Bertemu Novi

Malam semakin larut, Belia sudah mengantuk, tapi Muntaz belum pulang juga. Belia mencoba menghubungi Muntaz, namun Muntaz tidak menjawab telponnya. "Kemana Bang Muntaz sampai malam begini belum pulang, tidak biasanya?" guman Belia resah. Tiba-tiba telpon WA Belia berdering, Belia girang dia berharap yang menghubungi adalah suaminya. Namun saat dilihat rupanya Mak Susi, Ibu mertuanya.

"Assalamu'alaikum, Mak. Ada apa Mak?" Bela menyahut.

"Bela, apakah suami Kau lah balek?"

"Belum, Mak. Kenapo, Mak?"

"Idak, yo sudah. Kau tidurlah Bel, jangan lupa kunci rumah. Kalau kau lah ngantuk, tidurlah jangan tunggu suami kau." Mamak mengakhiri panggilannya sebelum Belia mengucapkan salam.

Belia menyimpan Hpnya di meja dengan perasaan yang gundah gulana. Perasaannya tidak menentu karena memikirkan Muntaz suaminya yang tidak kunjung pulang.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, Belia sudah sangat ngantuk, akhirnya Belia mengirimkan pesan WA pada Muntaz.

"Assalamu'alaikum! Bang, kenapa belum pulang? Tadi Mamak menghubungi Belia dan menanyakan Abang, Belia jawab seadanya bahwa Abang belum pulang. Sekarang Belia sudah mengantuk, kunci rumah Belia simpan di atas ventilasi." Pesan WA terkirim, namun belum dibaca.

Belia segera beranjak, setelah mengunci pintu. Memasuki kamar dan merebahkan diri di ranjang yang biasa dia tempati dirinya dan Muntaz. Setelah berada di ranjang, rasa kantuk Belia mendadak hilang. Pikirannya menuju pada Muntaz, Belia merasa khawatir akan keberadaan Muntaz. "Kemana, Abang perginya, Bang?"

Rasa sakit hati akibat sikap Muntaz selama ini, kini menari-nari di pelupuk mata. Ingin rasanya Belia tidak peduli dengan Muntaz, namun kebaikan mertuanya kembali menyurutkan rasa putus asa menghadapi sikap Muntaz yang terlalu cuek padanya.

Setengah jam menanggung gundah gulana, Belia memaksa matanya untuk terpejam, namun entah kenapa matanya kini susah dipejamkan. Sampai terdengar deru motor N-MAX suaminya di depan rumah, kemudian pintu yang dibuka. Setelah itu Belia sudah bisa menebak, Muntaz kini sedang memasukkan N-MAXnya ke dalam.

Sebelum suaminya masuk kamar, Belia membenahi dirinya untuk pura-pura tertidur pulas. Dengan tubuh yang menyamping menghadap tembok, Belia mengatur nafasnya seakan benar-benar tidur.

Muntaz mulai memasuki kamar dan membuka pintu. Dilihatnya Belia sudah tertidur lelap. Sejenak ditatapnya punggung perempuan muda yang sudah dinikahinya selama enam bulan ini. Muntaz menghela nafas dalam kemudian dia berlalu menuju kamar mandi. Sepertinya Muntaz membersihkan diri.

Belia menggeliatkan badannya, mengatur posisi yang membuatnya nyaman. Sejak berpura-pura tidur tadi dengan posisi menyamping kiri, rasanya tubuhnya terasa pegal. Belia memang saat tidur selalu merubah posisi tidurnya, entah ke samping kiri, kanan atau telentang. Saat ini dia merubah posisi tubuhnya dengan telentang. Untuk sekedar merilekskan tubuhnya dari rasa pegal.

Belum sampai Belia merubah posisi tidurnya kembali dengan menyamping kiri, Muntaz sudah terlebih dahulu keluar kamar mandi. Belia menyesal kenapa tadi dia terlambat merubah posisi tubuhnya kembali ke arah kiri.

Kini Muntaz mulai menaiki ranjang setelah mematikan saklar lampu dan menggantinya dengan lampu meja lima watt. Perlahan Muntaz mendekati Belia, dilihatnya Belia benar-benar pulas meskipun kini telah merubah posisi tidurnya. Muntaz menarik nafasnya dalam, kemudian mulai merebahkan tubuhnya di ranjang.

