Beban yang Dipikul Belia

Pagi menjelang, seperti biasa Belia memulai hari dari jam empat Subuh. Sebelum azan Subuh berkumandang, Belia bersih-bersih dahulu, nyapu dan ngepel. Setelah itu memasak nasi dan menghangatkan pindang ikan patin pemberian Mak Susi. Makanan satu ini favorit suaminya. Belia sudah tahu kesukaan Muntaz apa saja. Terlebih pempek, walaupun Muntaz asli *wong kito*, akan tetapi dia selalu hobi makan pempek.

Belia sebetulnya sudah bisa membuat pempek, belajar dari Mak Susi. Bahan dan takarannya saja sudah paham. Pernah suatu kali bikin sesuai resep dari mertuanya. Namun saat sudah matang dan Muntaz mencicipinya, Muntaz langsung memuntahkannya.

"Apa yang kau buat ini, pempek macam belacan, asin. Kalau tidak bisa jangan buat. Mau kau racun suami kau ini!" gerutunya suatu kali sembari berjingkat meninggalkan Belia yang terpaku. Sejak saat itu Muntaz hanya mau makan pempek buatan Mak Susi.

Belia meraih mukena dan melaksanakan sholat subuh di luar kamar. Saat melihat suaminya masih nyenyak, ingin rasanya membangunkan untuk Subuh bersama, akan tetapi Belia sudah kapok, sebab Muntaz hanya akan terbangun disaat alarm HPnya menunjukkan pukul 5.30. Itulah makanya Muntaz selalu kesiangan sholat Subuh. Belia hanya bisa kesal dalam hati melihat suaminya seperti ini. Imam tapi tidak pernah jadi imam dalam sholatnya.

Belia menyudahi sholatnya dan segera berkemas, dia juga hari ini bekerja seperti biasa. Muntaz keluar kamar dengan baju kerja yang dikenakannya, tentunya baju yang sudah rapi dan wangi yang sudah disiapkan Belia. Melihat Muntaz seperti itu, terbitlah senyum di bibir Belia. Belia bersyukur masih bisa menyiapkan dan memperhatikan suaminya meskipun Muntaz terlalu cuek padanya.

"Kau bilang apa sama Mamak, kau ngadu ya? Jangan mentang-mentang Mamak sayang kau, kau boleh seenak jidat jenong kau ngadu, aku tidak suka perempuan pengadu macam kau." Tiba-tiba Muntaz menghardik Belia tanpa sebab. Belia melongo dan kaget, dia tidak paham maksud suaminya.

"Mengadu apa, Bang? Belia tidak merasa mengadu," sangkal Belia dengan muka yang sudah pias. Dia takut Muntaz marah dan membentaknya, seperti kebiasaannya.

"Jangan menyangkal, aku tahu kau bilang Mamak bahwa aku belum pulang tadi malam," tuduhnya. Belia baru sadar, rupanya itu alasan Muntaz marah. Belia merasa bersalah, namun mau berbuat apalagi, toh dia sudah terlanjur bilang bahwa suaminya belum pulang tadi malam saat Mak Susi menanyakan Muntaz.

"Belia minta maaf, Belia hanya spontan menjawab," jawab Belia menunduk.

"Alasan kau. Kau itu memang pengen puas supaya aku dimarah Mamak, dasar tidak berguna," hardiknya seraya berjingkat. Belia mengusap dadanya yang tiba-tiba sakit, dia sama sekali tidak bermaksud membuat suaminya dimarah Mamak mertuanya.

"Belia tidak bermaksud seperti itu Bang, Belia hanya spontan menjawab dan tidak kepikiran untuk berbohong," jawab Belia lagi, mulai terisak. Walaupun Muntaz tidak pernah melayangkan kekerasan fisik, namun ucapannya mampu membuat Belia sakit.

"Alahhh, munafik, bermuka dua, kalau saja karena bukan Mamak aku, aku sudah malas melanjutkan rumah tangga bersamamu," ucap Muntaz seraya membanting pintu.

"Woy, *ngapo* (kenapa) nih? Pagi-pagi mau *begawe* (bekerja), kau marah-marah. Apo yang kau *masalahke* (masalahkan)?" Tiba-tiba Mak Susi datang memergoki Muntaz yang sedang marah membanting pintu, sambil meletakkan kantong kresek di meja. Belia dan Muntaz sontak terkejut terutama Muntaz.

