Rahang yang mengeras terlihat begitu memperlihatkan betapa tegangnya wajah Alex sekarang. Bagaimana bisa orang yang diminta bertanggung jawab mengurus Tonic malah tidak becus.
Tidak bisa Alex maafkan jika Tonic terluka sangat parah saat Alex liat dan sampai nanti.
Dengan kecepatan diatas rata-rata biasa Alex mengemudi. Mobil yang ia kendarai sampai ke kandang kuda dan terparkir dengan tepat didepan kandang khusus milik kuda keluarga Garendra. Turun dari mobil bergegas melangkah masuk saat itu ia melihat pak Yon disana melihat ke dalam kandang Tonic dan berdiri dengan kaku didepan kandang.
Mendengar suara mobil dan langkah kaki dari Alex Pak Yon langsung ketakutan. Ia melangkah agak perlahan menjauh dari depan kandang Tonic.
Alex melangkah masuk.
"Sejak kapan ia begini." Alex tak mengalihkan pandangannya dari kudanya.
"Sejak pukul delapan setelah Tuan pergi dari sini." Jelas Pak Yon lalu kembali tertunduk takut.
"Siapa yang betanggung jawab ia seperti ini, Ada yang membawanya keluar bukan?" Tak menghiraukan keberadaan Nayla disana. Nayla menatap tajam sekaligus heran.
"Apa? siapa lagi yang kau cari kau tak melihatku," ucap Nayla pelan.
Alex menatap marah Pak Yon. Seketika menatap kesal Nayla.
"Kau.. siapa kau yang ikut datang dan menyentuh kudaku?"
"Tonic sudah aku urus sangat Lama." Nayla menatap tajam.
"Kau membuatnua terluka parah, sombong sekali sudah tahu salah."
"Aku tidak tahu hal itu."
"Heh Nona, Kau itu mengurus kuda bukan mengurus gajimu, bekerja dengan baik."
Nayla terkejut.
"Apa!.."
"Iyaa.. Kau hanya makan gaji buta." Marah omelan Alex membuat Nayla terus di salahkan.
"Aku bekerja dengan baik, Kau siapa bisa bisanya membuatku selalu salah terus."
"Kau yang tidak mengerti." Sudah hampir mencapai batas kemarahan Alex.
Saling menatapencari celah kesalahan yang lebih besar sampai akhirnya Alex menarik paksa Nayla dengan kasar dan sampai sepatu juga gelang tangannya lepas.
Alex membawa Nayla ke dalam gudang pelana kuda dan melemparnya masuk ke tumpukan pakan kuda sampai lututnya lecet.
"Kau itu sudah bekerja dengan keluarga Garendra berapa tahun?"
"Kau tidak tahu aku dan kau bertanya aku bekerja berapa tahun, Hay Tuan."
Nayla mendekat dengan wajah marahnya dan itu membuat Alex lebih kesal dengan tatapan berani dari Nayla.
"Aku bertanya dan kau malah mengalihkannya?"
Nayla lebih tajam menatap Alex.
"Kau.. yang aneh, kau siapa? Kenapa kau memarahi mereka menyalahkan yang mengurus Tonic, Kau sadar jika namanya hewan pasti akan mengamuk jika gelisah dan tak nyaman jika sudah terluka ya sudah, sebagai penjaganya yang merawat hanya jalan keluarnya," jelasnya dengan emosi.
Alex semakin marah, "siapa kau beraninya membentakku hah!"
Nayla lebih berani lagi seketika Alex berbalik badan dan pergi lalu menutup pintu gudang.
"Haay.. Ya.. buka buka pintunya, Yaa!" Memukul menendang dan berusaha mendobrak tapi, badan kecil Nayla benar tak membantunya membuka pintu.
Alex menutupnya dengan kunci gembok sekalian. Tak lama datang dua orang berbadan besar.
"Tuan."
"Kalian berdua jaga gudang ini sampai aku kembali."
Nayla sempat menguping pembicaraan diluar.
"Apa yang orang gila itu bilang, Kenapa aku di kurung, apa salahku."
"Heey.. buka, kau buka pintunya, Kau tidak bisa mengurungku! Keluarkan aku cepat buka!"
Alex menahan emosinya memejamkan matanya sebentar dan menatap tajam kedua orang didepannya lalu berjalan pergi meninggalkan keduanya.