Bayang-bayang kebersamaannya dengan Novi tadi sore, kini hadir kembali di pelupuk matanya. Rupanya Muntaz tadi sore bertemu Novi, mantan kekasihnya yang dulu meninggalkannya demi menikah dengan bos reparasi jok terbesar di kotanya. Novi kembali ke tempat kelahirannya dua hari yang lalu, dan langsung menghubungi Muntaz lelaki yang dulu ditinggalkannya.

Novi tiba-tiba menghubungi Muntaz setelah dua tahun setengah memilih pergi meninggalkan Muntaz demi menikah dengan lelaki lain. Novi kembali, entah dengan tujuan apa. Padahal status dia masih istri orang.

Seakan gayung bersambut, Muntaz yang hatinya masih sedikit ada tersisa rasa pada Novi, tergugu dan mengikuti ajakan Novi untuk bertemu.

Sore itu Muntaz menemui Novi di cafe yang sudah mereka janjian.

Saat bertemu Novi, Muntaz sedikit terkejut melihat Novi. Novi kini semakin menor dan sangat bergaya dengan pakaian yang sedikit kurang bahan. Tidak seperti Novi yang dia kenal dua tahun yang lalu.

Walau demikian Muntaz duduk dengan bahagia menghadap Novi. Pertemuan kali ini benar-benar membuat Muntaz kembali ke masa dua tahun yang lalu saat dia masih menjadi kekasih Novi.

Novi yang ceria menceritakan bahwa kehidupan rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja sekarang. Dia bahkan bilang, bahwa dia sebentar lagi akan berpisah dengan suaminya, sebab suaminya terlalu mengekangnya dan sedikit tempramen. Muntaz mendengarkan dengan senang hati dan senyum mengembang ketika mendengar bahwa Novi akan berpisah dengan suaminya.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

sabar yo belia, Alhamdulillah dapat mertuo baek, walau pun laki kau cuek.

2023-02-14

1

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Mampir lagi

2023-01-27

1

Lee

Lee

Haduh..Muntaz terjerat rayuan Novi...kasihan Belia..

2023-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 Sekilas Tentang Pernikahan Belia
2 Kesedihan Belia
3 Bertemu Novi
4 Beban yang Dipikul Belia
5 Menjalankan Beban yang Dipikul
6 Belia Bahagia Di Mata Keluarga
7 Kehormatan Suami
8 Berusaha Tegar
9 Kecewa Belia
10 Rencana Belia 1
11 Rencana Belia 2 (Sia-sia)
12 Belia Sakit
13 Setitik Harapan
14 Belia yang Berubah
15 Jarak Aman
16 Pertengkaran
17 Bab 17 Sisa Pertengkaran Semalam
18 Bab 18 Membiarkan Muntaz Memohon
19 Belia yang Sempurna
20 Ciuman sebagai Hukuman
21 Bab 21 Getaran Cinta di Pulau Kemaro
22 Bab 22 Serangan Telak Mak Susi
23 Bab 23 Muntaz Ngamuk
24 Bab 24 Hutang Makan dan Numpang Tidur
25 Bab 25 Terbayar Sudah
26 Bab 26 Mengancam Najid
27 Bab 27 Membujuk Belia
28 Bab 28 Perubahan Sikap Najid
29 Bab 29 Menemui Novi
30 Bab 30 Aku Tidak Berselingkuh
31 Bab 31 Mengakhiri Rumah Tangga
32 Bab 32 Keinginan Mak Susi
33 Bab 33 Pergauli Tanpa Jarak Aman
34 Bab 34 Kecewa Belia
35 Bab 35 Firasat Belia
36 Bab 36 Kebohongan Muntaz
37 Bab 37 Kena Bogem Mentah
38 Bab 38 Rasa Puas Belia
39 Bab 39 Harapan Muntaz
40 Bab 40 Kedatangan Belia ke RS
41 Bab 41 Ngertiin Aku, Bel
42 Bab 42 Menjaga Muntaz
43 Bab 43 Gagal
44 Bab 44 Di Pernikahan Zikri
45 Bab 45 Rupa-rupa di Pernikahan Zikri
46 Bab 46 Obat Pelayanan pada Suami
47 Bab 47 Beruntung tidak Hambar
48 Bab 48 Morning Kiss
49 Bab 49 Sikap Diam Belia
50 Bab 50 Aku Sungguh-sungguh Mencintaimu
51 Bab 51 Membuat Novi Cemburu
52 Bab 52 Ulah Novi
53 Bab 53 Membuat Novi Tersudut
54 Bab 54
55 Bab 55 Usaha Muntaz Meraih Kehangatan Belia
56 Bab 56 Kecelakaan
57 Bab 57 Muntaz Menyadari Ketulusan Belia
58 Bab 58 Meminta Ganti Rugi
59 Bab 59 Gelora Cinta
60 Bab 60 Kehamilan Belia
61 Bab 61 Kehamilan Belia Yang Belum Diketahui Muntaz
62 Bab 62 Manja
63 Bab 63 Muntaz yang Bahagia
64 Bab 64 Ngidam Seblak
65 Bab 65 Kabar Bahagia Sela
66 Bab 66 Belia Yang Tidak Manja dan Tangguh
67 Bab 67 Perhatian Dan Kasih Sayang Muntaz
68 Bab 68 Melahirkan
69 Bab 69 Ratazka Aliandra
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Sekilas Tentang Pernikahan Belia
2
Kesedihan Belia
3
Bertemu Novi
4
Beban yang Dipikul Belia
5
Menjalankan Beban yang Dipikul
6
Belia Bahagia Di Mata Keluarga
7
Kehormatan Suami
8
Berusaha Tegar
9
Kecewa Belia
10
Rencana Belia 1
11
Rencana Belia 2 (Sia-sia)
12
Belia Sakit
13
Setitik Harapan
14
Belia yang Berubah
15
Jarak Aman
16
Pertengkaran
17
Bab 17 Sisa Pertengkaran Semalam
18
Bab 18 Membiarkan Muntaz Memohon
19
Belia yang Sempurna
20
Ciuman sebagai Hukuman
21
Bab 21 Getaran Cinta di Pulau Kemaro
22
Bab 22 Serangan Telak Mak Susi
23
Bab 23 Muntaz Ngamuk
24
Bab 24 Hutang Makan dan Numpang Tidur
25
Bab 25 Terbayar Sudah
26
Bab 26 Mengancam Najid
27
Bab 27 Membujuk Belia
28
Bab 28 Perubahan Sikap Najid
29
Bab 29 Menemui Novi
30
Bab 30 Aku Tidak Berselingkuh
31
Bab 31 Mengakhiri Rumah Tangga
32
Bab 32 Keinginan Mak Susi
33
Bab 33 Pergauli Tanpa Jarak Aman
34
Bab 34 Kecewa Belia
35
Bab 35 Firasat Belia
36
Bab 36 Kebohongan Muntaz
37
Bab 37 Kena Bogem Mentah
38
Bab 38 Rasa Puas Belia
39
Bab 39 Harapan Muntaz
40
Bab 40 Kedatangan Belia ke RS
41
Bab 41 Ngertiin Aku, Bel
42
Bab 42 Menjaga Muntaz
43
Bab 43 Gagal
44
Bab 44 Di Pernikahan Zikri
45
Bab 45 Rupa-rupa di Pernikahan Zikri
46
Bab 46 Obat Pelayanan pada Suami
47
Bab 47 Beruntung tidak Hambar
48
Bab 48 Morning Kiss
49
Bab 49 Sikap Diam Belia
50
Bab 50 Aku Sungguh-sungguh Mencintaimu
51
Bab 51 Membuat Novi Cemburu
52
Bab 52 Ulah Novi
53
Bab 53 Membuat Novi Tersudut
54
Bab 54
55
Bab 55 Usaha Muntaz Meraih Kehangatan Belia
56
Bab 56 Kecelakaan
57
Bab 57 Muntaz Menyadari Ketulusan Belia
58
Bab 58 Meminta Ganti Rugi
59
Bab 59 Gelora Cinta
60
Bab 60 Kehamilan Belia
61
Bab 61 Kehamilan Belia Yang Belum Diketahui Muntaz
62
Bab 62 Manja
63
Bab 63 Muntaz yang Bahagia
64
Bab 64 Ngidam Seblak
65
Bab 65 Kabar Bahagia Sela
66
Bab 66 Belia Yang Tidak Manja dan Tangguh
67
Bab 67 Perhatian Dan Kasih Sayang Muntaz
68
Bab 68 Melahirkan
69
Bab 69 Ratazka Aliandra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!