"Bee, ini aku. Kamu kenapa? Kamu mimpi apa? Istighfar, Bee." Raditya mendekati Riena sembari terus menekankan apa yang menjadi sumber ketakutan sang istri hanyalah bunga tidur semata. Jelas pria itu tidak tahu reaksi Riena kali ini adalah reaksi alami dari seseorang perempuan yang baru saja mengalami pemerkossaan atau kekerasan sekssual.
"Jangan mendekat! Aku ingin sendiri," lirih Riena. Lagi-lagi dia kembali menangis. Perempuan tersebut menenggelamkan wajahnya hingga dagunya nyaris menempel ke dada. Jelas Riena sedang tidak ingin menampakkan wajahnya pada orang lain.
Raditya benar-benar bingung dengan sikap Riena. Sepanjang usia pernikahan mereka, tidak sekali pun istrinya itu bersikap aneh, menangis atau terlihat sesedih sekarang. Riena bukan perempuan manja. Bisa dikatakan, istrinya itu cukup mandiri dalam segala hal. Pekerja keras, pintar, cekatan dan bisa diandalkan dalam segala urusan. Tentu saja sangat aneh bagi Raditya melihat Riena selemah ini.
"Apa ini bagian dari surprise yang ingin diberikan untuk perayaan anniversary kami?" batin Raditya, mencoba berpikiran positif. Karena tahun-tahun sebelumnya, Riena memang selalu memiliki cara yang unik untuk membuat acara anniversary mereka semakin berkesan.
"Bee ...," panggil Raditya. Kembali berusaha mendekati Riena.
"Biarkan aku sendiri, Ay. Istirahatlah di kamar yang lain." Suara Riena benar-benar terdengar sangat pelan.
Raditya bergeming pada posisinya. Dia berharap bisa mendapatkan jawaban dari raut wajah sang istri. Namun sayang, Riena sama sekali tidak menegakkan kepalanya.
"Please," pinta Riena. Menyadari suaminya masih bertahan pada posisinya.
Raditya akhirnya memilih untuk menuruti kemauan sang istri. Meski sama sekali belum tahu alasan dibalik sikap aneh Riena, Raditya lagi-lagi tetap mengajak dirinya untuk berpikiran positif. "Kamu pasti berharap aku marah, bee. Tidak akan! Aku akan ikuti permainanmu setenang mungkin," gumamnya.
Mendengar suara pintu ditutup, Riena perlahan menegakkan posisi kepalanya. Perempuan tersebut lalu kembali berbaring dan menyelimuti tubuhnya rapat-rapat. Dari mulutnya beberapa kali terucap istighfar dengan volume lirih nyaris tak terdengar.
"Ya Allah, berilah petunjuk pada hambaMu ini. Apa yang harus hamba lakukan?" doa Riena. Masih dengan posisi tubuhnya yang meringkuk rimpih.
****
Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi waktu Indonesia bagian tengah, tetapi Riena belum juga keluar kamar. Tentu saja hal itu membuat Raditya kembali dilanda kekhawatiran. Pria itu pun memutuskan untuk masuk kembali ke kamar sang istri dengan hati-hati.
Rupanya Riena masih tertidur. Kali ini Raditya tidak berusaha membangunkan atau menyentuh sang istri karena takut istrinya itu akan terkejut atau bereaksi seperti sebelumnya. Padahal, ingin rasanya dia merapikan rambut yang menutupi separuh bagian wajah Riena.
"Kamu kenapa, bee? Jangan membuatku takut? Kenapa sampai detik ini kamu belum mengucapkan doa anniversary kita seperti biasa?" tanya Raditya dalam hati sembari pelan-pelan duduk di tepian ranjang.
Tubuh Riena perlahan mengeliat diikuti suara rintih keluar dari bibirnya. Pilu menyiratkan kerapuhan. Betapa peristiwa semalam begitu kejam mengoyak jiwa dan raga Riena. Menyisakan luka dan trauma yang tidak biasa.
Raditya mengernyitkan keningnya. Pipi kanan istrinya terlihat jelas menampakkan jejak jari yang sangat kentara. Kulit putih Riena sangat sensitif, jangankan disentuh tangan manusia dengan kasar, gigitan nyamuk pun bisa meninggalkan jejak berhari-hari pada kulit itu.
Terlalu penasaran dan sudah tidak bisa menahan diri, Raditya menyentuh pipi Riena. Dari sana, dia mendapati suhu tubuh sang istri yang tidak biasa. Ingin memastikan lebih jauh, Raditya meletakkan punggung tangannya di leher dan kening sang istri.
"Jangan! Pergi! Jangan sentuh saya!" teriak Riena sembari mendorong tangan Raditya dengan kasar. Begitu merasakan ada orang yang menyentuh tubuhnya, dia langsung terbangun dan kembali menunjukkan reaksi ketakutan dan perlindungan diri yang berlebihan.
"Bee ini aku!" Kali ini volume dan nada suara Raditya sedikit meninggi. Di tengah tanya dan kekhawatiran, tentu saja dia sedikit kesal dengan reaksi Riena yang malah menolak kehadirannya.