Seketika melihat tambang dan kursi di dekat mobilnya.
"Buka pintunya." Perintah Alex pada kedua penjaganya dan seketika terbuka dengan Alex yang membawa tali juga kursi.
Nayla yang melihat pintu terbuka seketika mundur kebelakang cepat.
"Mau apa kau?" Alex tak menjawab dan terus masuk kedalam.
Kursi lipat dan tali lalu Nayla di seretnya untuk duduk.
"Yaa.. Lepas!"
"Diam!" Seketika Nayla menciut terdiam di tempat begitu bentak kan Alex tepat didepan wajahnya.
Hanya diam dan ketakutan.
Menatap wajah Alex yang seketika menariknya dan Nayla duduk dengan tali yang cepat mengikatnya di kursi.
"Lepas." Seketika selesai terikat Alex mencengkram dagu Nayla.
"Dengar.. Aku tak mau lepeaskanmu karena kau sangat sombong dan kau membuat seolah kau ridak bersalah, kau! Berisik."
Nayla terdiam.
Wajahnya kembali kesal tangannya berusaha melepas ikatan tapi, Alex sudah menutup pintu kembali dan pergi dengan mobilnya menitipkan Nayla didalam gudang dengan di jaga kedua anak buahnya.
Dalam perjalanan menuju kantor Alex tiba-tiba melirik tas Nayla yang ia ambil dari pak Yon dan penasaran isi apa tas itu.
Setelah mobil aman di pinggir jalan Alex membuka dan mengeleda semua barang Nayla.
Menemukan semua barang penting dan saat melihat dua kartu pengenal Alex mengambil satu kartu identitas pengenal kewarganegaraan.
Mengambil ponselnya dan menghubungi asistennya. Beno yang baru saja keluar dari ruang miting menerima panggilan masuk dan segera mengangkatnya sambil berjalan menjauh dari ruang miting.
"Ya Bos."
"Cari tahu siapa Nayla..."
"Nayla yang mana Bos?"
Alex mendesah kesal seketika pesan masuk dari Alex di terima Beno.
Beno membulatkan matanya.
Seketika sambungan telpon terputus tanpa penutup pembicaraan.
Beno langsung bergegas sebelum Bosnya mengamuk tak jelas.
Bukannya Nona Darma akan di jodohkan dengannya pikir Beno sambil lengkah masuk lift.
Seketika menggeleng sendiri san menekan tombol lift naik ke lantai empat ruangannya.
Biar lah itu bukan urusan Beno, batinnya.
*
Nayla terus mencoba membebaskan diri dari ikatan dan terus sampai tangannya memerah sampai akhirnya terbuka dan itu belum dengan ikatan di kakinya.
"Sial... kenapa mesti harus bertemu orang gila. Kenapa dia selalu membuatku bersalah sih?
Aku tak tahu apapun, Tonic terluka itu bukan aku kenapa aku yang salah, Akh kenapa talinya sulit terbuka."
Di dalam Mobilnya Alex menatap dengan tatapan sulit di artikan dan seketika melihat foto Nayla di kartu identitas. Menatap kedepan sesekali seperti berpikir lalu melihat hasil dengan menatap foto Nayla.
"Ini tidak akan sulit juga tidak mudah."
Alex tiba-tiba merasa ia akan sangat berhubungan dengan Nayla.
*
Di tempatnya kini Nenek dari Alex menerima seorang tamu cantik.
Sebuah mobil hitam terparkir di halaman dan menurunkan seorang perempuan dengan hells runcing warna hitam dengan rambut bergelombang di gerai cantik bahakan angin menambah kecantikan di wajah dan seluruh tubuhnya. Pakainnya formal seperti wanita karir yang sukses kaca mata hitamnya bertengger manis di hidungnya dan seketika tangan kanannya bergerak menurunkan dan melihat rumah yang ia datangi.
Bibir dengan lipstik merah merona itu tertarik salah satu sudutnya tersenyum seperti punya ide licik yang cemerlang.
Sambil menatap kedepan ia berjalan melangkah dengan sangat anggun mendatangi teras sampai ke pintu masuk ia melepas kaca matanya dan seketika pintu di buka dua orang yang di tugaskan menunggu kedatangannya.
Saat di persilakan masuk ia menatap seluruh interior rumah begitu pula pajangan di lemari besar dengan pintu masuk yang entah keruangan mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments