Malam harinya aku tidak bisa tidur. Aku memikirkan bagaimana cara menjelaskan semua ini keempat pacarku. Otakku bekerja sangat keras.
Yang pertama Rika. Gadis manis itu, sangat mencintai dan menyayangiku dengan tulus. Kuakui dia sosok yang baik dan perhatian, dengan susah payah juga aku mendapatkannya.
Kakek Rika merupakan sosok yang tegas dan berwibawa. Tak seorang pria pun lolos darinya. Mustahil ada pria yang bisa membawa dia keluar apalagi memacarinya.
Banyak sekali yang gagal mendekati Rika, tak mudah menaklukkan keras kepala kakeknya.
"Mau apa kamu kesini"
Belum sempat aku mengucapkan salam, dengan nada marah seorang pria paruh baya, berperawakan tinggi besar menghardiku, seraya bangun dari tempat duduk yang terbuat dari bambu. Replek ditaruhnya juga koran harian yang sepertinya dari tadi dia baca.
"Assalamualaikum pak Haji, neng ada??? Sahutku dengan santainya, saat dia melangkah mendekatiku.
"Ada urusan apa kamu sama si nenk" Sahut beliau dengan ketusnya.
Sikap kerasnya tak membuatku gentar.
" Ada sedikit keperluan Pak Haji"
"Kamu orang mana??? tanyanya lagi dengan ketus.
"Saya tinggal di dago , Saya cucu Pak Haji Ghafur"
"Oh, cucu nya Pak Haji Ghafur, kenapa ga bilang dari tadi. Dia itu Guru saya di perguruan silat, Saya ini salah satu murid kesayangan beliau. Ayo masuk masuk, si nenk ada di dalam ". Nadanya tiba-tiba merendah, kumis mentereng yang tadi seolah naik ke atas tiba-tiba turun ke bawah.
"Pak Haji aku mau minta izin untuk membawa neng ikut acara tahun baru di bumi perkemahan Rancaupas" kataku to the point
"ya boleh boleh, punya uang ga? udah belanja untuk masak masaknya????" Timpa beliau ramah, sikapnya berubah 180 derajat.
Hahahahaha.....
Aku tidak bisa menahan tawaku, kejadian lucu itu selalu bisa membuat ku tertawa terbahak bahak.
Untuk sejenak aku bisa tertawa. tapi, bagaimana aku besok??Habislah aku.
*****
Pacarku yang berikutnya adalah Ayu dan Dela, mereka berdua bersaudara, ibunya Ayu dan Ibunya Dela kakak beradik. Dan sebenernya aku masih ada ikatan saudara dengan mereka, karna kakek mereka dan kakeku juga kakak beradik. Mungkinkah ini bakat terpendam atau ketololanku, bagaimana bisa aku memacari dua saudara dalam satu waktu, tanpa mereka tau satu sama lain.
Ayu dan Dela mempunyai perasaan yang sama terhadap ku. Namun betapa bodoh dan tololnya aku, aku menganggap mereka sebagai pengisi waktu disaat Rika tidak ada disampingku.
Dan yang terakhir namanya Delia. Hubunganku denganya cukup unik. Dari sejak SD sampai SMA hubungan kami putus nyambung seperti listrik.
" yaa Allaah Aku bingung harus bagaimana"
*****
Keesokan harinya aku memberanikan diri datang kerumah Rika terlebih dahulu.
" tok tok tok Assalamualaikum "
Terlihat gadis cantik, bertubuh mungil membukakan pintu, rambutnya yang panjang terurai menutupi sebagian dadanya.
" Waalaikum Salam" sayang aku kangen banget sama kamu "
Rika memeluk dan menciumku dengan bibirnya yang tipis, rasanya lembut mendarat dikeningku, sesekali dia menatapku dengan matanya yang sayu.
" tumben pagi pagi sudah kerumah "
" kangen yaa "
Mendengar rika begitu, aku semakin panik untuk menyampaikan maksud kedatanganku.
" aku mau nikah Rika "
" apa??? Nikah!! " Hahaha
" ada ada aja kamu a, ini masih pagi wooy "
" bercandanya gak asyik tau a, baru 6 bulan kita lulus SMA"
" lagian kalo Ia, aku belum siap a, kakek pasti melarangku, kakek gak bakalan ngizinin aku nikah sebelum aku lulus kuliah "
" Aku bukan ngajak kamu nikah Rika, dalam waktu dekat ini, aku akan segera menikah dengan orang lain "
Plaaak
Mendengar itu dari mulut ku, tamparan keras mendarat dipipiku yang cabi.
" kamu bohong kan a, aku ini salah denger kan? " sambil sesekali memukul mukul dadaku yang bidang dengan tangannya yang mungil.
