Ch. 2

22 Tahun Kemudian...

Seorang wanita cantik terlihat gemetar sambil memandangi Alfian. Ia berusaha mati-matian agar air matanya tidak luruh.

"Ka…kamu nggak bisa mutusin aku kayak gini." Ujar wanita tersebut disertai dengan buliran bening yang mulai menetes.

Alfian menyesap champagne dan meletakkan gelasnya dengan tenang.

"Bisa, dan keputusan itu tidak berubah."

"Nggak!" Wanita tersebut mulai histeris. Dan hal itu menarik perhatian beberapa pengunjung restoran. "Aku cinta banget sama kamu. Dan aku tahu kamu juga…."

"Kapan aku bilang cinta sama kamu?" Potong Alfian dengan dingin.

Wanita tersebut langsung terdiam. Selama tiga minggu ini, Alfian memang tidak pernah mengucapkan cinta padanya. Sejak awal, ia yang menyatakan cinta. Alfian hanya tersenyum samar dan kemudian membalas ciumannya.

"Jangan pura-pura naif, Sima. kamu tahu sepak terjang ku kan?"

Sima mencengkram erat ujung dress-nya. Air matanya sudah jatuh tanpa bisa ditahan lagi. Ia tahu Alfian adalah seorang playboy. Namun masih saja ia dengan sengaja mendekati pemuda itu kemudian menyerahkan hatinya dengan mudah. Selama tiga minggu ia yang aktif mendekati Alfian, pemuda itu hanya mengikuti alur yang Sima ciptakan.

Bagi Alfian, tiga minggu adalah rekor baru. Sebenarnya ia sudah ingin memutuskan wanita di depannya sejak lama. Namun karena banyaknya pekerjaan, ia sampai lupa jika memiliki kekasih yang harus diputuskan.

Oleh sebab itu, dilihat dari bagaimana wanita di depannya menangis. Alfian yakin Sima pasti tidak akan menyangka akan bernasib sama dengan wanita yang lain. Karena biasanya yang lain hanya akan bertahan satu sampai dua minggu saja, namun Sima berhasil menjadi kekasih Alfian selama tiga minggu.

"Aku benar-benar nggak mau putus sama kamu Fian." Lirih Sima lagi.

Alfian tersenyum sinis, ia menenggak habis champagne miliknya kemudian berdiri. Pemuda itu pun pergi tanpa berkata apapun lagi. Begitu tiba di depan kasir, ia segera mengeluarkan smartphone miliknya dan memindai barcode untuk membayar tagihannya.

Hati pemuda itu dipenuhi dengan kepuasan. Satu lagi wanita berusia 30-an yang berhasil ia sakiti.

💔💔💔

Didalam sebuah lift bangunan apartemen mewah, seorang gadis mencengkram tali tas pakaian miliknya dengan kuat. Ia merasa begitu gugup.

"Desi, kamu gugup?" Tanya perempuan yang berdiri di sampingnya.

Desi tersenyum kecut, jantungnya bertalu-talu. "I..iya Mbak."

"Kenapa? Katanya sudah sering kerja begini."

Desi menunduk dan tersenyum malu. "Nggak tahu nih Mbak, kali ini rasanya beda."

Perempuan yang membawa Desi tersenyum. "Mungkin karena beda kota aja."

"Kayaknya begitu Mbak." Jawab Desi pada akhirnya.

"Maaf kalau kamu bosan sama pesan Mbak ini. Tapi sudah kewajiban Mbak untuk mengingatkan karena Mbak sudah capek." Wajah perempuan itu tampak canggung. "Jangan menggoda Tuan Muda seperti yang dilakukan pendahulu kamu."

Saat memperingatkan Desi, wajahnya terlihat begitu serius. Wajar jika ia terus menerus memperingatkan tentang hal tersebut  Pasalnya, dalam dua bulan terakhir, ia sudah membawa lima orang asisten rumah tangga. Dan kelimanya berakhir dengan pemecatan karena menggoda Tuan Muda.

Keduanya keluar dan berjalan beriringan menuju salah satu unit apartemen yang berada di sebelah kanan. Gedung dengan delapan lantai itu hanya memiliki empat unit apartemen di setiap lantainya.

"Mbak Pratiwi, nggak salah pintu kan." Tanya Dewi saat keduanya berdiri di depan pintu yang bertuliskan 704 dan Pratiwi memencet bel yang tersedia.

"Nggak dong Desi. Mbak kan sudah sering kesini." Pratiwi tersenyum. "Ingat ya Des…."

"Haram hukumnya menggoda dan jatuh cinta sama Tuan Muda." Desi memotong ucapan Pratiwi.

Pratiwi mengangkat kedua alisnya. "Nggak gitu juga Desi."

"Harus gitu Mbak. Kalau nggak diharamkan nanti saya khilaf." Ucap Desi dengan wajah serius.

Pratiwi hendak membuka mulut untuk berbicara, namun pintu sudah terbuka.

"Kalian sudah datang rupanya."

Seorang wanita berusia pertengahan abad berdiri dengan anggun di ambang pintu. Penampilannya begitu sederhana, tanpa perhiasan yang mencolok maupun make up tebal. Namun auranya begitu kuat. Wanita itu terlihat begitu anggun di mata Desi dan Pratiwi.