Riena menatap sayu pada Raditya. Tatapan yang sungguh tidak biasa bagi suaminya itu. Meski bukan perempuan manja, Riena kerap sekali menggoda sang suami dengan tatapan nakal. Apalagi kalau sudah beberapa hari tidak bertemu, biasanya tanpa sungkan Riena akan memeluk dan menghujani Raditya dengan kecupan.
"Kamu sakit, Bee. Suhu badanmu tinggi loh! Kita ke dokter, yuk! Atau mau dipanggil kan saja?" Suara Raditya kembali direndahkan. Menunjukkan kesabaran yang selama ini memang melekat pada dirinya.
Riena menggeleng kuat sembari kembali menggenggam kain selimut di depan dadanya dengan posesif. Kilasan peristiwa menjijikkan semalam masih dominan melintasi isi kepalanya. Meski saat ini dia sedang berusaha membawa sedikit logika untuk memastikan apa yang seharusnya dia lakukan selanjutnya.
Raditya bukan hanya sekedar suami bagi Riena. Pria itu adalah sandaran sekaligus teman terbaik yang ia miliki. Sosok yang sangat bisa diandalkan. Namun, kali ini Riena ragu antara harus jujur atau tetap menyimpan rapat semua sendiri.
"Bee, ada apa sebenarnya? Kenapa pipimu memerah? Ada yang menyakitimu? Siapa?" Raditya menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Riena. Tetapi perempuan itu pun melakukan gerakan yang sama agar jarak di antara mereka tetap terjaga.
Riena menaikkan selimut hingga menutup tubuhnya sampai ke bagian hidung. Menyisakan mata sayu yang masih terlihat. Raditya semakin bingung. Kali ini dia meyakini sikap dan perilaku istrinya sama sekali tidak ada berkaitan dengan kejutan anniversary.
"Aku pesankan makan, ya? Mau bubur? Kalau tidak mau ke dokter, setidaknya kamu harus makan, Bee. Katakan apa yang kamu keluhkan. Biar aku carikan obat. Kalau kamu tidak mau ngomong, mana mungkin aku bisa tau." Raditya mengatakannya dengan sangat hati-hati.
Riena menganggukkan kepalanya. Melihat Raditya menunjukkan perhatian dan kesabaran menghadapi sikapnya, membuat Riena merasa semakin gamang. Jika dia pergi, alangkah bodohnya melepas suami sebaik Raditya. Namun, jika dia bertahan, dirinya yang hina dan ternoda tentu sudah tidak pantas lagi bersanding dengan pria sebaik Raditya.
"Aku tinggal sebentar." Raditya melangkahkan kaki meninggalkan kamar.
Kata-kata si pemerkosa kembali terngiang di telinga Riena. Dia reflek menutup kedua lubang telinganya. Entah bagaimana bisa mulut pria laknat itu begitu fasih menyebut namanya dan juga nama Raditya. Seakan pria itu sudah mengenal mereka dengan baik.
Riena masih tetap pada posisi meringkuknya ketika Raditya memasuki kamar dengan membawa semangkuk bubur yang dipesannya dari resto cottage. Tampak juga obat penurun panas di tangan pria tersebut.
"Taruh saja di meja, aku makan nanti," pinta Riena.
Raditya menggelengkan kepalanya. "Tidak ada nanti. Sekarang kamu makan. Aku yang suapi. Kalau kamu tidak bisa duduk, aku bantu meninggikan bantalmu." Meski kata-katanya tegas, Raditya mengucapkannya dengan lembut sambil meletakkan terlebih dahulu bubur dan obatnya di atas meja. Lalu dia berniat membantu Riena untuk bersandar.
"Jangan! Aku sendiri saja," tolak Riena begitu Raditya ingin mendekat.
Raditya menarik napas dalam. Sungguh dia dibuat kebingungan dan juga berpikir keras dengan sikap Riena saat ini. Jelas di luar kebiasaan. Tidak hanya secara sikap, secara fisik pun Raditya semakin menaruh curiga pada perubahan sang istri.
"Auw ...." Riena tiba-tiba merintih kesakitan ketika menggunakan satu tangan untuk tumpuan.
Mendengar dan melihat Riena kesakitan, Raditya langsung dengan sigap membantu. Namun, saat Raditya memegang pergelangan tangan istrinya, reaksi tidak terduga dari Riena kembali membuat Raditya tercengang.
"Jangan sentuh aku! Aww..." Riena menarik tangannya dengan kasar hingga membuat dirinya sendiri merasakan kesakitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
dsifadian
Jujur aja Rei, jangan takut. Kalau Aditya benar-benar mencintaimu, pasti dia akan menerimamu dan mencari tau siapa pelakunya...
2023-02-13
0
@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐
Semoga Radit masih mau nerima Reina 😭
2023-02-12
0
@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐
Ketahuan nya dari bekas tamparan di pipi Reina 😶
2023-02-12
0