Pukulan itu tak sedikitpun menyakiti tubuhku. Tapi air mata yang membasahi pipinya membuat hatiku sakit.
" ayo jawab a, apa maksud dari semua ini a? "
" kamu datang pagi pagi gini, terus kamu bilang kamu mau menikah dengan orang lain, kamu gila a?? "
" kamu jahat banget a "
Melihat Rika seperti itu, aku berusaha menjelaskan sedetail dan sejelas jelasnya. Kuceritakan kembali pertemuanku dengan Tresha dipesta pernikahan bibi, kuceritakan pula, aku dituduh selingkuh dengan bibinya Tresha.
" ini bukan kemauanku ka, ini semua terjadi begitu saja "
" semua yang terjadi diluar rencana dan keinginanku ka, aku harap kamu mengerti.
Mendengar semua alasanku, Rika menghela nafas dalam dalam, hidungnya yang mancung memerah karena gesekan tangannya ketika mengusap air mata yang menetes di sekitar area hidungnya. Kulitnya yang putih seketika pucat pasi menahan amarah yg tersendat dibenaknya, terlihat jelas kekecewaan di raut muka dan gestur tubuhnya. Dengan berat hati akhirnya Rika mengikhlaskanku menikah dengan Tresha.
" ijinkan aku memeluk dan mencium aa untuk yang terakhir kali ya a?? "
" Aku sayang aa " tapi apa daya ku a"
" entahlah, Aku tak mengerti a, Aku bingung, sakit, kecewa" " tapi ini sudah kehendak Allaah "
" kalau semua itu membuat aa bahagia, Aku rela a, Aku juga ikut bahagia "
" satu lagi a, aku mau menjadi saksi pernikahan aa "
" Aku mau menjadi saksi kebahagiaan orang yang aku cintai, meskipun hatiku sakit, tak mengapa a "
Mendengar Rika berkata seperti itu, kupeluk dan kucium dia untuk yang terakhir kalinya. Tak terasa air mataku menetes, teringat saat saat Indah bersamanya.
*******
Breng, Breng, Breng.....
Kutancap gas dengan kecepatan tinggi. Aku tak ingin menyesal diakhir, ketika harus kehilangan Ayu dengan cara yang tak wajar.
Ku dengar kabar dari kakaknya Ayu, bahwa Ayu ingin mengakhiri hidupnya setelah tau aku akan menikah.
Aneh, ku pikir darimana kakaknya ayu tau aku akan segera menikah.
Setibanya di rumah Ayu, terlihat Ayu dengan rambut ikal yang acak acakan, matanya yang sipit bengkak karena menangis.
" Mau apa kamu kesini?? "
" sadar gak a, kabar itu menyakiti aku "
" aku tuh sudah terlanjur sayang aa, apa selama ini aa mempermainkan aku a"
Dengan nada marah ayu menyerangku. Melihat Ayu seperti itu, ku peluk untuk menenangkannya. Dengan perlahan kujelaskan semua, sama seperti yang kujelaskan kepada Rika. Dia terisak di pelukanku. Tanganya yang penuh dengan irisan pisau kater terkulai seolah ragu untuk membalas pelukanku, mungkin ini terlalu sulit untuk dia mengerti dan terima. Tapi keadaan memaksanya untuk mengerti dan mengikhlaskanku.
Ketika aku beranjak pergi, Ayu menarik dan menggenggam tanganku kedekat mushola yang sepi, aku dan Ayu melewati gang sempit dekat rumahnya, didorongnya aku ketembok mushola, dengan agresifnya ayu menyerang mencium bibir, dan menjambak rambutku dengan penuh hasrat.
" ini ciuman dan pelukanku yang terakhir a "
" aku takan pernah merasakannya lagi seperti biasanya "
" maafin aku a "
*******
Hari sudah menjelang maghrib. Baru saja aku menaiki motor tuaku untuk pulang, terdengar seseorang memanggil namaku dari belakang, dan suara itu tidak asing ditelingaku.
" Achsand tunggu "
Aku menengok, ternyata itu kakaknya Dela.
" ya Tuhan apalagi ini?? Ini hari yang melelahkan untuku Tuhan "
" Ada apa kak "
" Achsand sebelum kamu pergi, kakak minta kamu temuin Dela dulu gih "
" apa benar selentingan kabar bahwa kamu akan segera menikah itu benar adanya?? "
Hatiku bertanya tanya dari siapa kakak dan Dela tau aku akan segera menikah! Tapi yaa sudahlah itu gak penting, toh, nanti semua akan pada tau. Akupun menyeberang jalan dari rumah Ayu kerumah Dela.