Muntaz menghampiri Mak Susi seraya menyambutnya. "Ngapo kau marahi bini kau, ado salah apo, dio?" Mak Susi yang disambut langsung menyerang Muntaz. "Aku tahu, kau marahi bini kau gara-gara dio bilang kau belum balik tadi malam, kan? Benarlah tuh, kau belum balik. Aku tahu dan aku mergoki kau berduaan di kafe Ceria dengan si Novi mantan pacar kau tu lah. Hati-hati kau ya, jangan dekati si Novi kalau tidak ingin celaka!" peringat Mak Susi panjang lebar tanpa disembunyikan lagi kelakuan Muntaz di depan Belia.

Belia terhenyak mendengar perkataan Mak Susi barusan, yang mengungkapkan bahwa Muntaz ketahuan berduaan di kafe Ceria bersama mantan pacarnya dulu yang bernama Novi. Rupanya Muntaz pergi sore itu hanya untuk berduaan dengan mantan pacarnya. Sedih hati Belia, walau dia tidak pernah dicintai atau tidak berharap banyak akan dicintai Muntaz, tapi jika mendengar Muntaz dekat lagi dengan Novi mantan pacarnya, rasanya hati Belia lebih sakit daripada sembilu.

"Kau ketahuan lagi jalan sama si Novi, tahu rasa aku laporkan Abang kau. Biar Abang kau yang kasih pelajaran. Mati sekalian aku tidak peduli daripada punya anak menyakiti hati perempuan," ancam Mak Susi serius membuat Muntaz bergidik ngeri. Sebab seperti yang telah diketahuinya, Abangnya yang seorang Tentara akan bertindak tegas apabila kelakuan adik-adiknya diluar jalur terutama jika menyakiti seorang perempuan, terlebih seorang istri.

Muntaz menunduk dia merasa takut akan ancaman Mak Susi. Dia memang sudah ketahuan berduaan dengan Novi di kafe Ceria. Jadi alasan apa lagi yang mesti dia buat untuk menyangkal?

"Jadi, jangan kau tuduh Bela yang sudah mengadu. Sebab tanpa dia mengadu aku sudah tahu kelakuan kau. Mulai sekarang lupakan si Novi, jangan sampai kena jeratnya. Dio hanya mau duit kau bae, karena sekarang ini dio lagi ado masalah sama lakinyo, itu sebabnyo dio mengejar kau kembali," ungkap Mak Susi seperti sudah tahu seperti apa kelakuan Novi mantan pacar Muntaz sebelum menikahi Belia.

"Aku datang kesini, mau kasih pempek ini buat kau samo Bela. Tapi, malah mendengar kau bentak-bentak Bela. Mamak tidak suka ya, kau bentak-bentak Bela. Kalau kau sudah tidak suka Bela, balikkan dia sama *wong tuonyo*," ujar Mak Susi masih kesal. Muntaz diam tidak berani melawan Mak Susi. Memang dalam hal ini Muntaz tidak pernah melawan orang tua. Sekali dimarah dia akan menunduk.

"Taz, pergi Mak. Assalamu'alaikum!" Muntaz berdiri, untuk menghindari amukan Mak Susi lebih lanjut, terpaksa dia pergi sebelum waktunya tanpa sarapan seperti biasanya. Muntaz pergi tanpa melihat Belia sang istri. Belia berdiri dan mengejar Muntaz.

"Abanggg, sarapan dulu!" teriak Belia memanggil Muntaz untuk sarapan. Muntaz menatap kesal ke arah Belia. Lalu dia berlalu bersama N-Maxnya dengan deruman yang keras. Seketika debu-debu halaman rumah berterbangan ke segala arah bersama menjauhnya motor yang dijalankan Muntaz. Belia menatap sedih ke arah suaminya yang semakin menjauh.

Mak Susi menghampiri menantunya, dia sudah mencium gelagat Muntaz yang tidak mencintai Belia menantunya sejak sebulan pernikahannya. Namun Mak Susi berharap seiring berjalannya waktu, akan hadir cinta antara keduanya, terutama pada Muntaz anaknya.

"Maafkan Mamak Bela, mungkin kau berpikir kami para *wong tuo* telah menjerumuskan pada rasa benci satu sama lain, dengan menjodohkan kalian. Tapi, Mamak harap kau tidak menyerah, Mamak ingin kau terus asah *lading* itu sampai tajam, dan kau gerus batu itu dengan *banyu* sampai ambrol," tutur Mak Susi penuh rasa sesal dengan mata berkaca-kaca. Mak Susi lebih suka memanggil Belia dengan Bela, oleh karena itu dia memanggil Belia dengan Bela.

Hati Belia perih mendengar ucapan Mak Susi, sebuah kalimat perumpamaan untuknya bagai beban di pundak yang harus dia pikul. Tidak mudah baginya meluluhkan kekerasan hati Muntaz, suaminya.

"*Belia tidak tahu Mak, apakah Belia sanggup* *atau tidak dengan beban yang Mamak pikulkan* *untuk Belia*." Hati Belia mendesah lelah.

Notes; Sekali lagi Author mau menjelaskan karena latarnya di Sumsel (Palembang), jadi jika Author menggunakan sedikit bahas setempat jgn puyeng ya, dibawah ini ada sedikit kosa kata bahasa setempat dengan artinya. Jika keliru mohon koreksi.

Ngapo \= kenapa

masalahke \= masalahkan

begawe \= bekerja

dio \= dia

wong kito \= orang kita (sebutan bagi orang Sumsel)

wong tuo \= orang tua

lading \= pisau

banyu \= air

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

keren banget ini tjor

2023-02-14

2

auliasiamatir

auliasiamatir

hajar mak...


pempek nyo bagi jugo lah buat aku ko mak

2023-02-14

1

Lee

Lee

Ih. snengnya bisa bhsa daerah lainnya... bhsanya hmpir sma dgn medan y kak. sodara sya ada d.medan..

