kerja. Orang tuamu pasti tidak mampu menyekolahkanmu, sampai anaknya disuruh kerja."

"Bekerja itu ibadah, aku bersyukur punya kesempatan kerja, banyak orang yang butuh pekerjaan tapi tidak dapat. Setelah aku punya SIM, aku jadi sopir. Sebelumnya menjadi guide tidak tetap. Hari libur baru jadi guide." jelas Aditya asal.

"Ngenes sekali hidupmu, berarti dari masih sekolah sudah bekerja, terus orang tuamu ikut bekerja tidak? Jadi orang miskin pasti tidak enak." Devaly terus mencerca Adit dengan bahasa mengejek.

Tidak mengerti juga kenapa Devaly seperti jealous kepada Aditya. Latar belakang kehidupan Aditya terus di kulik, sayang sekali adit tidak mau meladeni. Dia banyak tersenyum mendengar ejekan Devaly yang asal bunyi. Jarang ada tamu sombong seperti Devaly, malah hampir tidak ada. Dia tidak begitu menanggapi.

"Biasalah nona, hidup harus bekerja. Tidak ada yang memaksaku untuk bekerja, tapi aku ingin mencari uang dan pengalaman, tentu orang tuaku terus bekerja sampai sekarang." kata Adit datar.

"Kamu sungguh hebat Adit, semoga kedepannya hidupmu lebih sukses. Tidak menjadi sopir saja, tapi punya usaha bisnis yang maju." Rakhes ikut nimbrung.

"Trimakasih Rakhes aku perlu suport dari orang-orang sepertimu." sahut Aditya merendah.

"Adit, kau tidak mungkin bisa seperti Rakhes atau aku. Aku dari kota yang sudah maju, kami sering berlibur keluar negeri, sudah biasa keluar masuk Bar, dan Club malam. Makan mewah di Restoran mahal dan hidup bertaburan uang. Sedangkan kamu mana mungkin punya uang banyak." Devaly kembali songong.

"Mana bisa aku menandingi kalian, hidupku pas-pasan, pas mau, pas ada. Ngomong-ngomong nona kerja dimana, cantik seperti selebriti." ucap Aditya basa basi, padahal dia sudah tahu identitas Devaly.

"Kau tidak tahu Adit, ini nona Ratna Devaly Manggali, baru dinobatkan menjadi Miss Favorite Dunia. Akulah Managernya dan Basabi Pharadesi asisten pribadi. Sedangkan Kenny dan Thasy model dunia, juga teman karibnya. Terakhir Abisheka Kumar sebagai pengawal nona Devi." jelas Rakhes memperkenalkan temannya satu persatu.

"Kalian orang-orang hebat, aku salut dengan kalian. Berapa hari kalian akan berada di Bali?"

"Acara kami padat, paling seminggu disini. Setelah itu kami akan bekerja kembali dan pesta. Mimpiku akan menjadi kenyataan. Tidak lama lagi aku akan menjadi artis terkenal. Itu cita-cita dari kecil." ucap gadis itu dengan rasa bangga.

"Selamat nona Devaly, aku sangat kagum melihat perjuanganmu dari dulu. Jika nona sukses saat ini, itu semata-mata karena jerih payah nona selama ini." kata Basabi datar.

"Tidak terasa perjalanan kita sudah sampai. Kita akan turun di Tampak Siring, Tirta Empul dulu, setelah itu baru kita melanjutkan ke Pura diatas awan." kata Made bersemangat.

Mobil mengambil jalan turun sedikit supaya bisa parkir. Akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Ramai sekali, turis Internasional memenuhi tempat parkir. Sementara Adit sibuk memarkir mobil, Made bergegas turun mengajak para tamu ketempat penyewaan kain dan selendang.

"Maaf Tuan, nona. Kita diwajibkan harus memakai kain dan selendang supaya bisa masuk ke permandian." kata Made membagikan kain dan selendang satu persatu.

*****

Terpopuler

Comments

Cherryl⚘⍣⃝కꫝ 🎸

Cherryl⚘⍣⃝కꫝ 🎸

namanya pegawai travelnya keren.
ini pegawai travel apa yg punya travel😁

mau berangkat hati2 patuhi aturan disana jangan samakan bali dgn tour ke negara2 lain

2023-03-21

5

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

jangan terlalu angkuh devaly

2023-03-13

4

🌹ᴀʏʀᴀ 🅽 🅷💕💕

🌹ᴀʏʀᴀ 🅽 🅷💕💕

bali yg aku tahu memang tempat destinasi yg sangat indah..
baik darat maupun lautnya..
dan juga sangat sakral dan kental dgn adat istiadatnya

2023-02-23

5

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 101 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!