"Sudah pulang mas?" tanya Naya pada Randy yang terlihat lelah.
"Iya sudah. Dimana Yara?" Yara mencari putrinya.
"Di kamar mas" Randy langsung masuk ke dalam kamar putrinya dan melihat Yara sedang mengotak atik ponselnya.
"Lain kali kalau kamu masih membangkang, papa yang akan menjemput kamu lagi" ancam Randy. Yara yang masih punya rasa takut tidak menjawab apapun ucapan Randy
***
"Bagaimana kondisimu Lettu Rivaldi Alfario?" Tanya Komandan bernama Suherman
"Ijin.. sudah lebih baik" Jawab Rival dengan tegas.
"Kamu ini terlalu berani mengambil resiko. Lain kali bawalah pendamping. Jika ada bahaya seperti ini bisa saling cover" Ucap Suherman.
"Iya om" Rival memang keponakan Suherman. Selama ini memang Suherman menggantikan tugas orang tua Rival sejak mereka meninggal dunia.
Rival mengingat gadis yang menolongnya dari pelabuhan hingga sampai rumah sakit. Tak hentinya gadis itu berbicara dan ketakutan saat melihat darah.
"Gadis bodoh" batin Rival.
"Kamu kenapa Val?" Tanya Suherman yang melihat keponakannya melamun.
"Kemarin yang membawaku kesini seorang gadis khan om? Siapa dia?
"Oohh.. tanyakan pada Zein. Sepertinya dia kekasih Zein!" perintah Suherman.
***
"Tolong katakan pada kekasihmu, aku berterima kasih atas pertolongannya" ucap Rival.
"Siap bang" Zein tak ingin menjelaskan apapun pada Rival.
"Kapan abang pulang? Biar saya jemput!" Tanya Zein.
"Besok, tapi tiap dua hari sekali harus kontrol" jawab Rival.
"Kenapa cepat sekali bang?"
"Saya yang minta, bosan saya disini" Rival menunjukkan wajah memelas.
"Baiklah kalau begitu bang"
***
Pagi hari Zein sudah menjemput Rival untuk menuju mess mereka. Mess khusus perwira. Saat berada dalam perjalanan Zein melihat Yara yang akan berangkat menuju hotel tempatnya bekerja sedang di bonceng oleh Tony. Wajah Zein berubah menjadi sangat geram.
"Kalau kamu mau mengejar pacarmu tidak masalah" Rival melihat raut wajah yang sangat kesal pada Zein.
"Tidak bang. Biarkan dia" Jawab Zein datar.
"Kejarlah sebelum terlambat, itupun kalau kamu sungguh mencintainya. Jangan biarkan lelaki lain masuk dalam hidupnya"
"Pengalaman ya bang?" Zein meledek Rival. Rival hanya tersenyum kecut mengingat kisah cintanya yang cukup berliku.
"Yaa... bisa di bilang wanita itu adalah racun, tetapi juga obat. Obat jika dia sangat mengerti dirimu, kondisimu, profesimu. Racun jika dia mengkhianatimu dan tak mengerti akan dirimu" Rival berucap sendu membuat Zein tau kegundahan hati 'abangnya'.
"Insya Allah tidak semua adalah racun bang" Zein teringat akan kekasihnya Mutia. Wanita anggun dan sangat lembut jauh dari kata 'racun' bagi dirinya.
"Jangan bucin!" Rival memperingatkan karena melihat sosok Yara yang tidak bisa tenang.
"Abang nanti pasti akan merasakannya kalau sudah tepat merasakan namanya jatuh cinta yang sesungguhnya" ledek Zein. Rival kembali tersenyum dengan arti yang penuh tanda tanya.
***
Pagi hari berikutnya Rival sudah mulai dengan kegiatannya dan mengatur anak buahnya. Karena tubuhnya masih belum begitu pulih, Rival hanya mengarahkan saja dan tidak melakukan banyak aktifitas.
Lamat matanya memandang, ada seorang gadis keluar menuju ksatrian. Rival memperhatikannya tanpa berkedip. Zein melihat Rival sedang memandang Yara lalu menegurnya.
"Namanya Yara bang" Zein mengagetkan Rival.
"Eehh.. tidak.. saya hanya sekedar melihatnya saja" Ucap Rival tidak enak.
"Suka juga tidak masalah bang"
"Waahh.. kamu jangan jadi b******n ya! pacar kok di lempar sana sini" Zein yang mendengarnya terkikik geli.
"Ijin Dan.. Bisa minta tanda tangan perwakilan kompi?" Pertanyaan Randy yang memberi hormat memutus pembicaraan kedua perwira tersebut. Rival pun mengangguk. Zein hanya tersenyum kecut karena papanya terpaksa harus 'hormat' padanya.
"Iya pak, mana sini" Rival menerima map dari tangan Randy lalu menyerahkan lagi pada Randy setelah di tanda tangani. Randy kembali hormat pada keduanya.
"Proposal apa bang?" tanya Zein
"Diklat karyawan dari pariwisata" Zein sudah bisa menebak pasti Yara akan ikut dan tentunya Mutia pasti akan ikut juga karena Mutia adalah karyawan baru.
-------
"Kita ambil dari perwira dua orang, bintara empat orang dan tamtama sepuluh orang untuk mengawal diklat pariwisata" ucap Rival.
"Siap" jawab anggota serempak
Para anggota pun bersiap untuk acara diklat besok.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Irde Sembiring
prajurit rupanya
ok dech Thor
lanjutttt
2022-12-07
0
Happyy
💖💖💖
2022-09-20
0
Annisa
senang dengan karyamu thor...mengulik kehidupan seorang prajurit
2021-12-16
1