2023-01-26

2

lihat semua
Episodes
1 Sekilas Tentang Pernikahan Belia
2 Kesedihan Belia
3 Bertemu Novi
4 Beban yang Dipikul Belia
5 Menjalankan Beban yang Dipikul
6 Belia Bahagia Di Mata Keluarga
7 Kehormatan Suami
8 Berusaha Tegar
9 Kecewa Belia
10 Rencana Belia 1
11 Rencana Belia 2 (Sia-sia)
12 Belia Sakit
13 Setitik Harapan
14 Belia yang Berubah
15 Jarak Aman
16 Pertengkaran
17 Bab 17 Sisa Pertengkaran Semalam
18 Bab 18 Membiarkan Muntaz Memohon
19 Belia yang Sempurna
20 Ciuman sebagai Hukuman
21 Bab 21 Getaran Cinta di Pulau Kemaro
22 Bab 22 Serangan Telak Mak Susi
23 Bab 23 Muntaz Ngamuk
24 Bab 24 Hutang Makan dan Numpang Tidur
25 Bab 25 Terbayar Sudah
26 Bab 26 Mengancam Najid
27 Bab 27 Membujuk Belia
28 Bab 28 Perubahan Sikap Najid
29 Bab 29 Menemui Novi
30 Bab 30 Aku Tidak Berselingkuh
31 Bab 31 Mengakhiri Rumah Tangga
32 Bab 32 Keinginan Mak Susi
33 Bab 33 Pergauli Tanpa Jarak Aman
34 Bab 34 Kecewa Belia
35 Bab 35 Firasat Belia
36 Bab 36 Kebohongan Muntaz
37 Bab 37 Kena Bogem Mentah
38 Bab 38 Rasa Puas Belia
39 Bab 39 Harapan Muntaz
40 Bab 40 Kedatangan Belia ke RS
41 Bab 41 Ngertiin Aku, Bel
42 Bab 42 Menjaga Muntaz
43 Bab 43 Gagal
44 Bab 44 Di Pernikahan Zikri
45 Bab 45 Rupa-rupa di Pernikahan Zikri
46 Bab 46 Obat Pelayanan pada Suami
47 Bab 47 Beruntung tidak Hambar
48 Bab 48 Morning Kiss
49 Bab 49 Sikap Diam Belia
50 Bab 50 Aku Sungguh-sungguh Mencintaimu
51 Bab 51 Membuat Novi Cemburu
52 Bab 52 Ulah Novi
53 Bab 53 Membuat Novi Tersudut
54 Bab 54
55 Bab 55 Usaha Muntaz Meraih Kehangatan Belia
56 Bab 56 Kecelakaan
57 Bab 57 Muntaz Menyadari Ketulusan Belia
58 Bab 58 Meminta Ganti Rugi
59 Bab 59 Gelora Cinta
60 Bab 60 Kehamilan Belia
61 Bab 61 Kehamilan Belia Yang Belum Diketahui Muntaz
62 Bab 62 Manja
63 Bab 63 Muntaz yang Bahagia
64 Bab 64 Ngidam Seblak
65 Bab 65 Kabar Bahagia Sela
66 Bab 66 Belia Yang Tidak Manja dan Tangguh
67 Bab 67 Perhatian Dan Kasih Sayang Muntaz
68 Bab 68 Melahirkan
69 Bab 69 Ratazka Aliandra
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Sekilas Tentang Pernikahan Belia
2
Kesedihan Belia
3
Bertemu Novi
4
Beban yang Dipikul Belia
5
Menjalankan Beban yang Dipikul
6
Belia Bahagia Di Mata Keluarga
7
Kehormatan Suami
8
Berusaha Tegar
9
Kecewa Belia
10
Rencana Belia 1
11
Rencana Belia 2 (Sia-sia)
12
Belia Sakit
13
Setitik Harapan
14
Belia yang Berubah
15
Jarak Aman
16
Pertengkaran
17
Bab 17 Sisa Pertengkaran Semalam
18
Bab 18 Membiarkan Muntaz Memohon
19
Belia yang Sempurna
20
Ciuman sebagai Hukuman
21
Bab 21 Getaran Cinta di Pulau Kemaro
22
Bab 22 Serangan Telak Mak Susi
23
Bab 23 Muntaz Ngamuk
24
Bab 24 Hutang Makan dan Numpang Tidur
25
Bab 25 Terbayar Sudah
26
Bab 26 Mengancam Najid
27
Bab 27 Membujuk Belia
28
Bab 28 Perubahan Sikap Najid
29
Bab 29 Menemui Novi
30
Bab 30 Aku Tidak Berselingkuh
31
Bab 31 Mengakhiri Rumah Tangga
32
Bab 32 Keinginan Mak Susi
33
Bab 33 Pergauli Tanpa Jarak Aman
34
Bab 34 Kecewa Belia
35
Bab 35 Firasat Belia
36
Bab 36 Kebohongan Muntaz
37
Bab 37 Kena Bogem Mentah
38
Bab 38 Rasa Puas Belia
39
Bab 39 Harapan Muntaz
40
Bab 40 Kedatangan Belia ke RS
41
Bab 41 Ngertiin Aku, Bel
42
Bab 42 Menjaga Muntaz
43
Bab 43 Gagal
44
Bab 44 Di Pernikahan Zikri
45
Bab 45 Rupa-rupa di Pernikahan Zikri
46
Bab 46 Obat Pelayanan pada Suami
47
Bab 47 Beruntung tidak Hambar
48
Bab 48 Morning Kiss
49
Bab 49 Sikap Diam Belia
50
Bab 50 Aku Sungguh-sungguh Mencintaimu
51
Bab 51 Membuat Novi Cemburu
52
Bab 52 Ulah Novi
53
Bab 53 Membuat Novi Tersudut
54
Bab 54
55
Bab 55 Usaha Muntaz Meraih Kehangatan Belia
56
Bab 56 Kecelakaan
57
Bab 57 Muntaz Menyadari Ketulusan Belia
58
Bab 58 Meminta Ganti Rugi
59
Bab 59 Gelora Cinta
60
Bab 60 Kehamilan Belia
61
Bab 61 Kehamilan Belia Yang Belum Diketahui Muntaz
62
Bab 62 Manja
63
Bab 63 Muntaz yang Bahagia
64
Bab 64 Ngidam Seblak
65
Bab 65 Kabar Bahagia Sela
66
Bab 66 Belia Yang Tidak Manja dan Tangguh
67
Bab 67 Perhatian Dan Kasih Sayang Muntaz
68
Bab 68 Melahirkan
69
Bab 69 Ratazka Aliandra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!