"Selamat siang Nyonya." Sapa Pratiwi sambil sedikit membungkuk diikuti oleh Desi.

Namun siapa sangka, Nyonya rumah malah mengulurkan tangan dan mengajak berjabat tangan. Dengan kikuk Pratiwi serta Desi menyambut uluran tangan tersebut.

Darah Desi berdesir. Tangannya halus banget. Gumamnya dalam hati, seketika itu juga ia merasa insecure.

"Ayo masuk."

Desi berjalan paling belakang dalam iring-iringan tersebut. Sesekali ia mengangkat wajah melihat keadaan di dalam apartemen.

"Begini Nyonya Rara. Saya membawa asisten baru, sesuai permintaan Nyonya." Ujar Pratiwi. Meski sudah membuat janji untuk bertemu dan mengungkapkan maksudnya, menurut Pratiwi, akan lebih sopan lagi jika saat berjumpa Pratiwi kembali mengatakan maksud dan tujuannya.

Rara menatap Desi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ia mengangguk-anggukkan kepala sambil tersenyum.

"Ayo duduk dulu."

Pratiwi segera duduk, namun Desi terlihat bingung. Tidak mungkin ia duduk bersama mereka. Karena saat ini ia datang sebagai Asisten Rumah Tangga, berbeda dengan Pratiwi yang bekerja pada perusahaan agen penyalur ART untuk kalangan atas.

"Lho kok berdiri saja? Kenapa nggak duduk?" Tanya Nyonya Rara pada Desi.

Karena gugup dan bingung, akhirnya Desi duduk bersimpuh di lantai.

"Eee ee ehh!" Nyonya Rara dengan cepat berdiri dan memegang lengan Desi. Ia memaksa gadis itu untuk berdiri.

"Tempat duduk masih luas kok duduk di lantai sih. Ayo sini." Nyonya Rara menuntun Desi untuk duduk di sampingnya.

Wajah Desi semakin pias, karena menurut pengalamannya beberapa kali bekerja sambilan sebagai asisten rumah tangga. Tidak ada majikannya yang mau duduk bersama dengan asisten rumah tangganya.

"Kamu takut sama saya?" Rara membaca ketakutan di wajah Desi. "Saya nggak makan orang lho emm kita belum kenalan."

Nyonya Rara menarik tangan Desi dengan cepat. "Rara."

Karena gerakan yang begitu cepat, Desi tersentak kaget. "Rara." Ucapnya dengan cepat.

"Wah nama kita sama ya." Nyonya Rara tersenyum antusias.

"Eh?!" Desi bingung.

Sementara itu Pratiwi sudah menutup mulut dengan tangannya. Kegugupan Desi membuatnya ingin tertawa terpingkal-pingkal.

"Na..nama saya De…Desi, Nyonya." Ralat Desi dengan sedikit terbata.

"Ooo, Desi Ratnasari." Imbuh Nyonya Rara.

Desi otomatis mengangguk, namun sedetik kemudian ia tersadar.

"Buk…bukan Nya. Bukan." Kedua tangan Desi bergoyang-goyang di depan dada. "Nama saya, Desi Sasmita, Nyonya."

Nyonya Rara tertawa renyah. Sejak awal melihat Desi yang gugup, ia sudah ingin menggoda gadis itu.

"Kamu bilang apa sih ke Desi? Kok dia gugup begini?" Nyonya Rara berpaling pada Pratiwi dan bertanya.

Pratiwi mengingat-ingat sejenak, apa yang sudah ia katakan pada Desi.

"Tidak ada yang aneh Nyonya. Saya hanya mengingatkan perihal Tuan Muda." Jawab Pratiwi dengan jujur.

Nyonya Rara mengulum senyum. "Oo itu." Nyonya Rara menatap Desi lagi. "Intinya dia tidak suka perempuan penggoda. Kalau Desi memang butuh pekerjaan, maka bekerjalah dengan baik."

Desi menatap langsung ke arah mata Nyonya Rara untuk sesaat. Kemudian kembali menunduk dan mengangguk.

"Baik Nyonya, saya mengerti."

Dibalik kesan ramah dan hangat Nyonya Rara, ia tetaplah seorang majikan. Dan saat mengingatkan tadi, wibawanya sebagai orang yang memiliki kuasa, begitu terasa. Desi jadi semakin kagum dengan majikannya ini.

"Ayo, saya akan ajak kamu berkeliling melihat semua ruangan di dalam unit apartemen ini." Nyonya Rara segera berdiri diikuti oleh Desi dan Pratiwi.

...****************...

Terpopuler

Comments

As3

As3

mampir nih aku Thor semoga bagus ya dan ga bertele-tele spt karyamu yg dulu. wanita tangguh jg kan ini ceritanya

2023-02-25

1

Nurul Maninten

Nurul Maninten

kesan pertama baca langsung syukak...

2023-01-28

2

AdindaRa

AdindaRa

Ceritanya emang beda kayak yang lain. Keren dan menarik kaaak 😘

2023-01-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!