" sore Dela "
Setibanya di halaman rumah Dela, tanpa banyak bicara, dia menghampiriku, kemudian menamparku dengan sangat keras, dengan postur badannya yang tinggi, ditambah dia atlet taekwondo bagian rahang pipi kiriku terasa sangat sakit.
Segera kuraih tangannya, mengandengnya ke dalam rumah, meski dia berusaha berontak melepaskan genggamanku. Aku tetap bersikeras. Kemudian kujelaskan semua seperti yang kujelaskan kepada Rika dan Ayu. Setelah kurasa dia lebih tenang.
Kulitnya yang putih, berubah memerah menahan amarah, sesekali dia membetulkan rambut panjangnya yang acak acakan, setelah berusaha berontak saat kubawa ke dalam rumah.
Sampai akhirnya dia menerima dan mengikhlaskan aku menikah dengan Tresha. Tak lupa dia memberikan jam Tangan G-shock sebagai kado pernikahanku yang sudah Ia siapkan setelah Ia tau aku akan segera menikah.
" maaf a, Aku gak bisa datang ke pernikahan aa "
" ini terlalu sakit buat Dela a "
" selamat yaa a, semoga sakinah mawadah dan warahmah "
Akupun pergi meninggalkan Dela dengan sebuah kecupan dikening Dela, disertai Dela yang memakaikan jam tangan disebelah kiriku. Kami berdua saling bertatapan, dela memegang tangan dengan erat ketika aku mau beranjak pergi, dengan wajah sembab berlinang air mata Dela melepaskan kepergianku.
*******
Sepulangnya dari rumah Dela, ku gas motorku sekalian kearah rumah Delia, dipersimpangan jalan ada suara telpon masuk, aku berhenti dan melihat hp, ternyata nomer ayah, lalu kuangkat telpon. Ternyata Tresha yang menelepon dari hp ayahku. Tresha menanyakan warna jas untuk hari pernikahan, dengan lemas Aku jawab
" terserah Tresha , Aku ngikut aja "
" semua yang Tresha suka aku oke oke aja "
Setelah menutup telpon dari Tresha, aku pergi ke warung dipersimpangan untuk sekedar merokok dan meminum kopi sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah Delia. Aku termenung memikirkan kejadian hari ini, terbayang wajah Rika, Ayu, serta Dela.
Terbayanglah dosa dosaku terhadap mereka, terkhusus untuk Rika yang mencintaiku dengan tulus yang kuselingkuhi dengan tiga wanita sekaligus.
Kuminum kopi hingga tetes terakhir, kubuang rokok hisapan terahirku, lalu aku melanjutkan perjalanan terakhir menuju rumah Delia.
Sesampainya disana, adzan isya berkumandang. Kuparkirkan motor di halaman mesjid yang jaraknya deket dengan rumah Delia, Aku masuk toilet masjid, segera wudhu dan menunaikan solat berjamaah.
Setelah selesai sholat, aku keluar dari masjid, terlihat gadis berkerudung hitam diatas motorku, lesung pipinya seolah menggodaku.
" cie cie yang mau nikah "
" aku mau dikemanain a "
Lagi lagi aku di bikin aneh, darimana Delia tau aku mau menikah! seperti halnya kakaknya Ayu, dan kakaknya Dela, tapi ya sudahlah pikirku, sambil masuk kerumah Delia.
Baru saja kulepaskan jaketku, Delia mendorongku sampai aku tersungkur di sudut kursi, dengan agresifnya naik kepangkuanku, duduk diatas kedua paha, mencium bibirku dengan sedikit gigitan , sesekali mengigit leher, menjambak rambutku, sampai sampai dia membuka kerudung dan bajunya. Aku berusaha berontak untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Selain itu aku takut ada orang di rumah selain Delia, Namun apa dayaku saat itu. disela sela keagresifannya saat itu.
" tenang a, di rumah gak ada orang a "
" Aku tau aa kesini mau apa "
" aa akan segera menikah kan a?? "
Aku diam seribu bahasa, namun Delia melanjutkan keagresifannya dengan barbar, terdengar suara kursi dan meja yang bergeser akibat gerakan gerakan kami.
" Yaa tuhan maafkan aku "
setelah adegan barbar dan frontal itu selesai, aku minta dibawakan segelas kopi, kunyalakan cricket dengan sebatang rokok di tangan kiriku. Kujelasakan alasan mengapa aku akan segera menikah, reaksi Delia tidak sama dengan Rika, Ayu serta Dela. tidak banyak kata yang yang terucap dari mulut Delia saat aku menjelaskan maksud kedatanganku, lalu akupun pergi pamit untuk pulang.
" Semoga acaranya lancar yaa a " dengan mimik muka menggoda " diakhiri kecupan mendapat dikeningku, akupun pulang kerumah..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments