Dua minggu setelah pulang dari diklat Rival dan Zein sangat dekat bagaikan sahabat karib. Kali ini Zein ingin menjemput Mutia, tapi karena hari sudah malam tidak mungkin baginya meninggalkan Yara juga. Setelah berpikir beberapa lama akhirnya Zein mendapatkan ide.
"Apakah abang bisa bantu saya?" tanya Zein ragu
"Apa?" singkat Rival
"Saya mau menjemput Mutia, tapi Yara pulang malam juga dan tidak ada yang menjemput. bisakah saya titip Yara bersama abang? " pinta Zein memelas.
"Waaahh.. dasar adik durhaka" canda Rival.
***
Lumayan lama Rival dan Zein menunggu kedua gadis turun dari pekerjaannya malam ini. Tiba tiba tak disangka Tony datang saat Yara dan Mutia menuruni anak tangga keluar dari pintu sisi samping hotel tempat mereka bekerja. Begitu melihat Yara, Tony langsung ingin mencium dan memeluk Yara.
"Mas Tony, aku nggak mau" tolak Yara dengan nada tinggi mendorong Tony agar menjauh.
"Kamu itu pacarku, milikku, wajar kalau aku ingin menciummu. Lagi pula pacaran macam apa kita ini.. cium saja tidak pernah. Jangan jual mahal lah sayang" Tony nampak memaksa. Mutia mulai gemetar karena ketakutan.
Rival menepis keras tangan Tony. Mutia segera berlari dibelakang punggung Zein. Sedangkan Rival menarik tangan Yara agar berdiri di belakangnya.
"Jangan berani mengganggu Yara lagi" Rival memperingatkan Tony. Tony kesal dan mulai akan menyerang Rival.
"Apa hubungan kalian sampai harus ikut campur mengganggu kesenanganku?" Bentak Tony tanpa takut, jemarinya di genggam erat oleh Rival yang memelintirnya.
"Yang jelas, kalau kamu menyentuh Yara sedikit saja.. kamu akan habis di tanganku" Rival memberi penekanan.
"Huuhh.. ambil saja. Aku muak dengan gadis bodoh ini" Tony melenggang pergi dengan tampang tidak bersalahnya.
"Lihat itu, buka matamu. Pria seperti itu orang yang kamu banggakan??" Yara syok hingga bersimpuh tak percaya dengan perlakuan Tony.
"Itu karena aku tidak pernah memenuhi keinginannya" Yara masih berusaha membela Tony.
"Dengan cara apa? berciuman? Persetan dengan Tony itu" teriak Zein. Yara terlihat sangat ketakutan.
"Sudah.. kamu pulangkan Mutia. Ini sudah malam. Aku akan menjaga kakakmu. Nanti aku antar Yara apa kamu yang mengantarnya pulang? Tanya Rival
"Tunggu aku bang" jawab Zein.
------
Yara dan Rival duduk di taman tidak jauh dari area hotel. Yara terus saja menangis. Rival menatap gadis yang duduk di sampingnya itu dengan gemas. Hanya karena lelaki yang tak tau diri bisa membuat gadis ini menjadi bodoh.
"Sampai kapan kamu akan menangisi pria tak tau diri itu?"
"Aku sangat sayang padanya" Isak tangis Yara membuat suarany serak terbata bata.
"Apa kamu tidak bisa membedakan mana pria b*****k dan pria baik baik?" ejek Rival.
"Menurutku dia yang terbaik" jawab Yara
"Hmm.. kamu benar. Aku juga bukan pria baik. Sebelum jadi tentara hari hariku kuhabiskan berkencan dengan banyak wanita, minum minuman keras, berkelahi, balap liar dan ke club malam. Apa kamu puas mendengarnya? Karena aku ini adalah pria b******n maka aku tau pria macam apa dia" tegas Rival.
"Dia pria pertama yang aku cintai" ucap Yara.
"Apa aku bisa menggantikan posisinya di hatimu?" Rival berucap tanpa menoleh pada Yara.
"Tidak" jawab Yara tegas
"Kenapa? Masa laluku buruk??"
"Iya, Jangan mempermainkanku" Yara bersungut meragukan ucapan Rival.
"Seburuk apapun aku. Aku tidak akan bohong kalau soal perasaan" Yara tertawa mendengar ucapan Rival
"Sejak kapan pelatih punya perasaan?"
"Aku bukan pelatihmu lagi" Rival menatap Yara.
"Ok.. ok.. sejak kapan?" tanya Yara.
"Sejak aku tuli mendengarmu bicara" Kesal Rival.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Sari Ana
bukannya David cinta pertamanya ya??🤔🤔
2025-02-28
0
Yuni Wati
kalau sama tony cinta pertama ...gimana dengan leltu david raya...
2021-11-21
0
amalia gati subagio
what... suara cemoreng itu... 😈 lanjutkan... aku padamu dah thor 😜💖💚💛💙❤💜💪💪💪💪
2021-08-08
3